Minggu, 19 Desember 2010

, , , ,

Lucy's Love Story (Prologue + Chapter 1)

Title: Lucy's Love Story
Author: antiquelaras
Casts: Lucu Rothbelle (introducing), Draco Malfoy
Genre: Fantasy, Romance, Magic
Disclaimer: semua karakter dalam serial Harry Potter adalah ciptaan J.K. Rowling. As for Lucy Rothbelle, she is my imaginary character :)

>>
PROLOG

Lucy Rothbelle adalah seorang anak kelas lima Ravenclaw, berdarah-campuran. Lucy juga adalah anggota Laskar Dumbledore.

Tahun ini dia disibukkan dengan berbagai tugas yang dibebankan oleh nyaris semua guru di Hogwarts dengan dalih anak-anak kelas lima akan mengikuti tes OWL.

Tetapi masalah Lucy tidak hanya tugas-tugas yang menumpuk memenuhi pikirannya - dan memenuhi meja di samping tempat tidurnya di asrama. Tahun ini Lucy juga menyadari kenyataan bahwa ada yang lain yang menyita perhatiannya.

Draco Malfoy.

Lucy menyadari bahwa dia begitu memperhatikan Malfoy. Bagaimana tahun ini Malfoy terlihat begitu pucat dan cemas setiap saat. Puncaknya adalah saat Lucy menulis Surat dalam Secarik Perkamen ketika Malfoy dirawat di rumah sakit akibat mantra Sectumsempra yang diteriakkan Harry di toilet anak laki-laki.
<<

>>
CHAPTER 1

Lucy Rothbelle sedang sibuk mengerjakan tugas Herbologinya di perpustakaan, sendirian. Madam Pince di kantornya, menyeleksi buku-buku baru. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam.

Tiba-tiba terdengar suara langkah cepat yang menyusuri koridor. Madam Pince, yang telinganya setajam kelinci, mendengarnya dan langsung berjalan cepat ke arah pintu perpustakaan.

"Hei, kau! Dilarang berlari di koridor!" teriaknya pada anak laki-laki yang berlari itu. Anak itu memelankan langkahnya ketika mendekati Madam Pince.

"Saya mencari Lucy Rothbelle," engah anak laki-laki itu. "Saya dengar dia ada di perpustakaan?"

"Miss Rothbelle?" tanya Madam Pince, mengangkat alisnya heran. "Untuk apa kau mencarinya?"

"Umm, hanya ingin bertemu," ujar anak itu ogah-ogahan.

"Dia ada di seksi Herbologi," jawab Madam Pince, masih mencurigai anak laki-laki itu.

"Terima kasih," kata anak itu, lalu menuju seksi Herbologi, tempat Lucy masih mengerjakan tugas dari Profesor Sprout.

Lucy manyun, melihat tugasnya masih sepuluh senti lagi dari batas minimal panjang perkamen yang ditugaskan Profesor Sprout. Dibaliknya buku tebal di hadapannya, mencari bab yang cocok, lalu menyalinnya ke perkamennya. Saking seriusnya hingga ia tak mendengar langkah yang mendekatinya.

"Kau Lucy Rothbelle?" tanya seseorang.

Lucy mendongak, lalu tanpa sadar mulutnya terbuka. Setetes tinta jatuh dari pena-bulunya yang terhenti, membuat bulatan hitam kecil di perkamen tugasnya.

Draco Malfoy berdiri di depannya sambil mengangkat alisnya.

* * *

"Apa kau Lucy Rothbelle?" tanya Draco lagi.

Lucy masih ternganga, tetapi dia segera menguasai dirinya. "Ya, aku Lucy..."

"Kau yang menulis ini?" tanya Draco, menarik kursi di depan Lucy dan menyodorkan secarik perkamen. Surat Lucy yang ditulisnya ketika dia menjenguk Draco di rumah sakit.

"Ya, aku yang menulisnya," jawab Lucy tegas. "Maafkan aku," katanya, menunduk malu. "Aku bodoh menulis itu, padahal aku tahu kau menyukai Pansy..."

"Apa kau bersungguh-sungguh?" sela Draco.

"Apa?" Lucy mendongak. "Tentang?"

"Tentang semua ini," gumam Draco, mengetuk-ngetuk perkamen berisi surat Lucy yang digelar di meja. "Tentang perasaanmu padaku."

Wajah Lucy memerah. Dipandanginya Draco dalam-dalam, dan mendadak debaran di jantungnya semakin cepat. Dia menarik napas panjang sambil tetap memandang Draco yang balas menatapnya.

"Ya," kata Lucy. "Ya, aku serius."

Draco terlihat kaget sejenak, tetapi lalu tersenyum. "Terima kasih."

"Sama-sama," balas Lucy, tetapi dia menunduk. Memandangi tugasnya yang tinggal lima senti lagi. Menghilangkan noda hitam di perkamennya dengan tongkat sihirnya. Tetapi yang dia lakukan malah membuat lubang kecil di perkamennya akibat salah mengucap mantra.

Draco memperhatikannya.

Lucy bergetar. "Reparo," dengan suara nyaris menangis. Tongkatnya bergetar.

Lalu Draco menangkap tangan Lucy yang bergetar. Perkamennya bolong lebih besar. Lucy menjatuhkan tongkatnya ketika menyadari Draco memandangnya.

"Biar kubantu," kata Draco, mencabut tongkatnya sendiri, lalu mengucapkan mantra perbaikan. Perkamennya kembali seperti semula, tanpa noda, tanpa lubang.

"Trims," gumam Lucy.

Draco masih memandangi Lucy dan suratnya, bergantian. "Kau tahu?"

Lucy menengadah.

"Aku bertanya pada Michael Corner tentang anak Ravenclaw yang berinisial L.R., dan dia menyebutkan namamu. Aku menghabiskan waktu seharian penuh mencarimu."

Lucy tergagap. "Mencariku seharian? Kau... sudah sembuh?"

"Seperti yang kau lihat."

Draco, sejujurnya, masih tampak pucat.

"Kau tampak pucat."

"Beginilah aku."

"Tidak, aku tahu kau. Kau tidak sepucat ini saat sehat."

"Sampai sebegitukah kau memperhatikanku?"

Lucy mendadak menutup mulutnya, menyadari bahwa dia salah bicara. "Errr."

"Aku sungguh-sungguh berterima kasih untuk itu."

Draco terdengar bersungguh-sungguh. Lucy memberanikan diri menatapnya lagi.

"Justru aku yang harus minta maaf," gumam Lucy.

"Untuk apa?"

"Untuk... semuanya."

"Untuk mencintaiku sepenuh hati?"

Lucy tidak menjawab, yang dianggap Draco sebagai jawaban 'ya'.

"Dengar, entah apa yang merasukiku saat itu hingga bisa menulis surat itu padamu. Aku... aku seharusnya sadar sejak awal. Kau mencintai Pansy. Pansy mencintaimu. Aku harusnya sadar bahwa aku tak punya kesempatan. Darah-Campuran. Kupikir bagimu itu sama saja dengan Kelahiran-Muggle. Karena kau Darah-Murni. Aku benar-benar bodoh."

Draco diam mendengarkan Lucy menangis.

"Sst," kata Draco kemudian,  ketika menyadari bahwa Lucy tidak meneruskan. "Kau mau tahu sesuatu?"

Lucy menengadah.

"Aku juga bingung, entah apa yang merasukiku hingga keinginan untuk mencari si penulis surat itu begitu besar."

Mata Lucy membesar.

"Kau tidak bodoh. Justru kau pemberani. Dan, aku salut padamu karena berhasil mengalihkan perhatian seorang Malfoy."

Lucy mengangkat alisnya.

Draco tertawa. "Belum pernah ada gadis yang menarik hatiku seperti penulis surat ini."

Wajah Lucy semakin merona. "Kau tidak perlu membuatku senang."

"Tidak, aku serius," jawab Draco jujur. "Aku benar-benar penasaran denganmu."

"Maaf kalau aku ternyata tidak sesuai dengan harapanmu," tambah Lucy.

"Aku suka suratmu, kau keberatan?" sela Draco. "Itu mengalahkan segalanya."

"Surat bisa berbohong."

"Kau tidak berbohong," kata Draco jelas, dan tegas.

"Bagaimana kau bisa tahu?"

"Oh, hanya menelusuri kata-katamu dengan mendalam."

"Bagaimana bisa itu membuatmu tahu?"

"Semuanya begitu tulus. Mengalir apa adanya."

Lucy diam.

"Aku..."

"Kenapa kalian berdua masih mengobrol?" tegur Madam Pince. "Ini sudah larut, kembalilah ke asrama kalian... masing-masing," tambah Madam Pince, melihat perbedaan lambang asrama pada jubah Lucy dan Draco.

Draco bangkit dan keluar perpustakaan, sementara Lucy masih membereskan buku-bukunya. Lucy mengira Draco begitu jahat hingga meninggalkannya sendirian, sampai dia keluar dan mendapati Draco masih berdiri di lorong perpustakaan.

Lucy sekarang mengira Draco menunggunya.

"Ayo," Draco mengulurkan tangannya.

Lucy bingung, meremas-remas tangannya sendiri.

"Tanganku hangat," kata Draco, tersenyum. Dia kira Lucy kedinginan.

Lucy menyambut tangan Draco dengan salah tingkah. Tetapi Draco begitu cool. Dan mereka pun berjalan bergandengan tangan sepanjang koridor.

"Satu-satunya yang kukhawatirkan sekarang adalah Peeves," gumam Lucy pelan.

"Kenapa?"

"Bayangkan teriakannya kalau melihat kita bergandengan tangan seperti ini," kata Lucy meneruskan, wajahnya merona merah.

Draco tertawa. "Kudengar Peeves sedang dimarahi Bloody Baron karena menjatuhkan lukisan ksatria di koridor lantai lima," jelasnya, "jadi tidak mungkin Peeves kesini secepat itu."

Lucy ikut tertawa.

Kemudian mereka hening sampai tiba di persimpangan koridor.

"Kita berpisah disini," kata Draco. Tetapi ia belum melepaskan tangannya.

"Oh," gumam Lucy. "Baiklah."

Draco tersenyum. Lalu akhirnya melepas tangan Lucy.

"See you later," senyumnya, melambai dan berlari kecil ke kanan.

Lucy tersenyum dan bingung dengan perkataan Draco. Kemudian disadarinya Draco meninggalkan sobekan perkamen kecil di tangan Lucy yang sedari tadi digenggamnya. 

Besok, kandang burung hantu, jam tujuh pagi.

Lucy melompat-lompat dalam perjalanannya ke Menara Ravenclaw.

* * *



P.S.
Saya menulis fanfiction ini karena saya begitu menyukai Draco Malfoy :p
Orang bilang draft pertama adalah yang naskah yang paling kasar dan tanpa-editan. Masalahnya, naskah ini juga naskah yang pertama kali saya tulis. Jadi, memang belum ada editan sama sekali. Saya mohon komentar, saran, dan kritiknya :))
Continue reading Lucy's Love Story (Prologue + Chapter 1)

Senin, 06 Desember 2010

, ,

Come Back to Me - Utada Hikaru



The rain falls on my windows
and a coldness runs through my soul
and the rain falls, and the rain falls,
I don't want to be alone

I wish that I could photoshop all our bad memories
cause the flashback, oh the flashback, won't leave me alone 
Let me make up for what happened in the past

Don't know why I did it
But I do regret it
Nothing I can do or say can change the past

Baby, come back to me
I'll be everything you need
Boy, you're one in a million
Continue reading Come Back to Me - Utada Hikaru

Minggu, 05 Desember 2010

, , , ,

Love and Rain















Aku punya kenangan.

Kenangan tentang hujan, cinta, dan persahabatan.
Oh, dan tentang kejutan itu. 

Bukan kenangan yang indah, sebenarnya. 
Tetapi kenangan yang sulit untuk dilupakan.

Karena, ini tentang cinta. Cinta dirinya, cintaku, dan cintanya pada orang lain. 

That's why I hate rain. At first. 


R.A.
5 Desember 2010
18:15
*kebetulan hujan
Continue reading Love and Rain
,

Nyanyian Hujan - Kahlil Gibran

Aku ini percikan benang-benang perak yang dihamburkan dari syurga oleh dewa-dewa.
Alam raya kemudian meraupku, bagi menyirami ladang dan lembahnya.

Aku ini taburan mutiara, yang dipetik dari mahkota Raja Ishtar, oleh puteri Fajar,
untuk menghiasi taman-taman mayapada.

Pabila kuurai air mata, bukit-bukit tertawa;
Pabila aku meniup rendah, bunga-bunga gembira,
Dan bila aku menunduk, segalanya cerah-ceria.

Ladang dan awan mega berkasih-mesra,
Di antara mereka aku pembawa amanat setia,
Yang satu kulepas dari dahaga,
Yang lain kuubati dari luka.

Suara guruh mengkhabarkan kedatanganku
Pelangi di langit menghantar pemergianku,
Bagai kehidupan duniawi, diriku,
Dimulakan pada kaki kekuatan alam,
Dan diakhiri di bawah sayap kematian.

Aku muncul dari dalam jantung samudera,
Melayang tinggi bersama pawana,
Pabila kulihat ladang memerlukanku,
Aku turun, kubelai mesra bunga-bunga dan pepohonan
Dalam berjuta cara.

Jemariku lembut bermain pada jendela-jendela kaca
Dan berita yang kubawa membawa bahagia,
Semua orang dapat mendengarnya, namun hanya yang peka,
Dapat memahami maknanya.

Panas udara melahirkan aku,
Namun sebagai balasannya aku membunuhnya,
Laksana wanita yang mengungguli jejaka,
Dengan kekuatan yang dihisap daripadanya.

Diriku helaan nafas samudera
Gelak tertawa padang ladang,
Dan cucuran air mata dari syurga.

Maka, disertai cinta kasih -
dihela dari kedalaman laut kasih-sayang;
tertawa ria dari rona padang jiwa,
air mata dari kenangan syurga abadi. 
 
P.S. 
Iseng-iseng googling, saya dapet puisi ini. :) 
Saya selalu cinta Kahlil Gibran, eh maksud saya karya-karyanya, hahaha :D

R.A.
5 Desember 2010
17:46
Continue reading Nyanyian Hujan - Kahlil Gibran

Sabtu, 04 Desember 2010

,

Quotes from Jake

#1. Gak ada gunanya kita masuk ke dalam perang yang kita sendiri tahu kalo kita gak bakal bisa menang.

#2.
Ketika kita tidak bisa maju, ada baiknya kita berhenti sejenak. Saat kita tidak bisa berhenti di tempat, ada baiknya kita mundur dahulu. Dan saat mundur itu, janganlah terpaku pada rasa takut akan kalah, tapi gunakan untuk mencari cara, agar saat kita menyerang kelak, kita yakin kita bakal menang...

#3.
Gak berani berharap itu bagus :)

Ini quotes hasil chatting dengan sahabat saya di masa SMA :)
data chattingnya:
Sunday, October 31, 2010 at 10:11pm

R.A.
14 Desember 2010
17:55
Continue reading Quotes from Jake
, ,

Missing You

"Ini terdengar gila, memang, tapi aku merindukannya. Sangat-sangat merindukannya. Saat-saat bersamanya. Saat bicara padanya - dan tentangnya. Saat melihat senyumnya - dan melihatnya tersenyum padaku. Saat mendengar tawanya - dan tertawa dengannya. Saat menatap matanya - dan melihatnya membalas tatapanku. Bahkan saat-saat bertengkar dengannya."

"Ya. Cinta memang gila."



R.A.
14 Desember 2010
17.24
Continue reading Missing You

Jumat, 03 Desember 2010

, , , , ,

The Last Night's Muse

Tentang cinta yang gagal, harapan, dan egoisme.


Aku tahu, ada yang sedang mengalir lembut di dalam dirinya dan kekasihnya. Aku juga tahu, ada yang sedang mengalir pelan dalam diriku sendiri. Pelan, tapi pasti. Pasti menyakitkan.

Karena, cintanya padanya adalah cinta yang telah berlangsung lama. Sementara cintaku padanya adalah cinta yang gagal. Gagal sejak pertama kali bertemu. Kesalahan karena membiarkan cinta itu berkembang. Berkembang terlalu dalam, tapi indah. Sangat indah.

Meskipun berduri. Yang pada akhirnya akan menyakiti diri sendiri.

BERBALIK ARAH.

Yang menjadikan cinta itu salah.

sesungguhnya jatuh cinta bukanlah sesuatu yang salah.
mungkin waktunya belum tepat.


Mungkin aku memang terlambat bertemu dengannya.
Mungkin aku memang terlambat mengenalnya.
Mungkin aku memang terlambat mencintainya.


Mungkin saat ini dialah yang duluan bertemu dengannya.
Mungkin saat ini dialah yang duluan mengenalnya.
Mungkin saat ini dialah yang duluan mencintainya.

Atau, dicintai olehnya.


Tapi, mungkin saja nanti,
suatu saat!

Keadaan akan berbalik.


Oke. Mungkin aku EGOIS dengan mendoakan, meminta, dan mengharapkan hal ini.


Tapi, salahkah BERHARAP, MEMINTA, dan BERDOA?


R.A.
13 Desember 2010
18:58
Continue reading The Last Night's Muse

Minggu, 28 November 2010

, , , ,

Happy Birthday Anggy (photos)

Salam, Pembaca~!

Sesuai janji saya, saya mau posting foto-foto aneh saat ulang tahun Anggy yang sederhana tapi seru, di kosannya :D

Check this out...















Es krim Moo dengan lilin 1 dan 8 yang sudah mencair.

















Masih terlihat normal...
















Ini juga masih terlihat normal... baru dibuka...

Dan dengan aba-aba...

1





2







3





JRENG.















See? Betapa brutalnya kami makan es krim itu...
















Bentuk kebrutalan yang lain, ahahaha.
















SATUKAN KEKUATAAANNN~!
DENGAN KEKUATAN BULAN, KAMI AKAN MENGHUKUMMU~!

-,-





















Ini tiga sendok yang sudah menyerah menghabiskan es krim, sementara Anggy masih bertahan.

















Selesai makan. Empat sendok, wadah es krim kosong, dan lilin yang masih sisa.


Satu hal yang kurang di acara ini.
KADOOO.
Ini dia boneka anjing pink-kuning yang saya bilang.















Tampak depan. (masih dibungkus plastik)
















Tampak samping kiri. (juga masih dibungkus plastik)
















Tampak samping kanan. (plastiknya bagus hingga kita berempat belum ada yang berinisiatif untuk membukanya)















Tampak depan dengan tambahan vas berisi kuncup mawar plastik yang tak sengaja saya temukan di meja di kosan Anggy.



Yeah, that's it.
Hahaha.
I Love You All~
:*




R.A.
28 November 2010
Continue reading Happy Birthday Anggy (photos)

Sabtu, 27 November 2010

, , , ,

Happy Birthday Anggy :))

Salam, Pembaca~!

Hari ini kebetulan adalah hari ulang tahun ke-18 salah satu sahabat saya, Anggy Natya Listyaningrum :))






















Kebetulan Anggy adalah orang yang dipeluk Annis, hahaha


Jadi, terbersitlah ide di benak kami bertiga: saya, Annis, dan Mytha untuk mengerjai Anggy dan memberinya surprise.

Sebelumnya saya kasih dulu foto kami berempat, biar kalau-kalau kalian bisa mengenali kami di jalan :p



















Saya (yang bawa handphone-nya Mytha), Annis (yang jilbab putih, agak ketutupan), Mytha (ehm, yang cantik tapi manyun), dan Anggy (jilbab item, nyengir)


Begitulah, ini hasil foto narsis kita berempat di sebuah departemen store ternama di Indonesia, di bagian sepatu.

Saya masih ingat waktu kita nyobain pake high heels. Saya pilih sebuah high heels berwarna silver berukuran 39, dan, anehnya, muat di kaki saya. Kemudian saya melirik bentuk kaki saya dari cermin.

Dan Anggy pun berkata, "Wah, Antiq, kakinya 'bicara' deh :p"

Saya cuma bisa manyun.

Okje, kita tidak sedang bicara tentang kaki saya atau sepatu atau betapa kami hanya bisa berkeliling sambil memandang penuh rindu di sekitar deretan tumpukan sepatu-sepatu unyu, tapi kita tadi mau membahas ulang tahun Anggy.

Anggy ulang tahun tanggal 27 November.

Rencana surprise dari awal sekali adalah saya ngambek sama dia. Soalnya, seperti kata Mytha dan Annis, saya jarang sekali ngambek, jadi sekalinya saya ngambek, pasti terlihat aneh. Hahaha. --"

Dan jadwal sudah ditetapkan. Lima hari sebelum Anggy ultah, saya mulai ngambek sama dia. Berarti tanggal 22.

Tapi, coba tebak?

Saya gak bisa marah sama Anggy!

Satu, karena gak ada alasan; dan

Dua, karena saya pasti langsung mau ketawa.

Saya benar-benar payah dalam soal akting.

Akhirnya sudah tanggal 25 dan saya sama sekali lupa harus marah sama Anggy. Jadi kita putuskan untuk menghilangkan 'marah sama Anggy' dari list 'Hal-Hal yang Akan Kita Lakukan untuk Mengerjai Anggy'.

Tiba-tiba sudah tanggal 26.

Dan kita bertiga pun panik.
HAHAHA

Keputusan sudah diambil. Kita berencana nggak ingat hari ultahnya Anggy, berjanji gak ada yang ngucapin di hari itu, gak ada yang nyinggung-nyinggung tentang dia di hari itu.

Tanggal 26 kita ngajak Anggy jalan-jalan ke Galeria Mall, dengan alasan mau beli kado buat temennya Annis yang mau ulang tahun. Maksudnya biar Anggy bisa liat dan siapa tau dia nyeletuk 'eh, ini lucuuuu' dan clearlah masalah kado buat Anggy, hahaa.

Kemudian terbelilah sebuah boneka unyu *ehm, salah, boneka anjing* berwarna pink dan kuning :)) ini juga atas dasar pemikiran Anggy yang memilih boneka itu.

Dan, ehm, fotonya belum bisa saya posting karena belum saya upload ke lappie, insyaALLAH besok saya posting deh foto-foto aneh selama surprise Anggy, hahaha.

Tanpa menyadari bahwa boneka itu ditujukan untuknya, Anggy pun dengan setia menemani kita. :p

Kemudian, hari-H-nya.

Hari itu hujan. Mytha dan Annis ke kosanku, datang dengan berbasah-basah ria. Apalagi Annis bawa kado segede truk - FYI, boneka anjingnya gedeee banget, tapi enak buat dipeluk :D - sepanjang jalan.

Susun rencana lagi. Siang itu kita akhirnya makan siang sambil sekalian nyari kue buat Anggy.

Ehm, karena kuenya gak ketemu, jadi kita ke sebuah swalayan di dekat kosan saya dan kosannya Anggy. Beli lilin tanpa tusuk gigi. Kita pun kalang kabut. Sampe muncul rencana untuk minta tusuk gigi ke warung makan terdekat.

Oke, sebenernya saya gak bisa bayangin kita bertiga muncul di sebuah warung makan dengan wajah polos dan berkata 'Mbak, bisa minta tusuk gigi? Dua aja Mbak."

SKIP.

Kemudian antri di kasir.

Mata kita melihat sebuah es krim. Moo.

Kebetulan juga Anggy suka banget sapi. Wallpaper lappienya aja gambar sapi. Eh, salah, maksudnya corak kulit sapi, item putih itu lho.

Lalu terlintaslah sebuah ide cemerlang: mengganti kue tart dengan es krim Moo.

Oke, jadi pada akhirnya kita membeli es krim Moo itu dan kembali ke kosan saya. Setibanya di kosan, kita langsung ngambil boneka anjing segede truk itu dan cabut ke kosan Anggy.

Rencananya adalah, Annis yang datang berkunjung ke kosan Anggy karena bosan di kosannya akan memanggil Anggy supaya keluar. Lalu, dari balik dinding yang tak terlihat, saya akan muncul membawa kotak es krim yang sudah ditempeli lilin diatasnya, dan Mytha muncul membawa bonekanya.

Oh, dan plus menyanyikan lagu "Happy Birthday Anggy".

Ternyataaaaa lilinnya gak mau berkompromi. Waktu masih di luar kosan Anggy, api di lilin angka 8 mati tertiup angin. Kami gerak cepat dan menyalakannya lagi.

Ternyataaaaa Anggy nggak keluar kamarnya dan melemparkan kunci dari atas ke bawah. FYI, kamar Anggy terletak di lantai dua. Untuk masuk ke rumahnya, harus ada kunci pintu garasi yang nantinya membuka jalan menuju ke kamar-kamar lain. Untungnya tempat saya dan Mytha sembunyi nggak keliatan dari balkon tempat Anggy melemparkan kunci pada Annis.

Akhirnya kita bertiga masuklah ke dalam, meniti lorong, tangga, dan kemudian... lilin di angka 1 padam. -____-"

Annis sudah masuk ke dalam kamar dan menyanyikan "Happy Birthday Anggy" sementara saya dan Mytha di luar sibuk meributkan lilin. Hahaha dan akhirnya kita bertiga masuk ke kamar Anggy dan menyalakan lilin di dalam.

Setelah Anggy make a wish, kita pun langsung menyerbu es krim Moo.

Iseng, sebelum membuka tutup es krim, saya nyeletuk.

"Kok, kelihatan menyedihkan ya?"

Dan pecahlah tawa kami.

Ekspresi Anggy ketika melihat boneka anjing bernama pink dan kuning itu: "eh, boneka ini? Kayaknya pernah lihat, hahaha."

-_____-"

TENTU SAJA.

Ah, dan kita pun bergila-gilaan sore itu, setelah menghabiskan es krim, kita foto-foto pake webcam, Mytha tertidur, sementara saya, Annis, dan Anggy berfoto aneh di lappienya Anggy, hahaha.

Satu hal yang saya dapatkan di sore itu: poni saya yang sudah terlalu panjang, akhirnya dipotong Anggy~!
Dengan berbagai debat antara Annis dan Anggy tentang teknik memotong poni dan penilaian Mytha atas hasil potongan Anggy, inilah saya dengan poni baru.

TARAAAAA~!!




















Looks cute?
Hahaha
:p

Nice job, Anggy~!
I like it~
I like you very much :*
hehehehehehe

Dari kosan Anggy, kita cari makan di luar, tepatnya di Bakso Mataram.

Yummy~ hujan-hujan makan bakso.

Ah, jadi ingat, malam minggu yang lalu kita berempat juga makan bareng di luar, hahaha.

By the way, saya cinta kalian semua :*

R.A.
27 November 2010
Continue reading Happy Birthday Anggy :))

Rabu, 24 November 2010

, ,

Kucing-Kucing Saya

Salam, Pembaca!

Saya pernah bikin status di facebook saya kalau saya pengen peluk kucing segede Garfield.

Oke, ini mungkin agak terlalu cepat sampai pada intinya, mari kita mulai dari awal.
Saya pecinta berat kucing. Segala macam yang ada hubungannya dengan kucing, pasti saya suka banget. Pernah ada acara di tivi tentang kucing-kucing jalanan yang dirawat di sebuah rumah. Saya histeris sendiri ngeliatnya. Banyak banget kucingnya disitu, mengingatkan saya pada kucing-kucing saya yang sudah hilang dari kehidupan saya - mati, hilang, cari makan di rumah orang, dibuang, dan lain sebagainya.

Sudah entah berapa banyak kucing saya yang hilang, pertama sekali saya punya Pussy, dia cewek, dan ampun, entah berapa kali sudah dia melahirkan anak-anak kucing yang lucu-lucu. Pussy ini kucing sejak saya SMP, dan dia pergi waktu saya kelas 2 SMA, kalau ingatan saya benar. Sepanjang yang saya tahu, Pussy sudah melahirkan sebanyak 3-4 kali, dan setiap dia melahirkan, jumlah anaknya juga 3-4 ekor, pernah ada yang dua. Kucing-kucing ini sangat imut waktu kecil, hanya saja mereka memiliki nasib yang malang, kadang hilang ditelan bumi (?).

Nah, anak-anak si Pussy yang beruntung, yang sudah sempat gede, akhirnya hamil dan melahirkan anak lagi (berasa peternak kucing, saya) dua ekor, dan saya dan adik saya pun merawatnya dari kecil banget, dari matanya masih
terpejam (buta) sampe bisa manjat-manjat (ehm, cuma manjat kardus, sih). Kadang saya pangku-pangkuin kucing saya, foto-fotoin, yang fotonya, maaf, gak bisa saya ekspos, hahaha.

Bercanda. Ini beberapa dari foto kucing saya... silakan dilihat, diperhatikan, bagi para pecinta kucing.


Ini Pussy dan anaknya!















Ini anaknya Pussy sebelum anaknya yang di atas. Siluetnya bagus :D
















Ini anaknya Pussy jugaaa~ nyender di dinding teras, hahha
















What're they looking at? -__-"



















NYAM~




















Tiga generasi. Itu tangan adik saya. Haha.
















Ini benar-benar cuma beberapa, saya punya beberapa folder di komputer saya yang isinya anak-anak si Pussy yang sudah hilang.. T.T

Saya juga seneng banget kalau masuk Rumah Kucing, wahana di Jatim Park, Jawa Timur (ya iyalah). Saya excited banget melihat berbagai wahananya, terutama Rumah Kucing dan Baby Zoo, aduh imut-imutnyaaaa. Sayang banget kucing-kucingnya tampak-bosan, tidur waktu saya datang berkunjung. Harusnya mereka tahu kalau ada manusia kucing yang datang (?). Ada berbagai jenis kucing di Rumah Kucing (tentu saja!) dari yang bulunya lebat banget sampe kucing kampung juga ada. Macem-macem, mereka imut bangeeeet. Pengen kesana lagi.

Ini salah satu foto yang saya ambil... kelihatan mereka tidur, kan? Dasar kucing pemalas... XP
















Disana juga ada hamster kecil-kecil dan kelinci... ini saya punya fotonya...































Lucuuuu, seperti saya. X3

Saya jadi terkenang waktu saya pulang kampung ke Jawa Timur, hahaha. Satu keluarga besar jalan-jalan ke Jatim Park, terus metik apel di sebuah agrowisata di Malang... Malang memang nggak ada matinya. Meski ditempuh sekitar 5 jaman (bayangin! 5 jaman! lama banget kan?) dari Bojonegoro, capek di jalan, tapi asik banget deh pokoknya.

Apa ini? Bukannya kita mau bicarain tentang kucing tadi?

Oke, balik ke masalah semula.

Nah, waktu si Pussy menghilang itu, tersisa lah anaknya satu, cewek (ehm, betina) berwarna belang putih dan abu-abu. Dia itu cantik menurut saya.
















Tapi coba lihat pose ini.

















Ya ampun, gimana kucing jantan nggak ilfeel kalo ngeliat pose kayak gitu? Hahaha.

Tapi dia berhasil hamil dan melahirkan tiga anak, dan... ini ada cerita sedih... dua dari anaknya, waktu masih bayi banget, mati dengan tragis... kelindes mobil... huahuahuahuahuahuahua... T.T

Dua bayi malang itu pun dikuburkan di halaman rumah saya. Si anak kucing yang tersisa, sering banget mengunjungi bagian taman tempat saudara-saudaranya dikuburkan. T.T

Lalu saya lupa ingatan tentang kucing saya lagi. Pokoknya, jadi tinggal si anak Pussy yang tersisa, kemudian dia hamil lagi dua ekor, hanya saja keduanya ini tidak berumur panjang...

Jadi saya agak merasa kehilangan waktu Pussy junior hilang juga. Siapa yang nanti saya peluk-peluk? Siapa yang nanti saya ajak main-main? Siapa yang nanti ngeong-ngeong di kaki saya? Siapa yang nanti saya usir dari atas jok motor Bapak? Hahaha jadi inget banget kucing saya sering banget naik ke jok motor dan duduk disana (mungkin karena anget habis dipanasin), nanti begitu mau pergi sekolah, jok motor penuh bulu kucing. ^^

Kangen kucing, kangen kucing...

Apalagi waktu ada episode Upin Ipin yang nemuin anak kucing itu, wah saya jadi histeris sendiri. Comelnyeee. Si Apin memang comel.

Saya bikin status di facebook 'pengen peluk kucing segede Garfield' saking kangennya saya melihara kucing.

Dan akhirnya penantian saya membuahkan hasil! Tanggal 20 kemarin ada kucing gede warna belang putih-oren lewat di pintu belakang rumah saya. Saya panggil. 'Puus, ckckckck.' Dia mengeong keras.

HUWAAAA AKHIRNYAAAA!!!

Ini diaa~!















Kucing ini jinak banget. Dia jalan-jalan di kaki saya, gesekin badannya ke mata kaki saya, aduh lucunya. Tanda pengen disayang.
















Dan dia cowok.

Tumben-tumbenan, biasanya kucing-kucing yang datang ke rumah saya selalu yang cewek-cewek, yang cowok-cowok cuma sekedar lewat dan nunjukin nampang aja. Saya panggil langsung lari mereka. Huh, nggak gentle.

Akhirnya saya pun sibuk foto-fotoin kucing baru saya... ini ada sebagian...

















Karena dia gendut dan berat banget, saya berencana namain dia Garfield (nggak nyambung ya?)...
















Adik saya mengusulkan Rocky (?). Masa kucing namanya Rocky? Rocky mah buat nama anjing.

Yah, begitulah kisah kucing-kucing saya.

Anyway, semoga saya punya cukup makanan untuk dibagi bersama Garfield... ehm, kucing saya rata-rata pemakan-segala, bahkan ROTI TAWAR pun dimakan. Saya juga pernah kasih keju. Tahu, tempe. Oke, itu kayaknya lauk saya semua deh.

Pernah ada yang nanya, kucing lebih suka ikan atau tikus? Menurut saya, hmm... kucing lebih suka ikan (setidaknya kucing saya), tapi kalau mereka nggak bisa mendapatkan ikan, tikus juga boleh. ^^

Sedikit pesan, buat para produser tivi, bikin acara tentang kucing dong, misalnya talkshow kucing gitu, pembawa acaranya kucing, undang tamunya kucing, nanti kameramennya kucing juga.

Bye~















*mau cari makan dulu yaa~


R.A.
22 Juli 2010

*ini catatan yang saya buat lama sekali, baru bisa posting sekarang, tapi karena saya ingin membiarkannya seperti aslinya, jadi tak ada yang saya ubah :)
Continue reading Kucing-Kucing Saya

Selasa, 23 November 2010

, ,

Just Another Photoshop Edit























Oke, jadi ini adalah salah satu editan saya waktu masih SMA, kelas 12 SMA, lebih tepatnya. Diedit untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru TIK saya, sebenarnya tugasnya per kelompok, dan saya yang ditugaskan membuat poster.
Saya pilih kebudayaan Indonesia, yah, rasanya saya tak perlulah menjelaskan bagaimana bangganya saya memiliki beragam budaya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Kata guru saya, "ini jadi kayak film tentang promosi budaya Indonesia."
"But, nice job. I like it."
^^b

Haha.

Tak ada alasan yang bisa membuat saya berhenti bangga pada negara tercinta ini.
:)

R.A.
23 November 2010
Continue reading Just Another Photoshop Edit

Senin, 15 November 2010

, , ,

Sebuah Doa untuk Cinta

Ya Allah

aku tahu aku jarang sholat

aku tahu aku jarang menjalankan sebagaimana kau perintahkan

tapi aku mohon ya Allah

aku sangat tersiksa dengan perasaanku

aku mohon ya Allah

biarkanlah perasaanku ini juga ada padanya

dekatkanlah kami ya Allah

bagaimanapun caranya

aku yakin

kau mampu

membuat yang tak ada menjadi ada

bagaimanapun caranya

kau pasti bisa

kau pasti punya cara untuk menyatukan kami

karena Kau maha segala2nya ya Allah

selipkanlah namaku satu kata saja di hatinya ya Allah

berilah rasa cinta dihatinya kepadaku ya Allah

aku tahu

hanya bagaikan membalikkan telapak tangan bagiMu ya Allah

itu hanya hal yang mudah

dan hamba yakin hanya Engkau yang bisa melakukannya ya Allah

AMIN.

R.A.
15 November 2010
23.36
Continue reading Sebuah Doa untuk Cinta
, ,

Saran dari Seorang Sahabat

KAU TAHU?

Tuhan tidak pernah menciptakan apapun sia-sia di bumi ini
sekalipun itu hanya perasaan sayang dan cinta

Tuhan akan bertanggung jawab dengan apapun yang ia beri

Tuhan ga bakal ngasi ujian melebihi kemampuan umatnya

one u must believe

Tuhan ga sia2 ngasi perasaan cinta di hati kau ke dia ntik
sekalipun itu dia yang lain

Tuhan ga sia2 ngeletakin perasaan itu gitu aja di hati kau

Tuhan pasti bakal tanggung jawab
cepat atau lambat

Tuhan punya cara2 sndiri yang terbaik untuk kita

Tuhan Maha tahu yg mana yg terbaik untuk kita

kau harus yakin
ga ada yg sia-sia

semuanya itu ga ada yg sia2

Tuhan ga bakal ngebikin kau suka ama dia gitu aja
Tuhan ga bakal ngebikin kau suka ama dia yang lain gitu aja

Tuhan naruh perasaan itu di hati kau pasti ada maksudnya

Dia bakal tanggung jawab seadil2nya

kau percaya Tuhan kan?

dan jangan pernah ragu ama tanggung jawab Tuhan

Tuhan itu sebenarnya sudah bertanggung jawab

Dia udah ngasi kita kesempatan dan jalan

cuma kita yang kadang gatau kalo itu jalan dan kesempatan dari Tuhan

malah kita abaikan

dan satu lagi

berdoa!!!!!!!!

tahajud!!!!

sholat hajat!!!

minta sebetul2nya am Tuhan

minta sejadi2nya ama Tuhan

curhat ama Tuhan

minta pertanggung jawaban Tuhan

karena Dia udah ngasi rasa cinta ke kau!

minta lemah lembut ke Tuhan pertanggung jawabanNya

* * *

untuk selalu mengingatkanku atas rasa cinta yang diberikanNYA padaku, dan untuk selalu mengingatkanku pada seorang sahabat yang rela diajak chatting di waktu yang tidak tepat untuk mendengarkan ceritaku, Irvan Wira Adhitya.

R.A.
15 November 2010
Continue reading Saran dari Seorang Sahabat

Kamis, 11 November 2010

, , , ,

4Tomorrow - Tomorrow (plus Translation)

Tumben-tumbenan saya memposting lirik lagu di blog saya, hahaha. Ini karena saya baru menyadari bahwa lagu ini bagus banget~! Sebuah lagu Korea, tentu saja.

Silakan dinikmati :)

Sometimes we make mistakes, you know?
Sometimes you feel like a broken angel on the ground (It's OK, we're not perfect)
Sometimes you feel like a symphony without a sound (I told you it's OK, Cuz we're young)

Tomorrow, nan sesanggwa ssawo ssawo igyeo
Tomorrow, naneun namanui giri isseo
Tomorrow, geudaewa ip matchuneul haneun
Tomorrow, now I can do it for sure

I can make it right, I can make it right
I can make it right, I can make it right

It's gonna be shine after the rain
Sseureojyeodo dasi back to da game
Jomangane uulyeopeojil my name sarmui bicheul ttaraseo
Keep runnin'pogiran eobseo
Keep goin nan kkeutkkaji ga
I go for the knock out gyesok ttwidabomyeon
I'll be on the top

(Until get what's mine) jogeum deo himeul nae
(Until get what's mine) nothin can stop me
I'll be on the top
I feel like ooh~
You'd better watch me shine

Tomorrow, nan sesanggwa ssawo ssawo igyeo
Tomorrow, naneun namanui giri isseo
Tomorrow, geudaewa ip matchuneul haneun
Tomorrow, now I can do it for sure

I can make it right, I can make it right
I can make it right, I can make it right

Jae meolli meolli jom deo naeun naeiri

Neoreul gidarigo isseo
Boda nopi nopi nalgi whihan nalgaejit
Nan oneuldo dalligo isseo
Sesanggwa dameul ssaha anheun byeogeul mandeuro (Just like me against the world)

Gwireul datgo sipeun soriman deuri=eo sabangi jeok
Geu nugudo nal iae motaneun jeok
Banghanui nunbit onmomi gasi gadeukhaetdeon nae gwageo (But now I'm changed)

Tomorrow, nan sesanggwa ssawo ssawo igyeo
Tomorrow, naneun namanui giri isseo
Tomorrow, geudaewa ip matchuneul haneun
Tomorrow, now I can do it for sure

I can make it right, I can make it right
I can make it right, I can make it right

Oh ooho, oh ooho

Naeiri gidaryeojyeo dugeun dugeun tomorrow

Nah, buat yang nggak ngerti, ini translation dalam bahasa Inggrisnya :)

TRANSLATION

Sometimes we make mistakes, you know?
Sometimes you feel like a broken angel on the ground
(It’s OK, we ain’t perfect)
Sometimes you feel like a symphony without a sound
(I told it’s OK, Cuz we’re young!)

Tomorrow, I will overcome the world
Tomorrow, I have a path designated for me
Tomorrow, my lips meeting his
Tomorrow, Now I can do it for sure

I can make it right
I can make it right
I can make it right
I can make it right

It’s gone, be shine after the rain
Even if you collapse, get back 2 da game
My name echoing in a short time
Follow the light of the life

Keep runnin, can’t give up
Keep goin’ till the end
I go for the knock out, if I keep running I’ll be on the top

Until get what’s mind/ Hang in there
Until get what’s mind/ Nothin’ can stop me
I’ll be on the top/ I feel like ooh-
You’d better watch me shine

Tomorrow, I will overcome the world
Tomorrow, I have a path designated for me
Tomorrow, my lips meeting his
Tomorrow, Now I can do it for sure

I can make it right
I can make it right
I can make it right
I can make it right

From far-far away, a better tomorrow
Is waiting for you
Flap those wings to fly higher and higher
I am still running

Build a dam with the world, make it with invisible blocks (just like me agasint the wall)
Close your ears and only listen to what you want
Foes everywhere, foes who can’t understand me
Cold glares, in the past I was coated with thorns (But man, I’m change)


Tomorrow, I will overcome the world
Tomorrow, I have a path designated for me
Tomorrow, my lips meeting his
Tomorrow, Now I can do it for sure

I can make it right
I can make it right
I can make it right
I can make it right

Can’t wait until tomorrow, Tomorrow~
Continue reading 4Tomorrow - Tomorrow (plus Translation)

Kamis, 28 Oktober 2010

, , ,

Short Message Service

Anggy: "Itulah alasan mengapa ada sebuah kalimat yang berbunyi: 'hanya ada sebuah garis tipis antara cinta dan benci'."

Antiq: "Tentang?"

Anggy: "Yours"

Antiq: "Mungkin suatu saat aku bisa benar-benar membenci mereka."

Anggy: "Siapa yang cepat dia yang dapat... toh belum ada apa-apa..."

Antiq: "Belum resmi."

Anggy: "Inget, sugesti mempengaruhi pikiran, dan pikiran mempengaruhi tindakan... dan tindakan mempengaruhi sikap... dan sikap mempengaruhi penilaian seseorang..."

Antiq: "Maksudnya aku harus mencoba untuk gak mulai membenci mereka?"

Anggy: "Lho, inget tujuan awalmu lah, kamu 'mencoba' kenal dia buat apa!"

Antiq: "Untuk mencintai dia. Tapi, aku sudah menyerah untuk memiliki dia."
Continue reading Short Message Service
, , ,

Me, Myself, and I

A daily conversation between me, myself, and I.

Myself: "Serius kamu mau berhenti?"

Me: "Yup."

I: "Kenapa?"

Me: "Karena sudah tak ada yang bisa diperjuangkan lagi."

I: "Meskipun kamu berusaha, mencoba, berharap, berdoa?"

Me: "Tetap saja ada hal-hal yang tidak akan terkabul."

Myself: "Kurasa aku paham perasaanmu."

Me: "Aku sudah tidak punya alasan untuk berjuang."

I: "Aku tidak paham. Kenapa kamu tidak mencoba membuat alasanmu sendiri?"

Myself: "Karena dia terlalu jauh untuk dicapai. Ya kan?"

Me: "Benar."

Myself: "Dan kamu terlalu sakit hati dengan 'mencoba' mencintainya."

Me: "Yup."

I: "Aku masih tidak paham. Bukankah kamu tulus menyukainya?"

Me: "Aku memang tulus. Buktinya, aku tidak berhenti berharap. Aku tidak akan pernah bisa benar-benar berhenti berharap. Tetapi, aku sudah menyerah untuk memilikinya."

Myself: "Lagipula, buat apa mengejar yang kemungkinan kecil kita bisa memilikinya? Lebih baik melihat ke depan dan menghadapi apa yang sudah ada. Belajar bersyukur."

I: "Maksudmu, belajar mencintai seseorang yang mencintai kita dan mengenalnya lebih dekat?"

Me: "Ya, itu lebih menyenangkan, kan?"

Myself: "Karena rasanya menyenangkan kalau kita tahu ada yang mencintai kita. Yang selalu memperhatikan kita. Yang selalu menunggu kita."

Me: "Melihat orang yang selalu melihat kita."

I: "Dan melupakan orang yang tidak melihat kita?"

Myself: "Ralat: tidak BISA melihat kita."

Me: "Atau tidak mau karena sudah terikat."

I: "Dalam kasusmu, dia belum terikat."

Myself: "Setidaknya hatinya sudah terikat."

Me: "Dan akan sangat susah untukku masuk dalam hati itu."

I: "Kamu sudah coba?"

Me: "Mencoba, dan gagal."

I: "Dan kamu sudah menyerah?"

Myself: "Karena tidak ada alasan lagi untuk memperjuangkan apapun."

I: "Bahkan untuk menjadi dirimu sendiri dan membiarkan dia yang memperhatikanmu?"

Me: "Aku baru sadar bahwa itu hanya khayalan belaka."

Myself: "Yang hanya sepersekian ratus persen kemungkinannya akan jadi nyata."

Me: "Begitulah."

I: "Well, semua terserah padamu. Setiap orang punya caranya masing-masing. Tapi, kalau terjadi sesuatu, aku siap menemanimu."

Myself: "Ya, karena kita satu."

Me: "Maksudnya?"

Myself: "Aku, kamu, dia, kita sama. Satu tubuh. Satu badan. Satu jiwa."

Me: "Jadi, pembicaraan ini terjadi dimana?"

I: "Entahlah, mungkin pikiranmu?"

Myself: "Bisa juga hatimu."

Me: "Hatiku sudah rusak."

I: "Kalau begitu perbaikilah."

Myself: "Secepatnya."

Me: "Akan kucoba. Tapi aku butuh bantuan kalian."

Myself: "Selalu."

I: "Jangan khawatir."

Me: "Terima kasih."
Continue reading Me, Myself, and I

Senin, 25 Oktober 2010

, , , ,

Let You Go :)

Salam, Pembaca!

Udah lama nggak nge-blog, jadi kangen deh hahahaha. Oke, postingan saya kali ini gak jauh-jauh dari tema-tema sebelumnya, C.I.N.T.A.
Kenapa?
Adakah yang bosan dengan cinta?
Maafkan saya kalau begitu. :p
Saya cuma ingin sharing tulisan saya, hahahaha.
Happy reading! :))

>>
Sejak awal kusadari bahwa aku salah mencintaimu. Mengutip kata-kata dari salah satu novel yang pernah kubaca, cintaku telah gagal sejak pertama kita bertemu.
Kau tak tahu bagaimana aku cemburu.
Karenamu.
Karena orang lain.

Kau tidak tahu bagaimana aku menyayangimu.

Aku bukanlah penyair yang baik, tapi izinkan aku mengatakan ini: kau adalah temanku melukis pelangi saat rintik gerimis membasahi bumi.

Kau tak tahu betapa bersyukurnya aku menemukanmu. Menemukanmu adalah sebuah keindahan.

Aku mencoba membingkaimu dalam kenangan dan menyusunmu dalam memoriku.

Namun ketika aku masih mencoba, kau pergi. Seolah angin membawamu tanpa izinku.

Dan aku tersadar: siapa sebenarnya aku? Aku bukanlah seseorang yang terikat denganmu. Kau bisa pergi sesuka hatimu; kau seperti ikan yang bebas berenang di lautan. Kau bisa terbang dibawa angin; kau seperti burung yang bebas terbang sesuka hati.

Setelah burung itu pergi, kandangnya pun kosong. Angin yang berhembus melalui jelujur-jelujurnya menghembuskan semerbak kesepian.

Dan setelah ikan itu pergi, badai pun datang. Badai yang mengalir membawa serta kenangan. Badai yang meniupkan seberkas kepalsuan. Demi cinta dan persahabatan.

Alam bertindak tak adil; dia tak menyisakan pelangi untukku. Untuk kita lukis bersama lagi. Hingga sekejap perih ujian kehidupan tak bisa kuusaikan.

Mataku membuat pelangi abu-abu. Pelangi yang tak dihiasi setitik warna pun.

Sebab kaulah yang membuat hidupku berwarna.

Kau tak tahu betapa aku menyayangimu.

Tetapi mengharapkanmu seperti mengharapkan hujan di musim kemarau.

Karena kau begitu jauh.

Dan yang bisa kulakukan sekarang hanyalah melepasmu.

Menghentikan perasaan yang semakin berkembang ini.
Sebelum berkembang pesat dan membuatku semakin sakit hati.

So,
Selamat tinggal~!

R.A.
25 Oktober 2010
17.34
Continue reading Let You Go :)

Kamis, 07 Oktober 2010

, , , ,

Ginny's Love Story

Ginny mulai suka pada Harry bahkan sejak Ginny belum masuk Hogwarts. Di tahun kedua Harry, Ginny yang baru masuk Hogwarts digambarkan sebagai seorang gadis kecil yang sangat suka pada Harry dan selalu salah tingkah setiap bertemu Harry. Dia tak pernah bicara di depan Harry karena malu.
Akan tetapi berkat saran Hermione 'bagaimana kalau kau mencoba menjadi dirimu sendiri? Dengan begitu mungkin Harry akan sedikit lebih perhatian padamu...' Ginny pun menyadari bahwa menjadi diri sendiri adalah pilihan yang terbaik. Ginny jadian dengan Michael Corner di tahun keempatnya, yaitu tahun kelima Harry sekolah di Hogwarts. Di tahun kelima Ginny, Harry mulai menyadari bahwa Ginny cukup menarik. Dia dan Ron menyebut Ginny 'agak populer'. Setelah Ginny putus dari Dean Thomas di tahun kelimanya, Harry agak galau karena harus memilih antara Ron dan Ginny - sahabat dan adik sahabatnya. Tetapi pada akhirnya, Harry jadian dengan Ginny.

Dari yang sikapnya biasa saja sampai yang jatuh cinta begitu dalam. Kisah cinta Harry dan Ginny begitu indah, menurut saya. Kenapa bisa tumbuh cinta di hati Harry, padahal sebelumnya Harry mencintai Cho Chang?

Mungkin karena Ginny adalah Ginny. Ginny bukanlah orang yang tahan berdiam saja. Kata Ron 'biasanya mulutnya tak pernah berhenti mengoceh'. Ginny bukan Ginny ketika ia pertama kali sangat menyukai Harry. Ginny mencoba menjadi dirinya sendiri.

Benar kata Hermione. Menjadi diri sendiri dan membiarkan orang yang kau sukai memperhatikanmu.

Situasiku sedikit banyak agak mirip dengan situasi Ginny pada awal dia menyukai Harry. Lidahku yang mendadak kelu ketika melihatnya. Jantungku yang mendadak berdebar kencang ketika memandangnya. Bahkan membaca namanya. Mendengar seseorang menyebut namanya. Hatiku yang mencelos ketika mendekati dirinya.

Tetapi, aku sadar aku tak bisa begini terus. Mungkin aku harus mengikuti saran Hermione pada Ginny. Menampilkan sosok 'aku' yang sebenarnya. Be yourself. Even if you are nobody.

Aku mungkin bukanlah seorang mahasiswi yang akan aktif di berbagai organisasi fakultas atau bahkan universitas. Aku juga bukanlah seorang mahasiswi yang eksis di kalangan senior dan junior (di masa mendatang). Aku bukanlah seorang mahasiswi yang juga aktivis.

Aku cuma mahasiswi biasa yang sedang belajar menjadi seorang dokter gigi. Aku cuma mahasiswi biasa yang masih harus belajar dan berusaha mendapat nilai A di setiap mata kuliah. Aku cuma mahasiswi biasa yang ingin memperoleh IP tinggi di setiap mata kuliah. Aku cuma mahasiswi biasa yang ingin menjalani hidup yang bebas, tapi bertanggung jawab.

Aku cuma mahasiswi biasa yang ingin membahagiakan kedua orangtuaku dan keluarga besarku. Aku cuma mahasiswi biasa yang ingin membuat bangga kedua orangtuaku. Aku cuma mahasiswi biasa yang sayang pada adikku, sahabat-sahabatku, saudara-saudaraku, teman-temanku.

This is Me.

Dan aku sedang berusaha menjadi 'aku' yang sesungguh-sungguhnya.

Bukan untuk diperhatikan olehnya.

I'll try to be me.

Mungkin aku memang bukan siapa-siapa untukmu. Aku tidak seperti Ginny yang adalah adik sahabat Harry. Aku bukan adik sahabatmu. Aku hanya adik angkatanmu. Aku hanya juniormu.

Intinya: I AM NOBODY.

BUT I TRY TO BE SOMEBODY.

HOW?

Menjadi diri sendiri.

Memberanikan diri. Membiasakan diri.

Begitukah?

Ya, kurasa begitu.

Seperti Ginny. Yang jadian dengan beberapa orang sebelum akhirnya Harry menciumnya dan kencan dengannya. Dan pada akhirnya mereka menikah.

Karena seperti Ginny, aku tak bisa benar-benar berhenti mengharapkannya. Tak akan pernah bisa.

Dan sekarang aku benar-benar menyadari bahwa situasiku persis dengan situasi Ginny.

Tetapi, mungkinkah kisahku nanti akan berakhir seperti kisah indah Ginny dan Harry?

Belum tentu.

Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Dan, siapa yang mengaturnya?

TUHAN.

R.A.
7 Oktober 2010
22.18
(sebelas hari lagi menjelang UTS :D)
Continue reading Ginny's Love Story