Senin, 24 November 2014

, ,

Sebuah Kisah Klasik Tentang Cinta

Saya tak pernah merasa ingin jatuh cinta lagi. Rasanya saya nyaman-nyaman saja dengan keadaan seperti ini, tanpa perlu menghabiskan waktu berlama-lama menangis di depan laptop, atau di dalam bantal.
Karena, setelah mendapat teguran dari teman-teman saya, saya jadi sadar bahwa hidup saya tak melulu tentang cinta. Mungkin buat perempuan lain, iya, tapi, saya punya kehidupan normal di luar sana, atau bahkan, kehidupan virtual di imajinasi saya.
Yang, sebenarnya, tidak ada cinta pun, tak apa-apa.
Cinta yang saya maksud adalah tentang pasangan hidup. Tidak, bukan pacar. Tetapi pasangan hidup. Yang telah berkomitmen untuk hidup bersama.
Pemikiran mengenai cinta yang satu ini mulai merajalela di otak saya sejak saya tersadar dari jatuh cinta saya yang menyakitkan, dan teman-teman di kehidupan sosial saya yang sudah menemukan teman hidupnya untuk selamanya. Menikah, maksud saya.
Yang saya tahu setelah itu, cinta tidak sekedar sayang-sayangan atau papah-mamah-an sebelum menikah. Cinta itu tidak sekedar mengumbar perasaan di depan umum. Cinta itu tidak sekedar galau berkepanjangan setelah diputusin pacar. Cinta itu tidak sekedar duduk berdua dan merasa dunia milik berdua.
Cinta tidak sedangkal itu sampai dua orang yang sedang dipisahkan jarak dan waktu menjadi bosan satu sama lain. Cinta tidak sedangkal itu sampai dua orang yang belum menikah melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan.
Tidak sedangkal itu.
Jauh, jauh lebih dalam.
Kalau saja banyak yang mau menyelaminya.

* * *

Saya ini sebetulnya orang yang gampang jatuh cinta, apalagi kalau tampang orangnya mumpuni. Tanya saja teman-teman dekat saya, mereka pasti menyebutkan lebih dari satu orang kalau ditanya siapa orang yang sedang saya taksir. Naksir loh, ya, bukan jatuh cinta...
Orang yang saya taksir sih, banyak! Sebagian tersebar di kampus saya (hahaha).
Tapi saya yakin betul bahwa saya memang cuma naksir. Cuma “suka” dan “penasaran”. Tidak sampai nangis-nangis dan galau-galauan.
Karena saya tahu definisi cinta bagi saya adalah: mendoakan orang yang dicintai agar selalu bahagia dan diberi keselamatan. Mau caranya bagaimana kek, yang penting dia senang. Gitu aja. Hehehe.
Ada banyak cara yang dikasih Tuhan biar bahagia (salah satunya dengan mematuhi perintah-Nya, tentu saja), dan salah satu yang saya pilih adalah dengan melihat orang yang saya cintai bahagia. Bahagia dengan cara apa saja. Termasuk, bahagia dengan orang yang dikasihinya.
Realistis saja, saya sih capek memikirkan orang yang sudah punya pacar. Apalagi istri. Untungnya sih, saya tidak pernah jatuh cinta sama orang yang sudah punya istri.
Masa sih mau mendoakan mereka putus? Enggak kan. Rasa kemanusiaan saya masih ada.
Jadi, atas nama cinta, berbahagialah!

* * *

Cerita-cerita mengenai orang yang saya taksir, kalau diingat-ingat, rasanya kekanakan sekali. Cuma gara-gara melihat penampakannya dari kejauhan, hati ini rasanya langsung berhenti berdetak. Apalagi kalau sampai berpapasan.
Yang lebih parah lagi kalau dua pasang mata saling menangkap.
Duh, saya rasanya nggak bisa berhenti senyum sampai besoknya. Mood yang seharian berantakan bisa langsung naik cuma gara-gara hal sepele seperti ini.
Tapi justru hal-hal sepele seperti inilah yang saya rindukan waktu hati saya lagi kosong. Benar-benar, deh, kalau hati ini nggak ada yang ngisi, rasanya bete terus sepanjang hari. Fase kosong yang sudah saya lewati beberapa bulan yang lalu itu nggak pengen saya ulang lagi.
Saya memang bukan tipe orang penyuka pacaran, sebenarnya. Toh saya bisa hidup tanpa didampingi cowok sampai sekarang (kalo Bapak saya sih, pria, bukan cowok). Sampai sekarang saya juga belum merasakan rasanya “ingin didapatkan” atau “disukai”. Sampai sekarang saya hanya ingin merasakan rasanya “diperlakukan sebagai wanita” dan “dihormati sebagai wanita”.
Apakah untuk mendapatkan itu semua saya harus punya pacar dulu? Alangkah senangnya kalau tidak.
Orang-orang yang saya taksir, sayangnya, bukanlah teman saya. Benar, orang-orang ini bikin penasaran karena bagaimana caranya orang yang lahir 1-2 tahun setelah saya bisa se-gorgeous itu?
Please notice me, kouhai! 

Continue reading Sebuah Kisah Klasik Tentang Cinta

Senin, 13 Oktober 2014

, , ,

Shoujo Manga Recommendation

So lately I've been making myself busy with reading some old comics (and being not productive, but I didn't regret it). I feel like I should share this with you if you are looking for some recommendation.
These comics are shoujo/girls manga, with romance and comedy. I didn't write the synopsis though, I'm really bad at explaining, hahaha.

1. Ouran High School Host Club 
So far, this is my all-time favorite. It's a little bit silly but you're gonna love it. About a host club in a very rich school, can you imagine what happened?

2. Fruits Basket
I like the idea of this manga (people possessed by souls of 12 animal zodiac, plus 1 cat), but I didn't really like the protagonist. But overall I like the stories and the drawing.

3. Ao Haru Ride
Still reading and I find it really similar with my writing! I love the sweet story.

4. Imadoki
Another manga with different idea - a gardening club. This manga is located in a super rich school.

5. Beauty Pop
A brilliant work by Kyoko Arai! The story is unique, about a hairstylist/hairdresser/whatever you name it, in school.

6. Honey and Clover
Actually I watched the live action first, then I read the manga. The story is a little bit dissapointing for me, but I love the series.

7. Lovely Complex
A story about a tall girl and a short boy! What can you expect?

8. V.B. Rose
If you're dreaming to be a bride... then you should read this.

Those are my favorites, and I'm still adding more to the list: Horimiya, Love so Life, High School Debut, and so on. I'll wait until they released the final chapter.

Happy reading!
Continue reading Shoujo Manga Recommendation

Selasa, 23 September 2014

, , ,

Akhir-Akhir Ini Pengen Pindah ke Jepang

Tadi siang, saya benar-benar merasa malu sama pendatang di Jogja yang berasal dari negara lain. Dua orang bule berjalan santai di trotoar dan rela mengambil jalan lebih jauh untuk menyeberang lewat zebra cross. Sementara itu, kebalikannya, dua orang pribumi menunggu jalanan sepi untuk menyebrang tidak di zebra cross. 
Saya jadi malu pisan! 

Sejak dulu saya selalu mempertanyakan hal ini: apa iya orang Indonesia itu tidak punya budaya menyebrang di zebra cross? Apa karena kebanyakan orang Indonesia punya mobil dan motor, sehingga tidak tau zebra cross fungsinya apa? Apa karena kerjaan mereka menuntut mereka untuk selalu terburu-buru dan tergesa-gesa sehingga tiap ada zebra cross mereka tidak sedikitpun berniat memelankan kendaraan dan mengklakson siapapun yang menghalangi jalan mereka? Termasuk pejalan kaki yang sedang setengah menyebrang?

Teman saya yang pernah ke Jepang selalu bilang ke saya: "duh kamu harus ke Jepang banget! Yuk!" 
Saya sih mau-mau aja, tapi tunggu tabungan saya membengkak dulu ya. Hehe. 

Orang Jepang itu keren, ya. Tepat waktu dalam segala hal. Bus kotanya juga keren, bisa terjadwal seperti itu. Apalagi keretanya. Ka lau bisa sih saya mau tinggal disana. Ya mungkin tidak selamanya. Seminggu-dua minggu paling, untuk studi banding trotoar dan pedestrian disana. Hahaha... 
Sejak kemana-mana jalan kaki, saya jadi punya kebiasaan buruk: ngomel-ngomel. Dimanapun, kapanpun. Terutama di jalan raya. 

Bukan satu-dua kali saya diklakson kendaraan bermotor waktu saya nyebrang di zebra cross. Bukan sekali-dua kali saya nunggu lama buat nyebrang karena tidak ada pengendara kendaraan bermotor yang mau mengalah mempersilakan saya lewat. Bukan sekali-dua kali saya merasa keganggu karena trotoar nggak bisa dilewati gara-gara motor parkir atau pedagang. Bukan sekali dua kali saya nunggu di tengah-tengah zebra cross dengan kendaraan bermotor seliweran ngebut di depan dan belakang saya. Padahal saya dan teman saya sudah mengangkat tangan tanda, "Permisi. Saya mau lewat." 

Apa mereka nggak ngerti? Trus siapa dong yang bisa bikin mereka ngerti? Polisi? Presiden? Tuhan? Siapapun itu, tolong bantu mereka supaya ngerti, dong...

Ngebut ugal-ugalan juga bikin saya jengkel. Kemarin bapak saya jatuh gara-gara nggak bisa ngendaliin motornya setelah ada anak SMA belok ke kanan secara tiba-tiba dan nggak ngasih tanda pake lampu sein, dan nggak mau repot-repot juga memelankan motornya dulu! Setelah tahu kalau bapak saya jatuh, dia langsung ngebut pergi. 

Kenapa? Takut? Ngerasa salah? Makanya kalo bawa motor, bawa otak juga sekalian. Dasar anak jaman sekarang, pengennya enak aja. 

Maaf saya barusan marah. 

Begitu. 

Orang Indonesia juga hobi banget mlipir. Ngelawan arus, meski pelan-pelan dan di sisi jalan, itu bahaya lho. Menurut lo aja. Berita yang muncul dulu itu, yang ada cerita pengendara motor yang melawan arus tewas menabrak mobil, trus polisinya bilang "Kita tidak lihat siapa yang salah, ini musibah.", saya langsung mikir, astaga, jadi gini polisi kita sekarang? Nggak bisa liat siapa yang salah? Kalau pengendara motor itu nggak melawan arus, musibahnya kan nggak akan terjadi. Ya nggak? 

Mental orang Indonesia ini sudah bobrok. Lampu lalu lintas yang menyala merah justru dilanggar. Rambu dilarang parkir (sampai rambu berikutnya) juga diartikan 'boleh parkir disini'. Kenapa? Apa dulu nggak belajar peraturan lalu lintas? Rambu-rambu lalu lintas? Apa sekarang mereka pikir peraturan itu udah nggak berlaku? Apa mereka baru menyesal kalau nyawa mereka sendiri udah terancam? 

Mbok ya ngalah. Mbok ya belajar. Kan udah banyak fasilitasnya. Internet dimana-mana, ya meski nggak kayak di Korea Selatan yang di tamannya ada free wi-fi dengan kecepatan tinggi (haha). Disini taman aja nggak ada, apalagi free wi-fi. 

Tapi smartphone kan ada. Mbok yang smart gitu lho kalo punya smartphone. Justru kalau berkendara sambil pake smartphone, itu menandakan kalau yang punya nggak smart! 

Duh satu lagi nih yang baru keingetan. Pengendara sepeda. Keren sih. Nggak nambah-nambah polusi udara. Tapi... mbok ya rambu-nya dipatuhi. Dilarang belok ya dilarang belok, buat semua pengguna jalan. Lampu lalu lintas juga kalau merah itu tandanya kita harus berhenti (saya juga pengguna sepeda selama tiga tahun terakhir). Ih, saya kesel banget kalau saya udah nunggu panas-panas di antara mobil dan motor (karena nggak ada ruang tunggu sepeda di dekat zebra cross) tapi pengendara sepeda yang lain malah enteng aja ngedahuluin dan melanggar lampu merah. Tercemar kan nama pengendara sepeda jadinya.

Maksud saya, karena sifat orang yang pada dasarnya menggeneralisasi suatu hal, bisa saja kan mereka nantinya bilang gini: "tuh kan yang pake sepeda selalu ngelanggar lampu merah" padahal nggak semuanya kayak gitu. Atau dalam posisi saya: "tuh kan pengendara motor/mobil itu nggak ada yang mau ngalah!" padahal nggak semuanya kayak gitu.  Atau, "tuh kan yang jalan kaki nggak nyebrang di zebra cross!" padahal nggak semuanya kayak gitu. Kita bisa saja hanya kebetulan menyaksikan kejadian itu, kemudian menggeneralisasinya. 

Paling seneng itu kalau saya nyebrang, udah di tengah, kemudian ada mobil yang dari jauh sudah memelankan mobilnya mempersilakan saya lewat. Saya akan mengangguk sedikit ke pengemudi mobilnya. Paling kesel, kalau saya sudah lewat depan mobil itu, eh ada motor nyelip dari kiri mobil dan ngebut, pula. Senam jantung banget. Saya bakal nyumpah-nyumpah, ngomel-ngomel berisik, sampai teman saya bilang "udahlah".

Nah buat para pengendara motor yang baik, yang mau belajar, yang mau berubah, tolong dimengerti, bahwa kalau mobil di depan Anda berhenti pelan-pelan, itu berarti di depannya lagi ada sesuatu. Demi keselamatan Anda dan 'sesuatu' di depan mobil itu, mengalahlah. Memelankan kendaraan Anda sudah cukup berarti buat 'sesuatu' itu. 

Mbok antri gitu. Dikit aja kok. Bentar. Giliran Anda juga bakal sampai. Justru kalau nggak antri dan rebutan, Anda kan nggak pasti dapet gilirannya kapan. Malah bikin ricuh. Malah bikin ribut. Malah bikin kesel. 

Untuk para orangtua baru, tolong ajarin anaknya antri, ya. Malu sama orang bule. 

(kenapa saya nggak bilang "malu sama orang" aja?)

(karena orang Indonesia juga nggak punya malu)
Continue reading Akhir-Akhir Ini Pengen Pindah ke Jepang

Senin, 08 September 2014

, , , ,

Girl Power

In my opinion, some of the best Korean girlgroups are:

1. Mamamoo

Why: because the music they bring is not usual and it is still very easy listening. Try listen to Mr. Ambiguous or Peppermint Chocolate (with K.Will, featuring Wheesung). My personal favorite is Don't Be Happy (with Bumkey). This is the first Mamamoo's song I listened to, and they amazed me.



2. Kiss&Cry

Why: because of the powerful vocals they bring with good music. Domino Game is their debut, they all looked pretty in this music video and their live performances are so damn good. But I heard some bad news that this group is disbanded, I don't know if it's just a rumor. I will truly sad if this happen.


3, Ladies' Code

Why: because of the unique music, vocal, and concept! Ever since Pretty Pretty, I always pay attention to this group because I like their unusual concept for girl group. This month has been hard for Ladies' Code fans because of the accident, and I would like you to hear the latest single from them.


4. SPICA

Why: because they all have amazing vocal and talent! I first recognize them from Tonight MV, which catch my attention the moment I hear the song. After that they released You Don't Love Me, a vintage-feels MV with powerful vocal.



There are many other girlgroups out there that catch my attention such as EvoL (their debut song "We Are A Bit Different"), EXID (for "Every Night" and "Up and Down"), GLAM (I really like "I Like That"), D-Unit ("Luv Me"), but those top-four are my all-time favorites! I really anticipated their comeback!

By the way, try to search Royal Pirates. They're good!

Continue reading Girl Power
,

Broken-hearted

My heart broken because of the death of two beautiful ladies from Ladies' Code group, Go EunBi and Kwon RiSae. Even though I'm not with them since their debut (I only watched their debut MV, Bad Girl, once, and then not paying too much attention) but after they released Pretty Pretty, I became very interested on this group. I think they're amazing. Good enough to make me listen their song everyday.

After that I was really, really like this group. They're different, they managed to catch my attention with unique music and concept. Even though I'm not a hardcore fan (like I did with the other groups), but I know I like them. I know that not many of my friends and those Korean music listeners know them, and I, too, never forced my friends to like them.

I know it won't work. So I just "keep" them for myself, and I enjoy their music and performances.

I like them. It was a really shocking news. At first I didn't believe what did I just hear from my friend "hey, one of Ladies' Code member passed away," and I was like, "you've got to be kidding me!" but then I read the news and I didn't know what to do. EunBi of Ladies' Code passed away because of a car accident, RiSe and Sojung were in critical condition. I just read all those articles, with an emptiness in my heart.

What's more shocking was Rise's. I really hoped she could regain consciousness, and I believe that. But then I read that her brain was swollen. Her blood pressure was low. Her surgery postponed. A little bad thoughts came to my mind, what if, Rise too...

And then I saw it on instagram. Another heart-broken moment for me.

I don't know, this is just too tragic. Two idols passed away at the same month. And one manager, from what I read. Two idols which happened to be members from one of my favorite idol group.

For the last three-four days I couldn't even listen to their songs, I had very mixed feeling inside my heart which still can not accept it. Can not believe it. Did not want to believe it.

But then I keep looking for their articles, read them silently, and then when one of Ladies' Code song from my phone play automatically because I turned the shuffle on, I'm immediately pressed 'next'. I'm afraid I will cry when I listen to them. I'm terrified. I'll get goosebumps. Which I hate.

I don't know when will this terrible feeling gone. Before I slept yesterday, I was thinking about their songs. Their music videos. Their reality show (Rise was on Running Man 149 but I didn't recognize her at that time, I didn't know them very well). KwangSoo who was with Rise in RM. I'm thinking about them a lot more nowadays. Their future. Will Sojung, Ashley, and Zuny comeback as three? I don't know what will happen to them.

But I only wished for the best.

I was once a fan of this group, and I will always be.

Rest in peace Rise and Eunbi. I hope you find happiness up there.
Be strong Ashley, Sojung, and Zuny.
Continue reading Broken-hearted

Minggu, 20 Juli 2014

, , , ,

My List: 10 Most-Played Songs This Month

I'm into Korean's R&B songs nowadays. I've been listening to Fly To The Sky, Lyn, Crush, and Phantom. And I must say they're amazing! 

So here's my list: 

1. Sweat/Answer - Tohoshinki (this is in Japanese)

2. U Got Me - GOT7

3. We - Fly To The Sky

4. Don't Be Happy - Mamamoo with Bumkey

5. Song For Love (English ver.) - Lyn 

6. Paper Heart - f(x)

7. Hug Me - Crush ft. Gaeko

8. Solo Day - B1A4

9. Eyes, Nose, Lips (English Ver.) - Tablo & Taeyang

10. Hold On - Jung Joon Young

Yes, almost all of them are Korean songs. This is not a sin right. 
Continue reading My List: 10 Most-Played Songs This Month

Minggu, 29 Juni 2014

, , ,

9+1 Shout Out About the Long Hiatus

Hello, folks.
Gue selalu mengalami sindrom gue-pengen-nulis-sesuatu-ah setelah mendengar musik yang astaga-lagunya-bagus-deh-bikin-gue-terinspirasi-buat-nulis pada saat-saat genting seperti besok-ada-dua-ujian-yang-waktunya-nyaris-bersamaan. Menurut gue ini hal yang sangat aneh. Kelihatannya seperti gue males baca materi buat ujian besok dan lebih memilih buat ngetik hal-hal sepele seperti hal-hal berikut yang bakal gue ceritain.

Untuk cerita pertama, hello, gue Antik, mahasiswi semester 8 yang masih kuliah di FKG UGM, yang temen-temen seangkatannya udah banyak yang lulus dan bergelar S.Kg, yang temen-temen seangkatannya yang lain udah tinggal menghitung hari menuju sidang skripsi, yang temen-temen seangkatannya yang lain udah nggak pada ngulang mata kuliah semester bawah. Gue punya alasan sendiri kenapa gue memutuskan untuk ngulang mata kuliah, dan nggak perlu lah gue bilang disini karena mungkin pembaca gue sudah cukup mengerti. Masalah skripsi, gue sedang tidak ingin membicarakannya.

* * *

Cerita kedua.

Kedatangan adek gue untuk kuliah di Jogja membuat gue berpikir lebih banyak mengenai rumah kontrakan. Saat ini gue dan adik cowok gue berbeda tempat kost-an, tentu saja, dan gue berpikir alangkah lebih baiknya kalau gue dan dia dijadikan satu di sebuah rumah. Terpisah kayak gini membuat gue ngerasa insecure. Kalau empat tahun terakhir gue bisa bebas seneng-seneng sama sahabat gue, girls’ day out dan pajamas party almost everyday, sekarang gue mikir dua kali. Empat tahun terakhir gue hanya memikirkan gue sendiri di kota ini, sekarang gue punya seorang lagi buat dipikirkan. Dan buat saling menjaga.

Dan, kalau punya rumah sendiri, gue akan punya dapur sendiri, kamar mandi sendiri, kulkas sendiri, dan gue bisa mendekorasi rumah semau gue.

Kalau perlu gue bikin mebel semau gue juga.

Bakal menyenangkan.

* * *

Cerita ketiga.

Too many people spamming on my timeline about this ritual 5-tahun-sekali sampe gue eneg. Mending kalo orangnya gue gak kenal bisa gue langsung unfollow, langsung gue unfriend. Tapi ini temen-temen gue sendiri yang gue kenal. Dan betenya lagi, beberapa dari mereka mengelu-elukan pilihan mereka dan menjatuhkan yang lain. Terlalu nggak etis menurut gue. Gue nggak suka cara mereka mendukung yang kayak gini. Apakah nggak bisa mereka mengumbar kebaikan aja?

Setahu gue dulu waktu diajarin pas sekolah, ritual ini harusnya LUBER JURDIL. Langsung, Umum, Bersih, Rahasia, Jujur, dan Adil. Tapi kenapa sekarang orang berlomba-lomba jadi tim sukses dengan koar-koar mereka bakal pilih siapa tanggal 9 Juli nanti. Saran gue sih, kalo udah punya pilihan, ya disimpen aja. Sesuai pertimbangan yang udah matang dan yang benar-benar dipercaya membawa kebaikan.

Gak usah mencekoki otak orang dengan berita-berita menjatuhkan kayak gitu.

* * *

Cerita keempat.

Gue sedih berat waktu tahu Hendra/Ahsan gagal jadi juara di Indonesia Open 2014... Butet/Owi juga harus kandas sebelum masuk final! Sedih karena mereka di turnamen luar negeri hampir selalu menang, tapi di kandang sendiri, di rumah mereka sendiri, gelarnya sedikit. Padahal Butet/Owi juara All England tiga tahun berturut-turut! Kurang garang apa?

Tapi gue seneng Simon sejak keluar Pelatnas prestasinya semakin membaik. Terakhir gue liat Simon (secara langsung!) waktu Indonesia Super Series 2013 di Jogja dan menang lawan Hayom. Ih gue seneng banget sejak saat itu dia banyak kemajuan.

* * *

Cerita kelima.

Gue ingin mengucapkan permohonan maaf secara resmi melalui tulisan ini kepada sahabat gue Tita, untuk semua ledekan dan sindiran gue kepada dia waktu dia bilang suka Nino dan . Gue minta maaf ya, Tita.

Perkenalkan, ini Seo Ji Suk, aktor Korea Selatan kelahiran 1981. Sudah menikah.

Perhatian, gue suka orang ini.

Semuanya gara-gara reality show Cool Kiz on The Block. Itu reality show-nya KBS, yang isinya tentang olahraga. Dipandu MC Kang Ho Dong (setidaknya dia member tetap dari awal tayang sampai sekarang) dan beberapa guest members yang berbeda-beda tiap ganti jenis olahraga. Awalnya gue download karena gue denger Hoya jadi member di season Taekwondo. Kemudian gue menonton episode Taekwondo.

Gue suka banget acara ini. Real banget. Mereka (guest members) yang terdiri dari artis-artis Korea (aktor, penyanyi, komedian, dll) latihan dari awal banget buat ikut pertandingan melawan klub-klub olahraga dari penjuru Korea Selatan. Perjuangan mereka, semangat mereka, sportifitas mereka, teamwork mereka, gue suka banget!

Akhirnya gue download season lain. Badminton (karena gue suka sekali olahraga ini). Basket (karena ada Changmin). Oh iya, di season awal Changmin TVXQ jadi member tetap, tapi karena jadwal dia padat dan harus konser bareng Yunho keliling dunia, dia meninggalkan Cool Kiz.

Kita balik ke Seo Ji Suk.

Gue sudah selesai download episode basket. Kemudian gue menonton dengan senang. Lalu gue terpana.

Nggak bisa berkata-kata. Gue suka banget Seo Ji Suk waktu nge-dribble bola di lapangan. Ganteng dan bisa main basket, pikir gue, dan nggak sekedar ‘bisa’ tapi ‘pinter’ main. Waktu episode basket ini, Seo Ji Suk jadi ace buat tim-nya. Gue berpikir, kok dulu pas nonton yang taekwondo, gue nggak ngeh sih sama dia (dia jadi salah satu member di taekwondo. Gue nonton season taekwondo duluan baru basket).

Sejak saat itu, gue jatuh cinta sama orang ini. Dan gue kaget waktu tahu dia udah nikah... Dan dia bilang dia cuma sayang sama istrinya. Aduh.

Tapi gue nggak peduli, gue suka sama dia.

BTW, Cool Kiz on The Block yang sekarang, sepakbola, agak ngebosenin...

* * *

Cerita keenam.

Gue kangen suka sama orang. Dulu sebelum gue jadi kakak angkatan, gue menetapkan satu-dua kakak angkatan di kampus untuk dijadikan penyemangat gue di kampus biar agak segeran, dan biar meningkatkan mood gue kalau lagi bete kuliah. Sekarang, setelah kakak-kakak angkatan itu lulus dan pergi dari kampus, gue menyesal karena semakin kesini gue semakin bete kuliah. Sementara, nggak ada lagi yang nyegerin gue di kampus. Semua cowok yang available sudah diambil orang.

Eh tapi bukannya gue nggak bisa suka mereka ya.

Gue cuma bisa suka tanpa bisa berbuat apa-apa, tapi. Habis gimana? Punya orang. Ya gue diem aja menikmati tanpa bisa memiliki.

Tapi itu cuma sekedar ‘seneng ngeliat’ atau ‘memuja karakteristik wajah yang diatas rata-rata’. Bukan benar-benar suka, dan berpisah dengan ‘mereka’ tidak akan menyebabkan geli apalagi sakit di hati gue.

I was once, loved a person.

Then when we separated, I got a headache. Stomachache. I cried once every single day. I asked myself why could this happen.

Then I grow up. I told myself that I will never experience that kind of pain twice. So I made some walls, with many gates. Gates with locks on. Locks that only I can open it. Only I can open it with the word “open”.

And I have said it. And so the locks are opened. Not a very long time ago.

* * *

Cerita ketujuh.

Pernah denger Crush? A Korean singer. He featured in one of Gary’s song, Shower Later. Yes, yes, Crush is the one who sing “jigeum itta showa hae” in the refrain. I fell in love with his voice after that song, especially in the part “---”.

But I don’t know that he is such an amazing singer, composer, and producer. Gue baru saja dengerin lagu-lagunya Crush di album barunya dia, Crush On You (yes, crush on Crush, that’s me), dan dia membuat banyak featuring bersama rapper-rapper dan penyanyi Korea yang keren-keren juga.

Tapi yang paling membekas di telinga gue (and for God’s sake, gue merasa dirasuki setelah ngedenger suaranya) adalah lagu Hug Me yang bareng Gaeko. Belakangan gue tahu bahwa ini adalah lagu yang dijadiin single dan dipromosiin di acara-acara musik. Kemudian gue melihat video-nya dan setelah ngeliat MV-nya, lagu ini nggak pernah terdengar sama lagi di telinga gue! Asli! Lagunya terdengar semakin seksi. Dan gue semakin suka.

Setelah googling, gue menemukan bahwa Crush adalah pemuda kelahiran 1992, bulan Oktober.

Oh hello dongsaeng-ah.

* * *

Cerita kesepuluh.

Do you know that I have an almost 3-years-crush? A nearly big crush. I even sang ‘Why Did I Fall In Love With You’ by DBSK dedicated to him. In a karaoke. Pathetic, huh.

I never had a chance to speak with this guy. His way of life is completely different from my way of life. He had a girlfriend, and I don’t have a boyfriend. He (and his friends, a lot of his friends) will go to every new cafe and restaurant in town, and I have a problem thinking of what to eat today. He is a topnotch student, and my score is on middle-level. Not even reach him.

Because he is unreachable.

For this reasons I stayed away from him since 3 years ago. I must hide this from all my friends, except my only best friend who knows every single thing.

But I don’t know why my best friend is strongly against me liking him. I always thought that this guy is a good guy, handsome (yeah my second impression actually), and pretty smart. But I did think that he is too different from me, so that’s why I never know what kind of person he actually was. I was once crying because of the uncomfortable feeling I have about liking him. Like, “why it must be you”, “WHY YOU”, and “Y U”.

Time passed. People beside me come and go, yet, his girlfriend is still there beside him. Quite a long time and I must give an applause to them. I, who fall in love easily, saw a few younger guys in my campus. Then I started liking them. Only from far away, just like what I did to him.

Not too long ago I got a chance to sit beside him. I greeted him boldly (never did this before! I always got a stomachache every time I saw him so I never greet him properly) and he answered nicely.

And then we talked. Not a very long conversation, actually. Just a simple ‘how are you and what are you doing here’. Then an awkward silence. Then another simple conversation about his girlfriend.

At that time I just realized.

That I can’t feel anything in my body.

You know, the sign of falling in love? Like, your heart suddenly beats faster when you see him from far away.

I can’t feel that.

My heart beat normally, very normal, and slow.

You know the feeling you get when you hear your crush talking about his girlfriend? Like, you feel a little shock in your heart and suddenly your mood goes down.

I can’t feel that either.

I feel so normal beside him. It’s just like he’s never being in my heart and mind.

Like we’re just friends.

Well we are, since the beginning.

I hope we can stay as friends, and I hope I won’t feel anything again when I get the same chance.
* * *

Cerita kesembilan.

Gue merasa gagal jadi penulis. Gue tidaklah produktif selama dua tahun terakhir. Kerjaan gue cuma plengah-plengoh nggak ngapa-ngapain. Main. Makan. Jalan. Kuliah. Praktikum.

Sedih rasanya kalau baca blog ini dan ngeliat naskah-naskah jaman dulu, Meira-Leif, Maya, prosa-prosa gue, fanfiction bulutangkis.

Gue bahkan kehilangan semangat buat nulis lagi.

* * *

Mungkin masalahnya ada di gue. Cerita gue nggak pernah selesai, karena gue bingung bagaimana mengakhirinya. Gue merasa nggak pengen cerita ini berakhir. Gue nggak pernah memikirkan bagaimana akhir dari suatu cerita.

Maybe that’s why. I never expected that we ended even before we are together. I never dream of we being together, though.

Tapi kalau urusan kuliah sih, gue pengennya cepet-cepet berakhir. Dan memulai sesuatu yang baru.
Continue reading 9+1 Shout Out About the Long Hiatus
,

Bulu Mata Kangen

Sudah sekian lama sejak bulu mata gue terlepas dengan sendirinya, dan sudah sekian lama pula sejak gue berharap itu berarti ada seseorang yang kangen gue. Barusan, habis gue mengucek mata, di jari gue menempellah sehelai bulu mata kecil yang tipis. Gue pikir, ini tanggal berapa? Hari ini tanggal 27, yang bahkan nggak ada di list alfabet kita. Atau balik lagi ke huruf A?

Gue mencoba berpikir. Oh, mungkin gue yang baru sedang kangen gue yang lama.

Rasanya gue harus berusaha menghentikan kebiasaan gue terkait mitos ‘kalo ada bulu mata lepas berarti ada yang kangen, coba liat tanggal berapa sekarang! Itu huruf depan nama orang yang kangen kamu’. Akhirnya bulu mata kecil itu gue kibaskan sampai hilang dari jari gue.

Ngomong-ngomong huruf A, gue jadi inget lagu barunya GOT7, judulnya A. Tiap denger lagunya gue serasa dinyanyiin sama mereka, hahaha.

Gue sedang dalam proses menulis skripsi, dan menulis sebuah cerita baru, yang gue nggak tau bakal dibawa kemana cerita ini. As always. Cerita yang nggak pernah selesai karena gue stuck di tengah-tengah, gue nggak mood, atau gue kejebak sikon dimana gue harus melakukan sesuatu hal yang teramat penting dan gue tidak bisa menulis karena perasaan bersalah kalau harus meninggalkan hal penting ini.

Gue mau cerita sedikit.

Dulu gue selalu mengagumi cewek-cewek di komik Jepang yang keibuan. Cewek-cewek semacam ini biasanya adalah cewek yang selalu membawa plester di dalam dompet kecilnya (agar kalau ada cowok yang terluka karena mereka, mereka bisa langsung memberikan atau kalau bisa menempelkan langsung plester dari dalam dompet kecil mereka ke luka si cowok, kemudian si cowok bakal tersentuh oleh sifat yang sangat manis ini, dan suka sama si cewek), atau membawa peralatan jahit di dalam dompet kecil lain (agar, kalau suatu waktu ada cowok yang kancing baju seragamnya lepas karena kesalahan si cewek, dia bisa langsung memperbaikinya di tempat dan baju seragam cowok itu kembali seperti baru, kemudian si cowok bakal tersentuh oleh sifat yang sangat manis ini, dan suka sama si cewek), atau selalu membawa payung di dalam tasnya. Cewek yang keibuan sekaligus cewek yang mandiri.

Sejak saat itu gue bertekad untuk menjadi gadis seperti ini. Tujuan gue sebenernya belum murni-murni banget - gue cuma pengen jadi cewek yang bisa diandalkan ketika cewek yang lain tidak bisa diandalkan.

Terutama bagi crush gue.

Nah.

Sudah jelas bahwa crush itu punya cewek dari jaman entah-kapan dan sepertinya mereka juga adem-ayem aja, jadi sama sekali belum ada kesempatan buat gue nyelip. Mungkin kalau mereka putus pun gue nggak bisa nyelip karena seperti yang udah gue bilang, cowok itu unreachable.

Kemudian gue denger-denger cowok juga suka cewek yang bisa masak. Mungkin bukan cuma bisa, tapi ahli kali ya. Karena kalau sekedar bisa, gue juga bisa. Dan nggak cuma masak air atau masak nasi. Setidaknya gue tidak menghindar ketakutan kalau kebetulan harus berdekatan dengan wajan di atas kompor menyala.

Gue bisa masak, hanya saja gue tidak berniat menekuni dunia masak-memasak ini. Mungkin kalau nanti gue berkeluarga, gue akan masak cuma biar keluarga gue bisa makan. Bukan buat lomba apalagi jualan. Gue bertekad akan menjadi seperti Ibuk, yang bisa masak apa aja buat keluarganya, tapi tidak untuk kepentingan komersil. Hehehe.

Baik, kembali ke kekaguman gue kepada cewek-cewek yang keibuan.

Ternyata impian gue untuk menjadi cewek yang selalu bisa diandalkan pupus begitu saja. Plester yang ada di dompet lama-lama abis karena gue sendiri yang luka, dan gue nggak pernah ngisi dompet lagi pake plester. Sekarang isi dompet kecil gue adalah: bedak, lipstik, eyeliner, dan lipgloss. Demi kepentingan pribadi.

Dan masalah alat jahit-menjahit, gue tidak pernah menemukan dompet kecil yang berisi seluruh perlengkapan jahit kecil-kecil. Akhirnya gue menyerah.

Yang konsisten sampai sekarang adalah payung, doang. Tapi dipake sendiri.

Kadang kalau gue sedang jahat-jahatnya sama diri gue sendiri, gue akan membanding-bandingkan gue dengan pacar si crush itu.

Tetep aja gue nggak ada apa-apanya. Kemudian gue akan berhenti mikirin dia, dan ngeganti topik pemikiran.

Hello, crush, semoga kamu bahagia selamanya. Gue nggak bakal lagi mengait-ngaitkan kejadian lepasnya bulu mata gue dengan situasi kamu kangen gue. Tentang huruf depan nama kamu ataupun tanggal lahir kamu.
Continue reading Bulu Mata Kangen

Kamis, 06 Maret 2014

, , , , , ,

Falling in Love

Saya kepincut member BTS yang namanya Jin, nih... dia seumuran sama saya (92line) dan dia suka pink.
Ini gara-gara saya nonton MV Boy In Luv yang dance version. Seperti biasa saya terpikat wajahnya yang ganteng - saya emang menilai dari wajah.

BTW, ini videonya.


Segeran banget liat Jin disitu.

Oh ya, saya suka banget sama girl group yang baru debut ini, Kiss&Cry. Great songs. Vokalnya juga kuat banget. Suaranya bagus-bagus, cantik-cantik pula.


Semoga mereka semakin bersinar di masa depan!

Satu lagi yang saya suka akhir-akhir ini Ladies' Code. Mereka punya style yang lumayan beda dari girl group lain. Saya nggak ngikutin dari awal debutnya, tapi sejak dengerin Pretty Pretty saya jadi suka!


Umm, lagunya B1A4 yang Lonely juga bagus.


Semoga bisa menjadi pilihan lagu buat minggu ini. Semangat, semoga semuanya lancar!!

KISSEU
:*
Continue reading Falling in Love

Selasa, 21 Januari 2014

,

Mahasiswa Semester Akhir

Halo, saya masih disini, masih di Jogja, sekarang sudah melewati masa-masa semester 7 yang agak selo tapi cukup hectic, hahaha. Dan sekarang lagi disibukkan dengan skripsi.

Waktu berjalan sangat cepat.

Baru kemaren rasanya pake jas almamater kegedean, rambut diiket culun, dan diospek kakak angkatan. Baru kemaren rasanya latihan saman bareng temen-temen, kakak angkatan, ketawa-ketawa, foto-foto, dandan bareng, deg-degan bareng, tampil bareng, kemudian menertawakan kesalahan-kesalahan kecil waktu tampil. Baru kemaren rasanya nangis-nangis gara-gara praktikum gak di-acc, gara-gara praktikum gagal, gara-gara dimarahin dosen pembimbing. Baru kemaren juga rasanya ketemu temen-temen fakultas lain, pertama banget ketemu, lalu tinggal bareng 2 bulan.

Sekarang, adek angkatan udah ada 3. Sekarang, kalo jalan di kampus udah kayak orang asing gara-gara diliatin mahasiswa-mahasiswi baru yang saya juga nggal kenal. Sekarang, kakak angkatan udah pada co-ass. Udah ada yang bergelar drg, malah. Sebentar lagi juga udah nggak sekelas sama anak-anak angkatan 2010. Temen saya juga ada yang udah sarjana, sebentar lagi co-ass. Banyak juga yang udah seminar proposal.

Temen-temen juga satu persatu mulai melepas masa lajang (wahahaha). Nggak hanya sekedar pacaran, tapi menikah. Udah berkomitmen sama pasangannya masing-masing. Banyak juga yang udah mulai kerja diluar bidang KG, kayak buka online shop. That's nice karena mereka udah ketemu passion-nya.

Menghabiskan waktu 3 tahun bersama temen-temen seangkatan, rasanya kayak memantau metamorfosa. Dulu pas semester 1, masih banyak yang pake ransel, make-up seadanya, pake sepatu flat atau sneakers. Makin keatas, pergaulan semakin luas, makin banyak yang fashionable, pake sepatu kitten heels (yang berketuk-ketuk kalau jalan), makin menghindari tas ransel yang kesannya "cowok" jadi ransel yang imut, atau tas jinjing "dewasa" bermerk, makin tebal eyelinernya, makin tebal bedaknya. Makin kesini temen-temen saya makin cantik. Yang cowok nggak sih ya (emang ada cowok di kampus saya? hahaha...)

Sadar sih, semua itu tuntutan. Dokter gigi kan imejnya bersih dan cantik...

Saya juga sadar sih, semakin tua saya semakin pengen dandan. Ya paling enggak pake eyeliner deh. Saya juga sadar sebenarnya pake ransel bikin saya agak bungkuk. Saya juga pengen pake high heels kayak temen-temen yang lain.

Tapi saya kemana-mana suka bawa laptop, gimana kalo nggak pake ransel coba?
Saya juga kemana-mana naik sepeda, masa harus pake high heels?

Nanti deh kalo udah dokter, saya baru ngurusin penampilan.

Selagi saya masih bersepeda, saya takut make-up saya luntur (hahahaha).


Continue reading Mahasiswa Semester Akhir
, , ,

Trick Eye Museum - Yogyakarta

Saya dan Tita berkunjung ke museum ini, karena sudah dari dulu pengen liat yang beginian. Seru juga main foto-foto disini!

Here are some pics:

yang ini agak fail

tita dan bola basket

ngambil fotonya susah... jadi blur

ngapain ta?

ceritanya 1001 malam

padahal gak tau ini siapa

ini juga gak tau siapa

lagi mesen kunyit asem

makasih lhooooooooooh

natural banget kayak naik tangga mau ke kamar

dalang

ah! norberta!

bete banget, madep sana

ngajak jalan-jalan

halo adek siapa namanya?

ah yaampun cute banget *gemes*

Jogja's next barefoot model

cheese

surfing pake baju lengkap

ikan apa tuh ta

pertama kalinya beli jamu dari mbak berty

udah sampe rumah masih diikutin paparazzi

maaf mas saya gak mau terekspos

hiat! *blur*

belum sempet senyum udah difoto

tita dan dunia laut

tiket masuk

gosok tekonya tiga kali

awas jatuh!

penyayang binatang banget!

mana ada lagi sama banteng mukanya datar gitu

tiket booth



Museum ini terletak di XT Square Yogyakarta. Seru lho! Ayo main kesini! :D
Continue reading Trick Eye Museum - Yogyakarta