Minggu, 11 Juli 2010

, ,

Detik Berharga

Salam, Pembaca!

Tulisan ini salah satu renungan saya waktu kelas tiga SMA (entah kenapa selama kelas tiga SMA ini saya sering banget merenung dan bikin puisi-puisi tanpa makna ==a). Mungkin karena saya merasa inilah saat-saat terakhir saya bersama-sama dengan teman-teman sekelas saya yang sudah bersama selama hampir 3 tahun.
Happy reading! :))

>>
Setiap detik adalah berharga.

Yeah. Semua orang tahu hal itu. Bagiku, setiap rintik gerimis pun berharga. Sebab, rintik gerimis merepresentasikan butiran-butiran air mata yang meleleh turun oleh karena kenangan yang terlalu indah untuk dilupakan.

Atau, terlalu pedih untuk diingat?

Tiap detik yang dilewati bersama, berharga. Karena tak akan terganti untuk selamanya. Semuanya, terangkum jadi satu. Canda. Tawa. Gembira. Senang. Susah. Sedih. Tangis. Marah. Senyum. Semua dilalui dengan cara yang indah. Bermakna.

Cerita tentang semua. Bagiku, hanya merekalah pengisi cerita-cerita itu. Pencerita-pencerita itu. Pembuat merekahnya senyum itu. Dan tak akan habis dimakan oleh waktu.

Dan tentang dia?

Apa aku munafik? Atau, aku mencoba mengingkari takdir? Atau, menghabiskan waktu bersembunyi dari cinta? Cinta yang tak murni, tak abadi, dan buat sakit hati? Sebab cinta manusia tak pernah abadi. Murni, mungkin, tapi pasti buat sakit hati.

Dalam keraguan aku selalu bertanya. Apa aku bisa percaya akan senyuman? Senyuman yang memberikan kebahagiaan, mengirimkan harapan, dan membawakan impian? Tanyaku bukan pada ketiganya, tetapi pada senyumnya. Apakah semua itu nyata? Bisakah aku percaya?

Mengenang semuanya, menyenangkan, tetapi juga menyedihkan. Bisakah terulang lagi? Kapankah terulang lagi? Akankah terulang lagi? Tak berani untuk menebak, tetapi tak juga berhenti berharap.

Karena saat-saat menyenangkan itu, ukiran cantik dalam hati kita. Bukan hanya bayangan semu, namun nyata, tergambar jelas, tegak lurus, dan diperbesar dalam cermin memori kita. Cermin yang selalu memantulkan kejujuran, suka atau tidak.

R.A.

0 komentar:

Posting Komentar