Minggu, 11 Juli 2010

,

Tentang Perasaan

Salam, Pembaca!

Saya baru saja selesai membuat 'surat cinta' yang setelah saya pikir-pikir malah terdengar seperti curhat. -____-
Tapi ya sudahlah, toh surat cinta itu tidak akan saya serahkan pada siapa-siapa, ^^ melainkan akan saya posting disini agar semua orang bisa membacanya. Haha.

Saya juga baru saja selesai marah-marah di atas laptop saya, dalam hal ini, mengetik tulisan bernada marah-marah, sungguh saya sedang dilanda kemarahan yang teramat sangat sejak dulu, hanya saja saya tak tahu bagaimana melampiaskannya. Saya sungguh tak ingin melukai dan merugikan orang lain, lebih baik saya melukai dan merugikan saya sendiri. Misalnya saja, membanting ponsel Sony Ericsson Z530i saya yang sudah bocel-bocel ke kasur - bagaimanapun saya tetap menyayangi ponsel yang sudah saya miliki sejak masuk SMA itu. Well, terkadang saya kurang beruntung, ponsel itu memantul di kasur dan menabrak dinding, namun saya tidak akan peduli, saya akan keluar kamar dengan perasaan marah menguasai benak saya, menutup - menarik tirai di pintu kamar saya dengan keras, tidak membanting pintu kamar, tentu saja, saya tidak mau merugikan orang lain, kan?

Setelah saya baca ulang tulisan marah-marah saya, saya jadi ketawa-ketawa sendiri. Apa yang saya pikirkan waktu menulis itu? Benar-benar kejam saya menulisnya. Dengan capslock dinyalakan dan kalimat-kalimat bernada kesal, jengkel, sebal, marah. Tentang iri hati saya pada seseorang. Tentang perasaan sensitif saya yang diacak-acak. Tentang perasaan cemburu saya. Benar-benar immature.

Tapi, hello, tolong mengerti saya. Saya capek meminta, memohon, untuk diperhatikan. Untuk dianggap, untuk dihargai, untuk didengar.

Begitulah perasaan saya yang saya pendam selama ini. Memang sakit sekali rasanya kalau terus memendam perasaan tanpa dilampiaskan. Dan maksud saya benar-benar semua perasaan yang bisa manusia miliki: kesal, sedih, gembira, jengkel, dendam, semuanya. Dan saya terus memendam perasaan jengkel saya sampai max, dan akhirnya saya tak tahan. Entah bagaimana caranya agar perasaan jengkel saya keluar semua tanpa perlu merugikan orang lain. Meskipun, saran salah seorang sahabat saya yang paling baik, untuk pergi ke tempat sepi yang jauh dari keramaian kota dan saya berteriak sepuasnya disana, bagus juga. Hanya ada dua masalah. Dengan siapa saya akan pergi? Dan adakah tempat itu di kota saya?

Kalau saya diminta mendeskripsikan perasaan saya dalam sebuah lagu, saya akan langsung memilih DAVID ARCHULETA - DESPERATE. Lagu ini benar-benar cocok sekali dengan perasaan saya. Cobalah dengar lagunya dan baca liriknya, niscaya kamu akan mengerti. ^^

Oke, saya sudah menghela napas panjang karena lelah dengan semua ini, jadi sekarang...

Happy reading! :))

R.A.

0 komentar:

Posting Komentar