Senin, 26 Desember 2011

Hold On

I keep telling to myself not to cry about this little stupid thing.

For about this week (or more, I didn't count) I think I've done my best to stop crying at night.

But today, I can't stand it.

There are a lot of things happens. Every time a single thing happened, I try not to cry at the same time.
I hold my tears. I told them not to falling down.

Tonight, I wouldn't do that.

Saya sudah cukup tersakiti hingga saya akan menghabiskan malam ini dengan menangis di kasur saya.

Saya nggak tau saya harus bicara sama siapa.
Semua orang tampaknya sibuk.
Saya takut mereka meninggalkan saya.
Saya tidak berani dekat-dekat mereka.
Saya takut.

Bahkan untuk bicara dengan Tuhan saja saya takut - manusia macam apa saya ini?

heartless, useless.

yeah.

Saya ingin sekali menyandarkan kepala saya di bahu seorang teman.
Saya sudah ingin sekali bersandar ketika ada seorang teman di sebelah saya. Saya ingin sekali kembali mendapatkan kehangatan itu. Ingin sekali.

Saya ingin sekali mendapatkan pelukan-pelukan itu lagi. Ingin sekali.

Saya ingin sekali jatuh cinta lagi.

Tapi saya takut orang yang saya berikan hati saya memberikan hatinya pada orang lain lagi.
Saya takut. Saya terlalu takut. Saya terlalu takut memperbaiki hati saya.

Buat apa memperbaiki kalau nanti hancur lagi.

I've lost everything. I've lost my spirit.

I just... kept thinking about my parents. But I don't know what to do.
Saya sama sekali tidak tahu harus apa.

Ujian segera datang. Dan saya tidak belajar.
Saya harus apa, saya nggak tahu.

Saya coba nahan nangis, saya salah.
Saya coba memberi jarak, saya salah.
Saya coba menjadi heartless, saya salah.
Saya harus apa?
Continue reading Hold On

Selasa, 20 Desember 2011

, , , ,

20 Desember 2011

7:20 (jam di ruang I, kuliah ilmu bedah)

Halo?
Seseorang?
Siapa saja... (kecuali orang-orang tertentu)
Dosen ilmu bedah saya barusan bertanya: ‘enak nggak kalo nggak punya reseptor nyeri?’
Selintas muncul di pikiran saya: ‘enak juga kadang, jadi nggak perlu ngerasain sakit kayak gini.’
Terus saya ketawa-ketawa sendiri dalam hati.
Tapi waktu dosen saya mengajukan pertanyaan itu, saya otomatis menjawab ‘tidak’. Otomatis lho. Percaya deh, nggak punya reseptor nyeri itu nggak enak. Bukannya saya tahu rasanya. Tapi, coba saja bayangkan.
Ah, betapa saya ingin pulang sekarang dan menangis sekencang-kencangnya di pelukan Ibu.
Being heartless is hurt. Trust me.
Tapi saya nggak akan menyerah – satu-satunya cara untuk tidak merasa ditinggalkan adalah dengan tidak pernah sama sekali meninggalkan seseorang. Tidak punya seseorang. Jadi tidak ada resiko ditinggalkan. Tidak ada resiko kehilangan. Tidak ada resiko sakit lagi.
A feeling like this.
An ending like this.
What should I say?
What should I do?
I was told to leave them all alone. That makes me all alone.
It’s hurt.
But it’s the best for everyone.
It’s the best.

Jadi dosen saya barusan bercerita tentang proses inflamasi dan analoginya dengan rumah yang ditabrak mobil. Misalnya Anda punya rumah yang tusuk sate – tepat di ujung jalan dari pertigaan. Kemudian ada mobil yang melaju kencang dari jalan di depan dan langsung menabrak dinding rumah Anda. Apa yang akan Anda lakukan pertama kali?
Panik, marah, ya.
Kemudian?
Minta ganti rugi, ya.
Dosen bedah saya menganalogikan kemarahan dan kepanikan itu sebagai proses inflamasi ketika ada luka. Bengkak, kemudian merah.
Kemudian?
Tentu Anda akan membersihkan runtuhan-runtuhan yang terjadi. Lalu, Anda memanggil tukang. Kemudian Anda akan membeli barang-barang untuk memperbaiki dinding yang rusak. Semen, batu bata, dan lain-lain. Anggaplah barang-barang ini adalah sel-sel yang akan berperan menutup luka.
Kemudian?
Setelah dinding kembali seperti semula – atau bahkan lebih bagus dari yang semula – masih ada semen, batu-bata, dan yang lain yang tersisa kan? Kemana itu akan pergi? Ya, disimpan lagi, di tempat yang baik.
Sama dengan proses wound healing.
Bedanya tembok dengan kulit kita adalah: tembok yang rusak jika diperbaiki akan kembali seperti dulu, atau bahkan lebih baik, lebih bagus. Tetapi, kalau kulit kita luka, akan timbul bekas, yaitu jaringan parut. Tidak akan seperti semula.
Kalau luka di kulit saja akan meninggalkan bekas, ada satu luka yang akan menimbulkan bekas yang dalam, yaitu... di hati. Makanya, jangan bikin luka di hati.
“Pelajaran moral hari ini,” tutup Dosen Ilmu Bedah saya.
Ini serius lho, beliau memang benar-benar mengatakan itu.

Aigooo~~
Kadang kuliah ilmu bedah ini menampilkan gambar-gambar yang menyeramkan di slide-nya. Jenis-jenis disturbing picture, semacam itu. Tapi kadang – tidak, selalu – ada ilmu-ilmu baru yang penting. Misalnya tentang cara menjahit luka.
Meski saya tidak pernah sama sekali kepikiran untuk mengambil spesialis Bedah Mulut nantinya. Ah, saya takut darah, sebenarnya.

Kenapa ya saya selalu menulis tentang kelemahan-kelemahan saya?
Tentang saya yang sok rapuh, sok lemah, dan sok suci? Sok bertingkah seolah-olah orang paling malang sedunia.
I wanna keep this as my own problem.
I don’t mean to spread this **** things to anybody.
But I just~
I just can’t help it.
My hands keep forcing me to type something on my notebook. And the next thing I know, a new posting is published on my blog.
Sometimes I wonder.
Bagaimana ya dulu di SMA saya bisa bertahan? Tiga tahun. Yah, tiga tahun kurang.
Entah bagaimana. Saya sering sekali memikirkan ini. Sungguh, saya ingin kembali ke SMA.
Apa karena di SMA saya tinggal bersama keluarga, sementara di Jogja saya tinggal sendiri?
Jadi saya merasa tidak punya siapa-siapa. Dan itu membuat semua beban terasa lebih berat dua kali lipat.
Tuh kan, saya tidak sadar sudah menulis seperti ini.

Jogja, 20 Desember 2011 
Continue reading 20 Desember 2011
, , , ,

Don't Read This

Annyeong...
Saya ada praktikum anatomi II jam satu nanti, dan saya masih kesal. Jadinya saya tidak bisa belajar sama sekali. Saya kesal, kesal, kesal, jengkel.
Saya ketemu sama orang-orang itu lagi, orang-orang yang bikin saya jengkel setengah mati.
Tidak bisakah saya mendapatkan sedikit ketenangan disini?
Sumpah, saya kesal setengah mati. Kalau bisa malah saya mati aja.
Sudah saya bilang, kan, kalau saya sedang kesal akhir-akhir ini. Saya benci.
Saya kesal!
Saya membenci semua orang.
Tapi saya sangat mencintai diri saya sendiri hingga saya terlalu sibuk memikirkannya tanpa memikirkan perasaan orang lain.
Salah, saya yang seperti ini?
Kan saya sudah katakan kalau hati saya sudah hancur berkeping-keping dan saya tidak akan melakukan apapun untuk membuatnya seperti semula.
Saya tidak punya hati lagi.
Saya sudah tidak bisa merasakan.
Kecuali rasa kecewa, mungkin.
Kecewa, kemarahan, jengkel, dan kesal sampai ubun-ubun.
Satu-satunya cara keluar dari semua ini adalah mengenakan earphone dengan menyetel volume sekencang-kencangnya. Bebas. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Toh memang tidak ada yang mengkhawatirkan, kan?
Karena diri sendiri adalah satu-satunya orang yang tidak akan pernah mengkhianati kita sampai kapanpun.
Diri sendiri adalah satu-satunya orang yang bisa kita percaya sampai kapanpun.
Diri sendiri adalah satu-satunya orang yang bisa menyelamatkan kita ketika tidak ada orang yang bisa menyelamatkanmu.
Bagaimanapun kau berharap, berdoa, ada hal-hal yang tidak akan terkabul.
Kau hanya bisa percaya dirimu sendiri. 
Kau hanya bisa menikmati hidup dengan dirimu sendiri. Tak ada gunanya mencoba menerima dengan tenang apa yang sudah terjadi di luar harapanmu. Kau hanya akan kecewa, kecewa, dan kecewa. Kecewa bertumpuk-tumpuk. Maka lupakanlah semuanya dan nikmati semua sendiri.
Terdengar kejam, ya?
Tapi siapa yang peduli, huh?
Toh, dewasa ini orang-orang hanya memedulikan perasaannya sendiri. Jadi, apa salahnya kalau kita juga memedulikan perasaan kita sendiri saja?
Apa salahnya kita belajar mencintai diri sendiri lebih dari mencintai orang lain.
Apa salahnya kita belajar menutup hati untuk orang lain.
Apa salahnya kita belajar untuk tidak tergantung dengan orang lain.
Apa salahnya kita belajar untuk tidak terikat dengan orang lain.
Orang lain berisik, selalu memaksakan keinginan.
Orang lain tidak akan memedulikan perasaan kita.
Orang lain tidak akan menghiraukan kita.
Orang lain tidak akan peduli masalah kita.
Orang lain yang kita sukai tetapi menyukai orang lain, juga tidak akan memedulikan kita.
Jadi, apa gunanya menyukai orang yang seperti itu.
Apa gunanya?
Oh, dan tentang butuh tempat untuk bersandar, sepertinya saya tidak membutuhkannya.
Sekarang saya cuma percaya diri saya sendiri, dan Tuhan.


Jogja, 13 Desember 2011
12:45
Continue reading Don't Read This

Sabtu, 10 Desember 2011

I WAS WRONG?

Nope, saya cuma mau bilang aja, berhubung ini blog tampaknya bakal saya hindari untuk bertingkah macam-macam akhir-akhir ini, jadi... yah,
Saya benci sekali, saya benci, saya benci, saya nggak suka, tapi saya harus ngapain?
Saya benci. 
No one will save myself, except, myself. fine, just leave, I'm okay, thanks for asking. from now on, there will be only me, myself, and I. 
Pedulikah saya?
Saya hanya mempedulikan diri saya sendiri sekarang. 
Saya nggak peduli lagi apa kata orang, orang-orang sudah terlalu banyak melihat saya seperti orang bodoh, which is, benar. 
kenapa saya heartless begini?
karena hati saya sudah hancur, berkeping-keping, rusak, patah, hilang, dan saya nggak mau lagi menyusunnya untuk kembali hancur. 
saya nggak mau. 
reason?


grup BFF di YM saya sudah hilang.
Continue reading I WAS WRONG?

Selasa, 06 Desember 2011

, , , , ,

Hard Life

Jadi ketika saya mengetik postingan ini, saya lagi ada di ruang internet RSGM Prof. Dr. Soedomo.
Jam satu nanti saya ada praktikum Biomaterial, uji deformasi malam.

Terus kenapa?

Ah, saya lagi jutek hari ini. Bawaannya bad mood, bawaannya pengen sendirian, bawaannya nggak pengen liat hal-hal yang bikin saya tambah bad mood.
Bener, hari-hari ini sepertinya semua hal tidak berpihak pada saya. Banyak yang terjadi di luar harapan saya; bukannya saya berharap berlebihan, saya merasa saya berharap biasa saja, hanya saja tampaknya memang tidak sesuai harapan, semuanya.
Ada seseorang yang meninggikan sekali orang-orang yang dia sukai, tapi menyudutkan sekali orang-orang lain yang tidak sesuai dengan ekspektasinya.
Saya benci sekali orang semacam itu, tetapi saya berusaha mengendalikan perasaan saya, ini kaitannya dengan keberlangsungan hidup saya di kampus.

Laporan-laporan saya juga tidak berlangsung dengan begitu bagus... nilai-nilai menurut saya 'hanya cukup makan'.
Begitupun review, saya jujur, tidak mengalami kegampangan ketika melaksanakannya, semuanya blank, semuanya gagal total.
Kenapa?
Apa saya, jauh di dalam hati saya, masih memikirkan itu?

Tapi saya menekan diri saya untuk tidak lagi berpikir masalah itu, maksud saya ya sudahlah, jalani saja apa yang ada di depan, meskipun saya mendengarnya dari orang yang saya tidak bisa bilang saya suka dia atau tidak (lagi).
Bingung?

Saya juga bingung.
Ini benar-benar di luar kendali saya.
Saya barusan selesai praktikum Faal, lalu saya pergi ke kantin, sendirian, untuk makan siang. Yeah, sendirian. Dan saya lumayan suka.
Saya sedang tidak ingin terikat, tidak ingin terlanjur sayang, tidak ingin terlalu sayang, kemudian kehilangan, kemudian dirasuki cemburu, saya sungguh, sungguh, tidak ingin mengalaminya lagi.
Saya tidak mau terikat. Setidaknya itu yang bisa saya katakan sekarang.

Sebentar lagi UAS, saya masih mencari-cari proyek cerpen yang kira-kira bisa saya kerjakan sebelum itu.
Saya baru pertama kali mengerjakan sebuah proyek (dan ini semacam kompetisi) dan rasanya... menyenangkan! Sungguh! Ketika menulis dengan deadline tengah malam, kemudian menekan tombol attach pada email, kemudian menekan tombol sent, selalu ada debaran menyenangkan yang muncul di dalam dada. Seperti toksik, dan bahan-bahan adiktif. Bikin ketagihan.

Satu yang lagi saya pengenin, saya pengen ngisi blog saya yang baru dengan essay photo (atau photo essay?) tapi saya nggak punya kamera bagus. Apa saya mau ngandelin kamera ponsel yang saya yang keypadnya udah bocel-bocel dan bahkan ada yang udah nggak fungsional lagi?
Saya jelas pengen hape baru.
Tapi itu hanya sebuah wacana.

Oke, sudah jam 12 lewat 6 menit, saya harus belajar untuk praktikum jam 1 nanti. FYI, temanya sekarang deformasi malam.
Nggak kerasa, praktikum-praktikum ini udah mulai berakhir, dan muncullah minggu-minggu pra-responsi, responsi, pra-tentamen, dan tentamen... dan UAS...
Saya hanya berharap, semuanya lancar.
Setelah hari-hari ini apapun yang saya lakukan tidak maksimal sama sekali.

R.A.
(sayangnya masih di) Jogja, 7 Desember 2011
Continue reading Hard Life

Jumat, 25 November 2011

, ,

I'm Not A Story-Teller

Halo.
Disini saya.
Adakah yang mendengarkan?
Adakah yang membaca?
Adakah yang peduli?
Siapa saja?

Sejujurnya, saya juga tidak ingin dipedulikan. Saya akan lebih memilih makan cabe 10 biji dan minum 5 botol Cimory dibandingkan kalau saya disuruh cerita apa yang sebenarnya saya RASAKAN.

Menceritakannya kembali, sulit. Sama saja dengan mengingat kenangan indah yang kau tahu tidak akan pernah bisa kau alami lagi. Menyakitkan. Menyesakkan. Menggelitik hati. Menusuk jiwa. Oke, saya terlalu over bereksperimen dengan kata-kata.

Saya butuh kesendirian. Saya butuh kemandirian. Saya butuh sedikit lepas dari orang lain. Saya butuh untuk tidak bergantung pada orang lain. Saya butuh kebebasan. Dimana yang hadir cuma saya, diri saya, dan hati saya.

Oh ya, dan semua ini terjadi karena saya menyadari bahwa, katakanlah, pendukung saya berkurang. Seperti kehilangan followers di twitter. Pihak saya hilang. Yah, saya harusnya (memang!) tahu dari awal bahwa "itu" bukanlah - tidak bisa - dikatakan sebagai "pihak saya."

Bagaimanapun, bagaimanapun...

Saya tetap butuh yang seperti itu, hei. Ketika yang satu sudah, tolong jangan diambil yang lain lagi. Itu menyakitkan.

Tapi saya tidak akan menceritakan lebih lanjut tentang kesakitan ini. Saya hanya akan bahagia, ya, saya AKAN BAHAGIA!

Saya akan melakukan hal-hal yang saya senangi, dan tidak ada yang boleh melarangnya. Jarak ini seharusnya sudah cukup bisa menjawab pertanyaan dan ekspektasi yang muncul.

Dan saya tidak peduli ekspektasi orang terhadap saya. Saya cuma ingin hati saya bahagia, seperti dulu, sebelumnya, sebelum itu.

Saya ingin rasanya resign dari sini, kemudian menikmati waktu saya, menulis buku-buku, memasak omelet, membuat teh hijau, membuat sandwich keju-coklat, membuat latte dan cappuccino, mendengarkan musik yang saya suka, dan banyak, hal-hal lain yang saya senangi.

Hanya saja saya tidak bisa resign dari sini. Bagaimanapun sakitnya, susahnya, beratnya, repotnya, saya tetap tidak bisa. Saya punya tanggung jawab.

Membicarakan ini membuat saya bingung, hahahaha.


Kehilangan konsentrasi. Sulit sekali untuk fokus pada hal-hal semacam ini ketika hal-hal lain banyak yang mengganggu.

Kuliah kali ini ngantuk sekali, di siang hari dengan ruangan dingin ber-AC dan tempat duduk yang jauh dari dosen. Sangat mendukung untuk kemudian menelungkupkan kepala dalam lengan di atas meja dan lalu memejamkan mata perlahan, dan kemudian membiarkan pikiran kosong dan bermain ke dunia khayal.

Badan saya rasanya capek sekali. Saya pengen libur, libur sampai waktu yang tidak ditentukan! Oke, itu berarti saya keluar, yang berarti tidak baik. Oh, astaga, betapa saya menyesali keputusan yang waktu itu saya ambil. Memang tidak baik, sih, menyesal, mengeluh, dan lain-lain, tetapi saya tidak peduli lah. Namanya juga hidup. Kau tidak bisa selalu sempurna.

Saya benci melihatnya.
Saya jahat.
Saya kejam.
Saya berubah.
Dan saya TAHU!
Dan semua ini salah saya.
Tapi saya punya alasan.
Tidak bisakah kau melepasnya?

Tapi saya tidak akan mohon-mohon. Saya tidak sudi. Sudahlah, terserah kau saja.

Saya, sementara itu, akan belajar mencintai diri saya sendiri lebih dari saya mencintai orang lain. Itu akan sangat menyenangkan. Karena kau tahu, dirimu sendiri adalah satu-satunya orang yang bisa kau percaya. Dia tidak akan mengkhianatimu. Tidak akan pernah.

Oh iya, terima kasih untukmu, saya sekarang sudah belajar untuk tidak terlalu berharap pada orang lain.

Jangan salahin saya ya kalau saya sering jutek, saya sudah berubah dari bertahun yang lalu!

Barusan teman saya bilang 'kok berubah sih, biasanya feminin gitu pake rok, sekarang sporty-sporty gitu...'
Kayaknya saya memang perlu image baru deh.

Oh, dan tentang judulnya, saya memang merasa bukan seorang pencerita yang baik.

Ketika harus menceritakan sesuatu secara langsung, entah kenapa saya merasa kesulitan.

Saya lebih suka menulis, kok!


R.A.
24 November 2011
Continue reading I'm Not A Story-Teller

Jumat, 04 November 2011

, , ,

Some Writing Quotes (I)

Taken from elsewhere. 
Thanks for Google. :)


Do not put statements in the negative form.
And don't start sentences with a conjunction.
If you reread your work, you will find on rereading that a
great deal of repetition can be avoided by rereading and editing.
Never use a long word when a diminutive one will do.
Unqualified superlatives are the worst of all.
De-accession euphemisms.
If any word is improper at the end of a sentence, a linking verb is.
Avoid trendy locutions that sound flaky.
Last, but not least, avoid cliches like the plague.
~William Safire, "Great Rules of Writing"

Writing is easy:  All you do is sit staring at a blank sheet of paper until drops of blood form on your forehead.  ~Gene Fowler

Every writer I know has trouble writing.  ~Joseph Heller

Writer's block is a disease for which there is no cure, only respite.  ~Terri Guillemets

When you are describing,
A shape, or sound, or tint;
Don't state the matter plainly,
But put it in a hint;
And learn to look at all things,
With a sort of mental squint.
~Charles Lutwidge Dodgson (Lewis Carroll)

I love writing.  I love the swirl and swing of words as they tangle with human emotions.  ~James Michener

Writing, I think, is not apart from living.  Writing is a kind of double living.  The writer experiences everything twice.  Once in reality and once in that mirror which waits always before or behind.  ~Catherine Drinker Bowen, Atlantic, December 1957

Ink surrounds me all the time
On my bed sheets, recorded in rhyme
Quills 'ever scribbling in my head
Sometimes damnit I forget what they said.
Ink has settled into my fingerprints
But to keep the words I fear to rinse...
~Terri Guillemets

Write your first draft with your heart.  Re-write with your head.  ~From the movie Finding Forrester

It's not plagiarism - I'm recycling words, as any good environmentally conscious writer would do.  ~Uniek Swain

A story should have a beginning, a middle, and an end... but not necessarily in that order.  ~Jean Luc Godard

I never think at all when i write
nobody can do two things at the same time
and do them both well
~Don Marquis, Archy's Life of Mehitabel, 1933

Books want to be born: I never make them.  They come to me and insist on being written, and on being such and such.  ~Samuel Butler

The most essential gift for a good writer is a built-in, shockproof shit detector.  This is the writer's radar and all great writers have had it.  ~Ernest Hemingway, interview in Paris Review, Spring 1958

If there's a book you really want to read, but it hasn't been written yet, then you must write it.  ~Toni Morrison

A writer is someone who can make a riddle out of an answer.  ~Karl Kraus


Love writing! Love Pocky! Love Hippo!
:D

Hippo :3



















R.A. 
Jogja, 5 November 2011
Continue reading Some Writing Quotes (I)

Rabu, 02 November 2011

, , , , , ,

Something Stupid That Comes Out from My Mind

Annyeong,
 
So here's I got some things to think about...
I was think about enjoying me-time.
I'm so not into fashion so I'll talk about books.

Ew, yeah, I read, like, everything.
Semua yang menarik perhatian saya, tentu saja.
I love, to see some nice dress, nice blouse, nice shoes, but I don't think they will fit me well as seen as on the photographs
(when you browse some online shops) or on those mannequins in stores, so I'll just, like, yeah, whatever.
Maaf saya meracau.

Anyway,
I LLOOOVVEE BOOKS so much.
Novels. Comics. Poems. Whatever.
I need some me-time, going to the bookstore, or library, or some nice cafe where I can spend my extra money AND extra TIME...
But I know it's not gonna happen these days.
I'm like, I really love bookstores, those smell of new books... wow.
I really, really, really can't stand it!

Sometimes I really want to go travelling through this lovely city, alone... but the problem is...
I don't like travelling alone.
I already have some places-to-go IF ONLY I brave enough to go ALONE...
My lists are: BOOKSTORES, cafe to eat pancakes and drink latte, errr... Malioboro, perhaps... and also Keraton, some nice places to take pictures...
IF ONLY I have a camera.
Pasti asik mengelilingi kota Jogja dan berkunjung ke tempat-tempat yang bagus.

Yah, itu hanya semacam... apa ya... harapan? Impian? Mimpi? Hahaha.
Yang jelas, saya bukan tipe orang yang bisa berkeliling sendirian, naik bus atau apa, jalan kaki, bukannya saya manja atau apa, tapi
saya bengek, saudara-saudara. Saya cepat sekali sesak napas. Naik tangga tiga lantai saja saya langsung ngos-ngosan.
Gimana saya bisa bertahan menghabiskan seharian di luar, berkeliling kota?
Saya prefer pergi ke toko buku, membeli beberapa buku, kemudian pergi ke toko kaset, hanya untuk cuci mata, kemudian pergi ke cafe yang ada hotspotnya,
membeli cake atau cappuccino, atau latte, atau ke restoran Korea, mencicipi kimbab, atau ke angkringan, makan sebentar, lalu singgah ke perpustakaan,
tentu saja yang ada hotspotnya (lagi!), duduk, membaca buku, yeah this is what 'refreshing' means to me!

* * *

I was just thinking about them...
It's like, I wondered, if only they read my tweets, and they think about me...
Do they even care?
Dan waktu pikiran saya melayang, ke beberapa bulan lalu...
I wish I brave enough to say... "HE IS NOT VISITING ME AND YOU KNOW THAT!"
Not to say, but to scream. -.-
I was really really angry these days. This month.
Sorry. I was just...

Sini aku kasih tau.

When I was home, I mean, in MY HOUSE...
There was a problem...
About continuing my study HERE or not.
But then I decided to stay.
Why?
I stay because of them.
I stay because of him.
HE IS ONE OF THE REASON WHY I'M STILL HERE.
But now?
Someone took my reason away.
Someone I loved.
Ironic.

So now I have no reason.
Technically.

Honestly. I thought about him at that time.

Tapi sekarang, ini semua nggak berarti lagi.
It doesn't mean ANYTHING!

I HAVE TO CREATE MY OWN REASON.

Yeah.
That's what I'm supposed to do.

I'm sorry, if, someone out there, read this, and think, 'oh, is this story about me?' I'm really, really sorry...
I just don't know what to do.
I don't even know myself.
I mean, who AM I?
I lost myself.

Teman saya bilang saya nggak seceria dulu lagi, but who to blame?
No one but myself.
Saya yang membuat diri saya seperti ini.
Jadi, buat seseorang, atau orang-orang, di luar sana, tenanglah, saya tidak menggalaukan anda, kalian, kamu, atau mereka.
Saya menggalaukan diri saya sendiri, saya memarahi diri saya sendiri, saya menyalahkan diri saya sendiri.
And this has nothing to do with you... guys.

I just need time.
Just it.
Oh, do you even STILL CARE ABOUT IT?

Okay I'm so sorry for acting like this.
Really sorry.

Because this is about my heart. About my feelings.
So... what to do?

* * *

Well anyway, I got a great afternoon today, emm...
Okay I tweeted with my ex, so, what's so great about that?
Nothing but...
Ini seperti... kembali ke masa lalu.
Saya tidak bisa memungkiri, bahwa, saya senang, senang sekali bisa kembali kontak dengannya, bisa bicara seperti biasa.

Modern Minds and Pastimes.
I don't know, it's just come out from my mind.

Yeah, well, I'm happy :)

* * *

I stalked someone's profile this afternoon and found out that...
Oh GOD, why is HE soooo daammnn handsome after I left him? or... should I say... after he left me?
I just... felt... regretful -_____-"
Wajar. Cewek.
Hahahahaha.

Tapi seriusan loh, DIA, makin ganteng aja ><
I won't mention some names here, ever, hahahahahahaha!
Emang ya, yang namanya MANTAN, setelah putus hubungan, pasti jadi lebih menarik.
MANTAN APAPUN LOH.
Mantan pacar, mantan HTS-an, mantan sahabat...
Whatever.
Oh dan hari ini saya ketemu - ngeliat - si dongsaeng ganteng lewat. Yah, cuma lewat *nangis* bukan ketemu dan melihat matanya seperti biasa #halah 
Ya, saya akhir-akhir ini jaraaaanng banget ketemu sama beliau, yeah, BELIAU.


Anyway, hari ini hujan cukup lama dan cukup deras.
I LOVE IT!

I think... that's all that I can say tonight.
Have some slides to read (and learn).
Tomorrow will be a mid-term exam...
Dan UTS ini Ilmu THT :o
Dan bahannya banyak banget.


Gotta go, maybe make a cup of coffee, and make a chocolate-cheese sandwich for a midnight-snack-while-studying... kinda pathetic, you know, but, well... what else can I do? :)

So... see ya! :)

R.A.
Jogja, 2 November 2011
Continue reading Something Stupid That Comes Out from My Mind

Selasa, 01 November 2011

Terserah, Percaya atau Enggak

Percaya atau nggak, saya baru saja menyelesaikan laporan fisiologi dalam waktu... yah, bukan sebuah pencapaian maksimal sih, kira-kira 4-5 jam.
Bekerja dengan dikasih deadline itu akan lebih efektif lho. Serius.

Jadi malam ini entah kenapa perasaan saya kesal sekali.

Padahal, yaampun... hari ini ulang tahun ayah saya.

Saya sudah mau menangis.

Sekarang sudah tanggal 2 November.

Dan saya merasa masih belum memberi apa-apa pada ayah saya.

Saya mengetik ini juga karena hati saya yang kacau balau hari ini, saya nggak tahu apa yang terjadi pada saya, bawaannya marah-marah terus, saya kesal pada semua orang yang tampaknya tidak peduli lagi pada saya.

Like, who cares?

No one!

Saya ingin menelepon ibu, menangis-nangis pada beliau, meminta-minta pada bapak, untuk...

Memindahkan saya dari Jogja.

Tapi untuk apa, hey?
Saya toh sudah hampir 2 tahun disini.

Setidaknya itu alasan saya bertahan. Ibu dan Bapak.

Setelah alasan saya bertahan yang ITU direnggut dengan tanpa memikirkan perasaan saya.

Saya kesal sekesal-kesalnya, malam ini. Hari ini, lebih tepatnya.

Seperti, tak ada lagi yang berada di pihak saya.

OH YA AMPUN BETAPA SAYA INGIN SEKALI MENGHAPUS KONTAKNYA DARI APLIKASI CHATTING SAYA.

SAYA KESAL, tolonglah.

Saya ingin marah.

Ini nggak segampang yang kalian pikirkan, tolong mengerti.

Saya capek. Hati saya lelah. Saya capek pake topeng terus. Saya capek tertawa terus di depan publik.

Saya kangen ketawa saya yang ikhlas dan tulus dari dalam hati.

Kapan? Kapan saya bisa ketawa dan senyum lagi?

Saya juga nggak maksud menyampah di twitter tentang KEGALAUAN SAYA, tentang kesedihan saya, saya cuma nggak tau harus gimana.

Saya kehilangan orang-orang paling berharga dalam hidup saya karena saya yang membuatnya begitu.

Terserahlah kalian mau menilai saya seperti apa.
Dibilang galau, kek, dibilang nggak bersyukur, kek... TERSERAH!
Terseraaaahhh!
Continue reading Terserah, Percaya atau Enggak

Senin, 31 Oktober 2011

Marah Marah Lagi

Akhir akhir ini saya sering sekali mendengar lagu Before The Dawn yang dibawakan oleh Infinite.
Saya sukaaaa sekali sama cowok yang suaranya bagus, badannya oke, dan punya tampang yang lumayan. Perhatian: lumayan. Karena suara bagus dan badan oke itu sudah cukup bagi saya... apalagi kalau wajahnya juga enak dilihat. Komplit deh.
Pokoknya, cowok yang punya kemampuan itu seksi.
Seperti Donghae. Uh, saya sering sesak napas kalau liat dia nyanyi atau ngerap. Sambil ngedance. AAAAA rasanya dunia berhenti berputar dan saya tidak bisa berhenti memandanginya.
Barusan saya baca timeline saya, ada yang ngeluh-ngeluh.
Nggak ngeluh juga sih.
SAYA lebih tepatnya, yang ngeluh. :))
Ya, saya mengeluh, tentang semua ini. TENTANG KEGALAUAN INI.
SO WHAT?
THIS IS MY LIFE.
MY SUCK LIFE.
Yeah yeah yeah, ingatkan aku segala hal tentang bersyukur atau apalah itu.
Entahlah, rasanya saya lagi dirasuki setan.
Saya benci ketika saya butuh teman-teman saya dan tidak ada yang datang.
Saya benci ketika orang yang saya suka ternyata sudah punya pacar.
Saya benci ketika saya kehilangan naskah novel saya di laptop.
Saya benci ketika saya ingin sekali menulis tapi tidak ada inspirasi sama sekali.
YAH, SAYA MENSYUKURI BERBAGAI BANYAK HAL YANG SAYA BENCI INI.
TERIMA KASIH SUDAH MENGINGATKAN, SEMOGA KAU BAHAGIA DENGAN HIDUPMU.
AMIN.
Continue reading Marah Marah Lagi

Sabtu, 29 Oktober 2011

, , ,

From Mario Teguh (October 19)

Untukmu yang merasa sendiri karena ditinggalkan, dengarlah ini ya?
 
Sadarilah bahwa untuk beberapa saat engkau akan berlaku agak aneh, yaitu merasa bahwa engkau hanya sendiri di dalam hidup ini, dan bahwa dunia ini kosong dari apa pun yang bisa menggembirakanmu.
 
Cobalah ingat, betapa cerianya engkau dulu sebelum dia datang dan membuatmu jatuh cinta kepadanya?
 
Bukankah engkau dulu mampu untuk hidup mandiri dan bebas untuk bergembira di mana pun dan dengan siapa pun?
 
Apakah dia demikian hebatnya, sampai-sampai engkau berlaku menistakan nikmat Tuhan yang amat sangat luas ini?
 
Jangan sampai engkau ditanya:
 
... nikmat Tuhan yang mana lagikah yang kau nistakan?
 
Jangan sampai engkau tidak mendapatkan yang tidak baik bagimu sekarang, dan membatalkan kepantasanmu untuk mendapatkan belahan jiwa yang sesuai bagimu jika engkau berbaik sikap?
 
Apakah sesungguhnya engkau sedang menistakan rencana Tuhan bagi jiwa yang lebih baik, karena engkau tak kunjung membijak kehilangan yang tidak baik?
 
... nikmat Tuhan yang mana lagikah yang kau nistakan?
 
Sudahlah. Lupakanlah dia.
 
Dulu engkau berbahagia tidak mengenalnya, dan engkau bisa tetap berbahagia setelah pernah mengenalnya.
 
Perlakukanlah dia sebagai yang pernah kau cintai, seperti keikhlasanmu menerima semua kehilanganmu selama ini.
 
Pantaskanlah dirimu bagi belahan jiwa yang lebih baik.
 
Sesungguhnya,
 
Keindahan yang kau dapat, sesuai dengan keindahan yang kau upayakan.
 
Mario Teguh
Continue reading From Mario Teguh (October 19)
, , , ,

From Mario Teguh (October 29)

Bagimu yang sendiri, malam ini adalah saat yang mungkin paling membuatmu sadar mengenai kesendirianmu.
 
Dekatkanlah hatimu kepada Tuhanmu, dan bisikkanlah ...
 
Tuhanku Yang Maha Penyayang,
 
Pasti Engkau mengetahui bahwa aku telah letih dalam upaya yang panjang dan berlarut merupawankan diriku, memaniskan senyum dan tuturku, menganggunkan tawa dan langkahku, agar aku sesuai bagi belahan jiwa yang baik.
 
Tapi ..., aku masih sendiri, menyaksikan mereka yang telah Kau anugerahi kekasih dan pasangan hidup, tapi saling mengkasari dan mengkhianati satu sama lain.
 
Tuhan, maafkanlah pertanyaanku ini ... Mengapakah Engkau mudahkan bagi mereka untuk menemukan kekasih dan pasangan hidup, padahal mereka tidak menghargai satu sama lain?
 
Mengapakah aku, yang dalam doa-doaku bertangis-janji kepada-Mu akan memuliakan belahan jiwa yang telah lama dan pilu kurindukan itu, ... mengapakah aku masih sendiri dan iri melihat betapa mudahnya orang lain menemukan belahan jiwa mereka?
 
Tuhanku, maafkanlah hatiku yang karena kerinduannya bertanya seperti itu, dan maafkanlah juga akalku yang nyaris lumpuh dalam kebingunganku.
 
Maka, ini yang ku mohon dari-Mu malam ini,
 
Sabarkanlah aku dalam penantianku, indahkanlah upayaku untuk tetap tampil menarik walau menyembunyikan kepedihan dari kesendirianku.
 
Dan semoga, Engkau menjatuhkan hatiku kepada dia yang hatinya terpaut indah hanya kepadaku.
 
Dan semoga, Engkau merestui kesungguhan kami untuk menerima kekurangan satu sama lain, sebagaimana kami mensyukuri keindahan pribadi satu sama lain.
 
Dan semoga, Engkau menyatukan kami dalam pernikahan yang mesra dan setia, yang Kau anugerahi keturunan dan rezeki yang baik, dan yang panjang umur dalam kesejahteraan dan kebahagiaan.
 
Aamiin
 
Wahai Yang Maha Cinta ....
 
Aamiin
 
-Mario Teguh-



YANG INI MAK JLEB JLEB. 
Saya baca ini pas malam minggu, dan pas banget waktunya, saya lagi galau. HUWAAAA!!!
Continue reading From Mario Teguh (October 29)
, , , ,

From Mario Teguh (October 21)

Untukmu, jiwa baik yang merindukan belahan jiwa yang akan melengkapi keindahan hidupmu, sini... dekatkanlah hatimu dengan hatiku, yang akan mengamini permintaan tulusmu kepada Tuhan....

Bisikkanlah ...

Tuhanku Yang Maha Penyayang,

Lihatlah wajahku yang berpendar dengan kerinduan bagi jiwa baik yang akan kucintai dan yang mencintaiku dengan jujur dan setia.

Mudah-mudahan Engkau merasa kasihan melihatku berjalan di lorong-lorong sepi impian dan kerinduan hatiku, bergandengan tangan dengan diriku sendiri.

Janganlah Kau biarkan aku lama sendiri, menseri-serikan wajah dalam harapan cinta, dan menceriakan senyum dan tawaku yang berpura-pura telah ditemukan oleh dia yang juga merindukan cintaku.

Tuhan, apakah tangisku ini indah bagi-Mu?

Jika Engkau memang lebih menyukai kedekatan dan kemanjaanku karena kepiluan dari kesendirian ini, maka aku akan belajar ikhlas menangis sepanjang hidupku. Dan semoga, Engkau mencukupkan air mataku dan menguatkan serat-serat dinding dadaku.

Tapi Engkau adalah Tuhanku Yang Maha Lembut,

Aku yakin sekali bahwa Engkau tak akan sampai hati membiarkan jiwa kecil yang selalu berusaha patuh kepada-Mu ini, lama bersedih menantikan belahan jiwa yang sesungguhnya telah Kau siapkan bagi pemuliaan hidupku.

Engkau Yang Maha Cinta,

Aku mencintai-Mu, dan bernafas dalam keyakinan bahwa Engkau sangat mencintaiku, maka...

Pelan-pelan dan dengan rambatan yang pasti, mulai besok pagi, damaikanlah hatiku, gerakkanlah tangan, kaki, dan tubuhku dalam ketukan nada tarian lembut yang menandakan bahwa jiwaku dalam perjalanan untuk Kau temukan dengan dia yang telah lama kudengar suara anggunnya dalam mimpi-mimpiku.

Engkau Yang Maha Lembut,

Satukanlah aku dengan belahan jiwaku, dalam pernikahan yang damai, yang mesra dan setia, yang saling memuliakan, yang Kau anugrahi dengan keturunan yang berpekerti luhur, dan yang Kau kayakan dengan kesehatan, nama baik, dan kesejahteraan.

Aamiin
Continue reading From Mario Teguh (October 21)
, , ,

From Mario Teguh (October 22)

I GOT THIS FROM MARIO TEGUH'S PAGE!! AWESOOOMEE~~!!

>>
KEINDAHAN BAGI JIWA BAIK YANG CINTANYA DINISTAI

Bagimu, jiwa baik yang cintanya dinistai,

langit ini runtuh, bumi ini gelap, laut mendidih, udara serasa pekat berjelaga, dan air serasa pasir,

tapi sesungguhnya engkau terluka bukanlah oleh rasa kehilangan orang yang kau cintai; tapi karena rasa terhina, terbuang, tersia-siakan, dan dirampoknya rasa berhak untuk hidup dengan baik.

Pengkhianatan cinta tidak mencabik orang itu darimu, tapi merusak rasa hormat dirimu.

Engkau dibuatnya merasa tak berguna, tak bernilai, tak pantas dihargai, dan tak dipertimbangkan dalam mengalihkan perhatiannya kepada orang lain yang belum tentu sebaik dirimu.

Engkau dibuat bertanya-tanya dalam kesendirianmu mengenai apa yang memantaskanmu bagi perlakuan senista ini.

Memang ...,

Pengkhianatan cinta adalah penghinaan terkejam kepada rasa hormatmu kepada dirimu sendiri.

Itu yang menjadikanmu geram dan ingin melihatnya meregang terpanggang api neraka, dan terlantar antara pingsan dan mati di belantara penuh duri dan racun .

Ooh... betapa dendam itu mentenagai malam-malam panjang yang berselang-seling antara tangis dan rencana pembalasan dendam.

Tapi... karena kebaikan jiwamu - engkau tahu, engkau tak mungkin berlaku kejam bahkan kepada orang yang mengejamimu, alih-alih engkau melunglai lemah dalam keinginan untuk lari dan menghilang dari kesadaranmu, agar engkau lupa betapa rendahnya engkau diperlakukan.

.......

Adikku, yang hatinya baik, yang berhak bagi setulus-tulusnya cinta dari belahan jiwamu yang sejati, dengarlah ini ya?

Saat di mana engkau merasa kehilangan dirimu adalah saat yang paling tepat untuk membangun dirimu yang baru, yang lebih damai karena kekuatannya, dan yang lebih kuat karena keikhlasannya.

Engkau yang kehilangan dirimu, harus bersyukur, karena engkau bisa membangun dirimu yang baru, tanpa direpoti oleh sisa-sisa sikap dan kebiasaan buruk pada dirimu yang lama.

Ini adalah saat di mana engkau harus mendekatkan dirimu kepada Tuhan, kepada orang tua dan mereka yang nasehatnya telah kau abaikan, dan kepada diri sejatimu yang telah sesungguhnya memberitahumu bahwa engkau akan terluka.

Sekarang... tenangkanlah dirimu, damaikanlah hatimu, lapangkanlah nafasmu... diamlah sebentar... diamlah... sampai engkau mendengar kesunyian di dalam hatimu...

Hmm... mudah-mudahan sekarang benderang bagimu bahwa sesungguhnya luka hatimu karena pembuangan oleh orang yang tak tahu diri itu, adalah sesungguhnya cara Tuhan untuk mendekatkan dirimu kepada dirimu sendiri.

Pengkhianatan itu indah - bagimu yang mengerti, bahwa engkau sedang dipisahkan dari orang yang akan hanya lebih melukaimu di masa depan.

Sekarang, dalam nalarmu yang lebih mengerti, tetapkanlah berapa banyak waktu yang masih kau butuhkan untuk bersedih dan berlemah-lemah dalam acara mengasihani dirimu sendiri yang sesungguhnya sangat gengsi dan benci dikasihani oleh orang lain.

Setelah itu, tetapkanlah waktu bagi dirimu yang baru itu untuk melatih cara senyum yang baru, yang lebih segar, yang lebih tulus, dan yang... ooh... berpendar dengan aroma cinta dari hatimu yang sekarang bersih dan lebih damai.

Sekarang, latihlah dirimu untuk memalingkan wajah dan menempelkan pandangan matamu yang anggun ke horizon di kejauhan sana... dalam sebuah ayunan gerak menoleh yang lamban dan elegan.

Sekarang, latihlah otot-otot lembut di wajahmu untuk tersenyum semanis mungkin, sepenyayang mungkin, dengan rona wajah yang penuh kasih, ...heninglah sejenak, hanya beberapa detik sebelum bibirmu yang bersungging senyum itu mengeluarkan getar suara yang semerdu-merdunya dari beranda indah di lehermu yang kini terbebas dari ketegangannya.

Kedipkanlah matamu dengan gerakan api lilin yang meliuk manja terhadap belaian semilir angin senja, yang menutup lambat seperti engkau akan tertidur, tapi yang kemudian terbuka lagi dengan kerling mencling yang memanah hati yang tak berpertahanan.

He he he...

Yah... begitu, ...tersenyumlah, tergelaklah... ooh adikku, engkau tak tahu betapa aku berbahagia dan haru dalam syukur - melihat wajahmu merekah dengan senyum yang sesungguhnya sesuci hari kelahiranmu.

Sekarang, dalam senyum dan penghormatan yang tulus kepada keindahan dari penciptaanmu di dalam kehidupan ini, tegakkanlah jiwamu dan tegapkanlah badanmu untuk menjadi pribadi yang baru, yang damai karena kekuatannya, dan yang kuat karena keikhlasannya.

Adikku... dengarlah bisikku ini...

Engkau jiwa yang baik.

Berbahagialah.

Mario Teguh - Loving you all as always
Continue reading From Mario Teguh (October 22)
, , ,

SAYA PENGEN NULIS LAGI!

Kemarin, di Twitter, saya ngegalau berat tentang dunia tulis-menulis. 
Dimulai dari sini...

1. saatnya bergalau ria dengan naskah novel. mumpung belum UTS. mau cerita bentar...


2. dulu di SMA saya pernah nyelesain satu novel. judulnya Hime No Yume.


3. satu-satunya novel yang saya selesaikan pas SMA. padahal waktu SMP saya nyelesain 2-3 novel lho. hahahaha.


4. tapi novel jaman SMP itu karya perdana saya. maksud saya benar-benar perdana. tanpa editan, mengalir begitu saja dari otak.


5. jadilah isinya amburadul. bahasa yang nggak karuan, dialog yang terlalu banyak, dan cerita yang asal-asalan.


6. tapi saya dengan senangnya, menulis novel yang lain lagi. selain karena adanya waktu luang, juga karena ada banyak inspirasi.


7.  maklumlah, masa SMP. masa puber! ketika pertama kali merasakan suka pada lawan jenis. perasaan itu, saya ungkapkan ke novel saya


8. jadilah, tiga novel jaman SMP itu, semuanya tentang cinta dan persahabatan. sedikit banyak, dipengaruhi novel-novel teenlit yang saya baca. 


9. sekarang naskah novel itu ada di rumah saya di Pekanbaru. ah, jadi kangen rasanya... membaca ulang, dan menertawai karya saya itu... :'D


10. nah, waktu masuk SMA, bacaan saya mulai berubah. beberapa novel dengan bahasa yang 'berat' mulai saya baca.


11.  sehingga sedikit banyak, mempengaruhi gaya menulis saya. dulu, saya terpengaruh sekali sama J.K. Rowling.


12. ya, saya tahu novel J.K. Rowling bukan novel dengan bahasa yang 'berat'.


13. tapi saya memang ingin memunculkan dia dalam twit saya :)) 


14. oke. kembali ke topik. saya menyukai gaya tulisan Mrs. Rowling. tentang bagaimana dia mendeskripsikan sesuatu.


15. coba saja anda baca novel saya 'Hime No Yume'. teman-teman saya bilang ketika membacanya, seperti membaca novel terjemahan.


16. sebab gaya tulisan seperti itulah yang saya suka! :D


17. cukup tentang gaya tulisan dan bahasa penulisan novel saya. selanjutnya tentang kehidupan tulis-menulis saya pasca 'Hime No Yume'. 


18. pasca 'Hime No Yume', saya kembali menulis beberapa naskah novel. tapi, sayang sekali! tidak ada satu pun yang saya selesaikan.


19. tepatnya, tidak ada satupun yang bisa saya selesaikan! 'Hime No Yume' selesai pada waktu saya kelas 11 SMA.


20. dan setelah itu, saya kepikiran tentang kelanjutan pendidikan saya. ya, saat-saat galau dan labil memilih tempat kuliah.


21. sampailah kelas 12 SMA. disini saya juga tak sempat menulis. terlalu banyak try out, ujian masuk PT, dan persiapan UN. 


22. kemudian setelah lulus SMA, dan saya punya waktu libur 3-4 bulan. saya kembali menulis novel, tetapi lagi-lagi tidak selesai. 


23. tetapi saya mengisi blog. saya kembali aktif di blog, menyempatkan pergi ke warnet di dekat rumah setiap sore, dan mem-post sesuatu. 


24. ah... saya lupa sesuatu. hal paling krusial dalam hidup saya. ketika laptop saya rusak karena virus... dan semua data novel saya hilang. 


25. dan saya menangis nyaris meraung-raung ketika itu :'P


26. tetapi apa boleh buat, life must go on... saya memang agak sedikit kesal dan sedih waktu itu, sehingga tak bisa menulis dengan benar lagi.


27. mendadak saya kepikiran beberapa naskah novel yang ada di laptop saya... masih hidupkah? masih adakah tanda-tanda kehidupan disana?


28. masuk FKG UGM... seperti yang sudah saya duga sebelumnya: welcome to hari-hari padat dan sibuk! 


29. itu berarti tidak ada lagi berjam-jam di depan laptop meneruskan naskah novel sampai lupa makan dan tidur. 


30. dan itulah kenapa sampai sekarang tidak ada naskah novel yang bisa saya selesaikan. tidak ada waktu, tidak ada inspirasi. tidak ada melamun!


31. karena buat saya, untuk menulis itu dibutuhkan waktu luang yang panjang untuk melamun.


32. oh, dan juga catatan-catatan kecil inspirasi yang tiba-tiba muncul.


33. tetapi bahkan akhir-akhir ini tak ada lagi inspirasi yang muncul dalam sekejap seperti itu. saya rindu, wahai inspirasi. --"


34. tulisan-tulisan saya di blog pun malah kebanyakan tentang... curhat dan kegalauan. yah, biasa lah. :| 


35. sedikit banyak - tidak, BANYAK, saya rindu saat-saat menulis novel itu. ketika berimajinasi penuh khayal. aaaaaaa! #histerissendiri


36. kapan ya, saya bisa nulis-nulis lagi?


37. oh, pertanyaannya adalah: kapan ya, saya punya waktu luang, buat nulis-nulis lagi...? 


38. *dan kemudian cerita ini gantung*


Ah, cerita yang absurd. Saya bahkan tidak sadar saya sudah membuat 38 twit hanya untuk bercerita tentang ini!
Sungguh hal yang tidak penting... 


Baiklah, saatnya saya kembali ke catatan dan handout Patologi Anatomi saya...
sekian. 


SELAMAT UTS.


R.A.
Jogja, 28-30 Oktober 2011
Continue reading SAYA PENGEN NULIS LAGI!