Kamis, 23 Juli 2020

, ,

Renungan Petang Hari

Kangen deh sayang sama orang sampe jadi alasan buat bangun tiap hari, kalo ketemu di kampus senyum-senyum sendiri, malemnya kepikiran sampe kebawa mimpi.

Dulu kalo penasaran sama orang, keponya udah ngalahin agen FBI, segala facebook twitter temen-temennya dikepoin buat tau dia orangnya kayak gimana.

Sekarang udah lupa rasanya sayang sama orang lain.

Gimana sih rasanya rela berkorban buat orang lain yang kamu sayang? Nggak cuma korban materi tapi juga waktu dan perasaan. Kayak... perasaanmu itu nomor dua, yang penting dia bahagia dulu?

Atau... kalau dia bahagia, aku juga bahagia?

Dulu rasanya bullshit banget perkataan kayak gini, tapi makin lama, makin kesini, makin mikir, mungkin memang dia pantes ngedapetin yang lebih baik dari aku.

Mungkin... waktu itu aku sudah berkorban terlalu banyak sampai lupa sama kebahagiaan sendiri? Salah sih, waktu itu milih ‘lanjut’ dengan alasan ‘dia’ padahal dia juga bukan siapa-siapa, cuma sekedar orang yang aku sayang. Masalahnya dia sayang balik juga engga.

Apa gara-gara itu ya... sekarang jadi lebih antipati, lebih hati-hati? Lebih... menutup diri dan menutup hati, karena sudah pernah patah hati.

Tapi toh... dia juga ‘jadi’nya sama orang lain, doinya juga ‘jadi’nya sama orang lain... terus aku dulu berkorban buat siapa, dong?

Dulu aku mungkin orang paling ‘terbuka’ se-jurusan, se-fakultas mungkin? Apa-apa ngetwit galau, dikit-dikit ngeritwit akun galau-galauan. Sampe pernah di-mention indirek sama temen lama.

Katanya “tik, berhenti lah galau-galau tu, hidup nggak cuma masalah cinta-cintaan”.

Aku sih cuma ketawa aja ya. Masih enjoy sama hidup. Toh dunia nyataku juga baik-baik aja.

Iya, dulu...

...sebelum negara api menyerang.

Setelah kejadian itu, rasanya jadi males deket-deket sama orang lain. Ada ‘rencana’ suka sama orang, tau-tau dia jadian sama orang lain.

Yang terakhir ini kepikiran sampe sekarang, apakah bener cuma pelarian, apa beneran suka, apa cuma gara-gara dia agak cakep.

Poinnya adalah aku udah lupa rasanya “suka beneran” yang tulus sama orang lain.

Heran, padahal udah 9 tahun lewat. Kenapa jadinya kayak aku yang nggak bisa move on? Kenapa rasanya masih berat buat buka hati? Padahal dulu kecewa juga gara-gara kesalahan sendiri.

Salah, naruh harapan ke orang lain tanpa ada usaha dari diri sendiri.

Ah, atau gara-gara akunya juga kurang usaha?

Kadang iri sih sama orang yang bisa blak-blakan kalau dia lagi suka sama orang. Setidaknya pihak yang satunya bisa tahu duluan, terlepas dari dia suka balik atau engga.

Nah, dengan begitu kan dia udah tergolong ‘usaha’.

Sementara aku... cuma bisa suka diam-diam. Ngeliatin dari jauh. Ngobrol juga enggak.

Intinya adalah...

Kenapa hidupku jadi bertolak belakang gini, ya? Hahahaha...


Continue reading Renungan Petang Hari

Kamis, 14 Januari 2016

,

Tentang Pernikahan

Tempo hari teman saya menikah, beberapa bulan yang lalu teman saya menikah, beberapa tahun yang lalu juga teman saya menikah. Tahun depan juga kelihatannya banyak teman saya yang akan menikah. Mungkin pertanyaan selanjutnya: kapan kamu nikah? 

Saya pernah dapat pertanyaan dari ask.fm: 

What do you think about marriage?

Kala itu, saya menjawab: 

Sakral. Tidak sembarangan. Imagine living a life with a completely new person, his/her family, his/her brother and sister, grandpa and grandma, every single one in his/her family. You need to be accepted, he/she needs to be accepted. And you need money. Membangun rumah tangga perlu uang. Masa mau tinggal sama orang tua terus? Masa mau dibiayai orang tua terus? Plus, marriage is not only about love. It's about commitment. You have agreed to spend your live with him/her, no matter happens. So, yeah, I think marriage is complicated. But I want it.
Here's the link.

Begitulah. 
Ini baru tentang pernikahan, ya.
Belum tentang jodoh.

Saya terlalu sering naksir orang yang sudah punya orang lain (terikat, atau dalam suatu hubungan yang tidak bisa dijelaskan). Kadang saya sering sekali berpikir: bagaimana seandainya jika saya yang bertemu duluan dengan dia? Apakah saya yang akan terikat dengan dia? Akankah dia menjatuhkan pilihannya pada saya?

Lebih sering lagi saya berpikir: bagaimana kalau mereka bukan jodoh? Bagaimana kalau akhirnya putus? Bagaimana kalau dia akhirnya sama saya?

Ckck.

Pikiran yang kurang ajar memang, tapi itulah pikiran terjujur saya.
Continue reading Tentang Pernikahan
, ,

When We Get Married

Hey, when we get married, I think we should buy a microwave. I think it will come in handy especially when we make foods with eggs and bread.

Hey, when we get married, I think we should build a home library. I think I know where to keep our abundant amount of books!

Hey, when we get married, I think we should bike everyday to our workplaces. I think it is much better than to buy two cars.

Hey, when we get married, I think we should plant flowers in our backyard. I think flowery places will boost our mood up!

Hey, when we get married, I think we should never miss Sheila On 7 concert in our town. I think you will like it when we jump together in the crowd!

Hey, when we get married, I think we should spent our weekend with playing badminton. I think I will definitely come to your futsal practice, too.

We'll have good foods, laugh, and fun.

We'll have good talks about our past, present, and future.

And we will live our life the way we want to live our life.


-A-
Jogja, 28 Mei 2015

P.S. And I love you to the moon and back!
Continue reading When We Get Married

Rabu, 18 Maret 2015

, ,

Surat Terbuka

Kepada S.

Saya pikir, dengan adanya R, saya akan bisa melupakan kamu, melupakan fakta bahwa kamu adalah salah satu teman dekat saya, melupakan fakta bahwa saya menyukai kamu selama beberapa tahun terakhir. Tanpa peduli fakta bahwa kamu adalah seseorang yang memiliki orang lain yang menyukai kamu juga.

Saya pikir, dengan adanya R, akan membuat kamu menjauh dari kehidupan saya, akan membuat kamu tidak masuk-masuk lagi dalam rutinitas sehari-hari saya, akan membuat kamu diam saja disana bersama orang lain yang kamu miliki selama beberapa bulan terakhir.

Sudah begitu banyak kebetulan yang terjadi, S, kebetulan yang menyenangkan bagi saya, namun jika hal ini saya utarakan pada R, saya akan sangat berdosa karena telah membuat R bersedih hati. Saya akan tahu persis bagaimana perasaan R.

Sebab begitulah perasaan saya ketika kamu, S, menceritakan semua yang terjadi mengenai orang-orang yang dulu dekat denganmu. Bahkan mengenai orang yang sekarang memilikimu. Tidakkah kau berpikir sedikit saja tentang perasaanku?

Sungguh, saya ingin sekali rasanya meneriakimu, berhentilah membicarakan dia!

Sabar, kata otak saya begitu. Sabar. Agar saya bisa terlihat baik dimatamu, maka saya harus sabar.

Sampai kapan? tanya hati saya yang kesal.

Sakit, kan.

Saat kamu membicarakan orang-orang lain, dan meminta pendapat saya sebagai acuan pemikiran, saat itulah hati dan perasaan saya terluka. Akan tetapi apalah yang bisa saya perbuat?

Saya pikir, jantung saya sudah tidak lagi berdetak lebih cepat ketika saya melihat kamu dari kejauhan. Tidak berdetak lebih cepat lagi ketika saya bertemu kamu. Apalagi ketika kita berbicara.

Sayangnya, ya, sayangnya.

Semua itu hanya harapan kosong.

Saya masih berdetak cepat ketika melihat kamu dari kejauhan. Lebih cepat lagi ketika saya bertemu kamu. Apalagi ketika kita berbicara.

Suatu hal yang sangat membahagiakan bagi saya adalah ketika saya dan kamu bertatap muka, membicarakan hal-hal tidak penting, dan juga, membicarakan tentang masing-masing.

Saat mata kamu menatap mata saya ketika saya berbicara. Tanpa memalingkan muka, apalagi memotong pembicaraan. Hanya mendengarkan, dan menimpali.

Sayang sekali, kamu milik orang sekarang.

Saya juga sudah menjadi milik orang, sekarang.

Saya tidak bisa berbuat apa-apa selain menyayangi orang yang mencintai saya sepenuh hati. Meskipun, jauh di dalam hati saya,

Saya masih menginginkan kamu.

Dari M.

Continue reading Surat Terbuka

Senin, 24 November 2014

, ,

Sebuah Kisah Klasik Tentang Cinta

Saya tak pernah merasa ingin jatuh cinta lagi. Rasanya saya nyaman-nyaman saja dengan keadaan seperti ini, tanpa perlu menghabiskan waktu berlama-lama menangis di depan laptop, atau di dalam bantal.
Karena, setelah mendapat teguran dari teman-teman saya, saya jadi sadar bahwa hidup saya tak melulu tentang cinta. Mungkin buat perempuan lain, iya, tapi, saya punya kehidupan normal di luar sana, atau bahkan, kehidupan virtual di imajinasi saya.
Yang, sebenarnya, tidak ada cinta pun, tak apa-apa.
Cinta yang saya maksud adalah tentang pasangan hidup. Tidak, bukan pacar. Tetapi pasangan hidup. Yang telah berkomitmen untuk hidup bersama.
Pemikiran mengenai cinta yang satu ini mulai merajalela di otak saya sejak saya tersadar dari jatuh cinta saya yang menyakitkan, dan teman-teman di kehidupan sosial saya yang sudah menemukan teman hidupnya untuk selamanya. Menikah, maksud saya.
Yang saya tahu setelah itu, cinta tidak sekedar sayang-sayangan atau papah-mamah-an sebelum menikah. Cinta itu tidak sekedar mengumbar perasaan di depan umum. Cinta itu tidak sekedar galau berkepanjangan setelah diputusin pacar. Cinta itu tidak sekedar duduk berdua dan merasa dunia milik berdua.
Cinta tidak sedangkal itu sampai dua orang yang sedang dipisahkan jarak dan waktu menjadi bosan satu sama lain. Cinta tidak sedangkal itu sampai dua orang yang belum menikah melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan.
Tidak sedangkal itu.
Jauh, jauh lebih dalam.
Kalau saja banyak yang mau menyelaminya.

* * *

Saya ini sebetulnya orang yang gampang jatuh cinta, apalagi kalau tampang orangnya mumpuni. Tanya saja teman-teman dekat saya, mereka pasti menyebutkan lebih dari satu orang kalau ditanya siapa orang yang sedang saya taksir. Naksir loh, ya, bukan jatuh cinta...
Orang yang saya taksir sih, banyak! Sebagian tersebar di kampus saya (hahaha).
Tapi saya yakin betul bahwa saya memang cuma naksir. Cuma “suka” dan “penasaran”. Tidak sampai nangis-nangis dan galau-galauan.
Karena saya tahu definisi cinta bagi saya adalah: mendoakan orang yang dicintai agar selalu bahagia dan diberi keselamatan. Mau caranya bagaimana kek, yang penting dia senang. Gitu aja. Hehehe.
Ada banyak cara yang dikasih Tuhan biar bahagia (salah satunya dengan mematuhi perintah-Nya, tentu saja), dan salah satu yang saya pilih adalah dengan melihat orang yang saya cintai bahagia. Bahagia dengan cara apa saja. Termasuk, bahagia dengan orang yang dikasihinya.
Realistis saja, saya sih capek memikirkan orang yang sudah punya pacar. Apalagi istri. Untungnya sih, saya tidak pernah jatuh cinta sama orang yang sudah punya istri.
Masa sih mau mendoakan mereka putus? Enggak kan. Rasa kemanusiaan saya masih ada.
Jadi, atas nama cinta, berbahagialah!

* * *

Cerita-cerita mengenai orang yang saya taksir, kalau diingat-ingat, rasanya kekanakan sekali. Cuma gara-gara melihat penampakannya dari kejauhan, hati ini rasanya langsung berhenti berdetak. Apalagi kalau sampai berpapasan.
Yang lebih parah lagi kalau dua pasang mata saling menangkap.
Duh, saya rasanya nggak bisa berhenti senyum sampai besoknya. Mood yang seharian berantakan bisa langsung naik cuma gara-gara hal sepele seperti ini.
Tapi justru hal-hal sepele seperti inilah yang saya rindukan waktu hati saya lagi kosong. Benar-benar, deh, kalau hati ini nggak ada yang ngisi, rasanya bete terus sepanjang hari. Fase kosong yang sudah saya lewati beberapa bulan yang lalu itu nggak pengen saya ulang lagi.
Saya memang bukan tipe orang penyuka pacaran, sebenarnya. Toh saya bisa hidup tanpa didampingi cowok sampai sekarang (kalo Bapak saya sih, pria, bukan cowok). Sampai sekarang saya juga belum merasakan rasanya “ingin didapatkan” atau “disukai”. Sampai sekarang saya hanya ingin merasakan rasanya “diperlakukan sebagai wanita” dan “dihormati sebagai wanita”.
Apakah untuk mendapatkan itu semua saya harus punya pacar dulu? Alangkah senangnya kalau tidak.
Orang-orang yang saya taksir, sayangnya, bukanlah teman saya. Benar, orang-orang ini bikin penasaran karena bagaimana caranya orang yang lahir 1-2 tahun setelah saya bisa se-gorgeous itu?
Please notice me, kouhai! 

Continue reading Sebuah Kisah Klasik Tentang Cinta

Senin, 13 Oktober 2014

, , ,

Shoujo Manga Recommendation

So lately I've been making myself busy with reading some old comics (and being not productive, but I didn't regret it). I feel like I should share this with you if you are looking for some recommendation.
These comics are shoujo/girls manga, with romance and comedy. I didn't write the synopsis though, I'm really bad at explaining, hahaha.

1. Ouran High School Host Club 
So far, this is my all-time favorite. It's a little bit silly but you're gonna love it. About a host club in a very rich school, can you imagine what happened?

2. Fruits Basket
I like the idea of this manga (people possessed by souls of 12 animal zodiac, plus 1 cat), but I didn't really like the protagonist. But overall I like the stories and the drawing.

3. Ao Haru Ride
Still reading and I find it really similar with my writing! I love the sweet story.

4. Imadoki
Another manga with different idea - a gardening club. This manga is located in a super rich school.

5. Beauty Pop
A brilliant work by Kyoko Arai! The story is unique, about a hairstylist/hairdresser/whatever you name it, in school.

6. Honey and Clover
Actually I watched the live action first, then I read the manga. The story is a little bit dissapointing for me, but I love the series.

7. Lovely Complex
A story about a tall girl and a short boy! What can you expect?

8. V.B. Rose
If you're dreaming to be a bride... then you should read this.

Those are my favorites, and I'm still adding more to the list: Horimiya, Love so Life, High School Debut, and so on. I'll wait until they released the final chapter.

Happy reading!
Continue reading Shoujo Manga Recommendation

Selasa, 23 September 2014

, , ,

Akhir-Akhir Ini Pengen Pindah ke Jepang

Tadi siang, saya benar-benar merasa malu sama pendatang di Jogja yang berasal dari negara lain. Dua orang bule berjalan santai di trotoar dan rela mengambil jalan lebih jauh untuk menyeberang lewat zebra cross. Sementara itu, kebalikannya, dua orang pribumi menunggu jalanan sepi untuk menyebrang tidak di zebra cross. 
Saya jadi malu pisan! 

Sejak dulu saya selalu mempertanyakan hal ini: apa iya orang Indonesia itu tidak punya budaya menyebrang di zebra cross? Apa karena kebanyakan orang Indonesia punya mobil dan motor, sehingga tidak tau zebra cross fungsinya apa? Apa karena kerjaan mereka menuntut mereka untuk selalu terburu-buru dan tergesa-gesa sehingga tiap ada zebra cross mereka tidak sedikitpun berniat memelankan kendaraan dan mengklakson siapapun yang menghalangi jalan mereka? Termasuk pejalan kaki yang sedang setengah menyebrang?

Teman saya yang pernah ke Jepang selalu bilang ke saya: "duh kamu harus ke Jepang banget! Yuk!" 
Saya sih mau-mau aja, tapi tunggu tabungan saya membengkak dulu ya. Hehe. 

Orang Jepang itu keren, ya. Tepat waktu dalam segala hal. Bus kotanya juga keren, bisa terjadwal seperti itu. Apalagi keretanya. Ka lau bisa sih saya mau tinggal disana. Ya mungkin tidak selamanya. Seminggu-dua minggu paling, untuk studi banding trotoar dan pedestrian disana. Hahaha... 
Sejak kemana-mana jalan kaki, saya jadi punya kebiasaan buruk: ngomel-ngomel. Dimanapun, kapanpun. Terutama di jalan raya. 

Bukan satu-dua kali saya diklakson kendaraan bermotor waktu saya nyebrang di zebra cross. Bukan sekali-dua kali saya nunggu lama buat nyebrang karena tidak ada pengendara kendaraan bermotor yang mau mengalah mempersilakan saya lewat. Bukan sekali-dua kali saya merasa keganggu karena trotoar nggak bisa dilewati gara-gara motor parkir atau pedagang. Bukan sekali dua kali saya nunggu di tengah-tengah zebra cross dengan kendaraan bermotor seliweran ngebut di depan dan belakang saya. Padahal saya dan teman saya sudah mengangkat tangan tanda, "Permisi. Saya mau lewat." 

Apa mereka nggak ngerti? Trus siapa dong yang bisa bikin mereka ngerti? Polisi? Presiden? Tuhan? Siapapun itu, tolong bantu mereka supaya ngerti, dong...

Ngebut ugal-ugalan juga bikin saya jengkel. Kemarin bapak saya jatuh gara-gara nggak bisa ngendaliin motornya setelah ada anak SMA belok ke kanan secara tiba-tiba dan nggak ngasih tanda pake lampu sein, dan nggak mau repot-repot juga memelankan motornya dulu! Setelah tahu kalau bapak saya jatuh, dia langsung ngebut pergi. 

Kenapa? Takut? Ngerasa salah? Makanya kalo bawa motor, bawa otak juga sekalian. Dasar anak jaman sekarang, pengennya enak aja. 

Maaf saya barusan marah. 

Begitu. 

Orang Indonesia juga hobi banget mlipir. Ngelawan arus, meski pelan-pelan dan di sisi jalan, itu bahaya lho. Menurut lo aja. Berita yang muncul dulu itu, yang ada cerita pengendara motor yang melawan arus tewas menabrak mobil, trus polisinya bilang "Kita tidak lihat siapa yang salah, ini musibah.", saya langsung mikir, astaga, jadi gini polisi kita sekarang? Nggak bisa liat siapa yang salah? Kalau pengendara motor itu nggak melawan arus, musibahnya kan nggak akan terjadi. Ya nggak? 

Mental orang Indonesia ini sudah bobrok. Lampu lalu lintas yang menyala merah justru dilanggar. Rambu dilarang parkir (sampai rambu berikutnya) juga diartikan 'boleh parkir disini'. Kenapa? Apa dulu nggak belajar peraturan lalu lintas? Rambu-rambu lalu lintas? Apa sekarang mereka pikir peraturan itu udah nggak berlaku? Apa mereka baru menyesal kalau nyawa mereka sendiri udah terancam? 

Mbok ya ngalah. Mbok ya belajar. Kan udah banyak fasilitasnya. Internet dimana-mana, ya meski nggak kayak di Korea Selatan yang di tamannya ada free wi-fi dengan kecepatan tinggi (haha). Disini taman aja nggak ada, apalagi free wi-fi. 

Tapi smartphone kan ada. Mbok yang smart gitu lho kalo punya smartphone. Justru kalau berkendara sambil pake smartphone, itu menandakan kalau yang punya nggak smart! 

Duh satu lagi nih yang baru keingetan. Pengendara sepeda. Keren sih. Nggak nambah-nambah polusi udara. Tapi... mbok ya rambu-nya dipatuhi. Dilarang belok ya dilarang belok, buat semua pengguna jalan. Lampu lalu lintas juga kalau merah itu tandanya kita harus berhenti (saya juga pengguna sepeda selama tiga tahun terakhir). Ih, saya kesel banget kalau saya udah nunggu panas-panas di antara mobil dan motor (karena nggak ada ruang tunggu sepeda di dekat zebra cross) tapi pengendara sepeda yang lain malah enteng aja ngedahuluin dan melanggar lampu merah. Tercemar kan nama pengendara sepeda jadinya.

Maksud saya, karena sifat orang yang pada dasarnya menggeneralisasi suatu hal, bisa saja kan mereka nantinya bilang gini: "tuh kan yang pake sepeda selalu ngelanggar lampu merah" padahal nggak semuanya kayak gitu. Atau dalam posisi saya: "tuh kan pengendara motor/mobil itu nggak ada yang mau ngalah!" padahal nggak semuanya kayak gitu.  Atau, "tuh kan yang jalan kaki nggak nyebrang di zebra cross!" padahal nggak semuanya kayak gitu. Kita bisa saja hanya kebetulan menyaksikan kejadian itu, kemudian menggeneralisasinya. 

Paling seneng itu kalau saya nyebrang, udah di tengah, kemudian ada mobil yang dari jauh sudah memelankan mobilnya mempersilakan saya lewat. Saya akan mengangguk sedikit ke pengemudi mobilnya. Paling kesel, kalau saya sudah lewat depan mobil itu, eh ada motor nyelip dari kiri mobil dan ngebut, pula. Senam jantung banget. Saya bakal nyumpah-nyumpah, ngomel-ngomel berisik, sampai teman saya bilang "udahlah".

Nah buat para pengendara motor yang baik, yang mau belajar, yang mau berubah, tolong dimengerti, bahwa kalau mobil di depan Anda berhenti pelan-pelan, itu berarti di depannya lagi ada sesuatu. Demi keselamatan Anda dan 'sesuatu' di depan mobil itu, mengalahlah. Memelankan kendaraan Anda sudah cukup berarti buat 'sesuatu' itu. 

Mbok antri gitu. Dikit aja kok. Bentar. Giliran Anda juga bakal sampai. Justru kalau nggak antri dan rebutan, Anda kan nggak pasti dapet gilirannya kapan. Malah bikin ricuh. Malah bikin ribut. Malah bikin kesel. 

Untuk para orangtua baru, tolong ajarin anaknya antri, ya. Malu sama orang bule. 

(kenapa saya nggak bilang "malu sama orang" aja?)

(karena orang Indonesia juga nggak punya malu)
Continue reading Akhir-Akhir Ini Pengen Pindah ke Jepang

Senin, 08 September 2014

, , , ,

Girl Power

In my opinion, some of the best Korean girlgroups are:

1. Mamamoo

Why: because the music they bring is not usual and it is still very easy listening. Try listen to Mr. Ambiguous or Peppermint Chocolate (with K.Will, featuring Wheesung). My personal favorite is Don't Be Happy (with Bumkey). This is the first Mamamoo's song I listened to, and they amazed me.



2. Kiss&Cry

Why: because of the powerful vocals they bring with good music. Domino Game is their debut, they all looked pretty in this music video and their live performances are so damn good. But I heard some bad news that this group is disbanded, I don't know if it's just a rumor. I will truly sad if this happen.


3, Ladies' Code

Why: because of the unique music, vocal, and concept! Ever since Pretty Pretty, I always pay attention to this group because I like their unusual concept for girl group. This month has been hard for Ladies' Code fans because of the accident, and I would like you to hear the latest single from them.


4. SPICA

Why: because they all have amazing vocal and talent! I first recognize them from Tonight MV, which catch my attention the moment I hear the song. After that they released You Don't Love Me, a vintage-feels MV with powerful vocal.



There are many other girlgroups out there that catch my attention such as EvoL (their debut song "We Are A Bit Different"), EXID (for "Every Night" and "Up and Down"), GLAM (I really like "I Like That"), D-Unit ("Luv Me"), but those top-four are my all-time favorites! I really anticipated their comeback!

By the way, try to search Royal Pirates. They're good!

Continue reading Girl Power
,

Broken-hearted

My heart broken because of the death of two beautiful ladies from Ladies' Code group, Go EunBi and Kwon RiSae. Even though I'm not with them since their debut (I only watched their debut MV, Bad Girl, once, and then not paying too much attention) but after they released Pretty Pretty, I became very interested on this group. I think they're amazing. Good enough to make me listen their song everyday.

After that I was really, really like this group. They're different, they managed to catch my attention with unique music and concept. Even though I'm not a hardcore fan (like I did with the other groups), but I know I like them. I know that not many of my friends and those Korean music listeners know them, and I, too, never forced my friends to like them.

I know it won't work. So I just "keep" them for myself, and I enjoy their music and performances.

I like them. It was a really shocking news. At first I didn't believe what did I just hear from my friend "hey, one of Ladies' Code member passed away," and I was like, "you've got to be kidding me!" but then I read the news and I didn't know what to do. EunBi of Ladies' Code passed away because of a car accident, RiSe and Sojung were in critical condition. I just read all those articles, with an emptiness in my heart.

What's more shocking was Rise's. I really hoped she could regain consciousness, and I believe that. But then I read that her brain was swollen. Her blood pressure was low. Her surgery postponed. A little bad thoughts came to my mind, what if, Rise too...

And then I saw it on instagram. Another heart-broken moment for me.

I don't know, this is just too tragic. Two idols passed away at the same month. And one manager, from what I read. Two idols which happened to be members from one of my favorite idol group.

For the last three-four days I couldn't even listen to their songs, I had very mixed feeling inside my heart which still can not accept it. Can not believe it. Did not want to believe it.

But then I keep looking for their articles, read them silently, and then when one of Ladies' Code song from my phone play automatically because I turned the shuffle on, I'm immediately pressed 'next'. I'm afraid I will cry when I listen to them. I'm terrified. I'll get goosebumps. Which I hate.

I don't know when will this terrible feeling gone. Before I slept yesterday, I was thinking about their songs. Their music videos. Their reality show (Rise was on Running Man 149 but I didn't recognize her at that time, I didn't know them very well). KwangSoo who was with Rise in RM. I'm thinking about them a lot more nowadays. Their future. Will Sojung, Ashley, and Zuny comeback as three? I don't know what will happen to them.

But I only wished for the best.

I was once a fan of this group, and I will always be.

Rest in peace Rise and Eunbi. I hope you find happiness up there.
Be strong Ashley, Sojung, and Zuny.
Continue reading Broken-hearted

Minggu, 20 Juli 2014

, , , ,

My List: 10 Most-Played Songs This Month

I'm into Korean's R&B songs nowadays. I've been listening to Fly To The Sky, Lyn, Crush, and Phantom. And I must say they're amazing! 

So here's my list: 

1. Sweat/Answer - Tohoshinki (this is in Japanese)

2. U Got Me - GOT7

3. We - Fly To The Sky

4. Don't Be Happy - Mamamoo with Bumkey

5. Song For Love (English ver.) - Lyn 

6. Paper Heart - f(x)

7. Hug Me - Crush ft. Gaeko

8. Solo Day - B1A4

9. Eyes, Nose, Lips (English Ver.) - Tablo & Taeyang

10. Hold On - Jung Joon Young

Yes, almost all of them are Korean songs. This is not a sin right. 
Continue reading My List: 10 Most-Played Songs This Month

Minggu, 29 Juni 2014

, , ,

9+1 Shout Out About the Long Hiatus

Hello, folks.
Gue selalu mengalami sindrom gue-pengen-nulis-sesuatu-ah setelah mendengar musik yang astaga-lagunya-bagus-deh-bikin-gue-terinspirasi-buat-nulis pada saat-saat genting seperti besok-ada-dua-ujian-yang-waktunya-nyaris-bersamaan. Menurut gue ini hal yang sangat aneh. Kelihatannya seperti gue males baca materi buat ujian besok dan lebih memilih buat ngetik hal-hal sepele seperti hal-hal berikut yang bakal gue ceritain.

Untuk cerita pertama, hello, gue Antik, mahasiswi semester 8 yang masih kuliah di FKG UGM, yang temen-temen seangkatannya udah banyak yang lulus dan bergelar S.Kg, yang temen-temen seangkatannya yang lain udah tinggal menghitung hari menuju sidang skripsi, yang temen-temen seangkatannya yang lain udah nggak pada ngulang mata kuliah semester bawah. Gue punya alasan sendiri kenapa gue memutuskan untuk ngulang mata kuliah, dan nggak perlu lah gue bilang disini karena mungkin pembaca gue sudah cukup mengerti. Masalah skripsi, gue sedang tidak ingin membicarakannya.

* * *

Cerita kedua.

Kedatangan adek gue untuk kuliah di Jogja membuat gue berpikir lebih banyak mengenai rumah kontrakan. Saat ini gue dan adik cowok gue berbeda tempat kost-an, tentu saja, dan gue berpikir alangkah lebih baiknya kalau gue dan dia dijadikan satu di sebuah rumah. Terpisah kayak gini membuat gue ngerasa insecure. Kalau empat tahun terakhir gue bisa bebas seneng-seneng sama sahabat gue, girls’ day out dan pajamas party almost everyday, sekarang gue mikir dua kali. Empat tahun terakhir gue hanya memikirkan gue sendiri di kota ini, sekarang gue punya seorang lagi buat dipikirkan. Dan buat saling menjaga.

Dan, kalau punya rumah sendiri, gue akan punya dapur sendiri, kamar mandi sendiri, kulkas sendiri, dan gue bisa mendekorasi rumah semau gue.

Kalau perlu gue bikin mebel semau gue juga.

Bakal menyenangkan.

* * *

Cerita ketiga.

Too many people spamming on my timeline about this ritual 5-tahun-sekali sampe gue eneg. Mending kalo orangnya gue gak kenal bisa gue langsung unfollow, langsung gue unfriend. Tapi ini temen-temen gue sendiri yang gue kenal. Dan betenya lagi, beberapa dari mereka mengelu-elukan pilihan mereka dan menjatuhkan yang lain. Terlalu nggak etis menurut gue. Gue nggak suka cara mereka mendukung yang kayak gini. Apakah nggak bisa mereka mengumbar kebaikan aja?

Setahu gue dulu waktu diajarin pas sekolah, ritual ini harusnya LUBER JURDIL. Langsung, Umum, Bersih, Rahasia, Jujur, dan Adil. Tapi kenapa sekarang orang berlomba-lomba jadi tim sukses dengan koar-koar mereka bakal pilih siapa tanggal 9 Juli nanti. Saran gue sih, kalo udah punya pilihan, ya disimpen aja. Sesuai pertimbangan yang udah matang dan yang benar-benar dipercaya membawa kebaikan.

Gak usah mencekoki otak orang dengan berita-berita menjatuhkan kayak gitu.

* * *

Cerita keempat.

Gue sedih berat waktu tahu Hendra/Ahsan gagal jadi juara di Indonesia Open 2014... Butet/Owi juga harus kandas sebelum masuk final! Sedih karena mereka di turnamen luar negeri hampir selalu menang, tapi di kandang sendiri, di rumah mereka sendiri, gelarnya sedikit. Padahal Butet/Owi juara All England tiga tahun berturut-turut! Kurang garang apa?

Tapi gue seneng Simon sejak keluar Pelatnas prestasinya semakin membaik. Terakhir gue liat Simon (secara langsung!) waktu Indonesia Super Series 2013 di Jogja dan menang lawan Hayom. Ih gue seneng banget sejak saat itu dia banyak kemajuan.

* * *

Cerita kelima.

Gue ingin mengucapkan permohonan maaf secara resmi melalui tulisan ini kepada sahabat gue Tita, untuk semua ledekan dan sindiran gue kepada dia waktu dia bilang suka Nino dan . Gue minta maaf ya, Tita.

Perkenalkan, ini Seo Ji Suk, aktor Korea Selatan kelahiran 1981. Sudah menikah.

Perhatian, gue suka orang ini.

Semuanya gara-gara reality show Cool Kiz on The Block. Itu reality show-nya KBS, yang isinya tentang olahraga. Dipandu MC Kang Ho Dong (setidaknya dia member tetap dari awal tayang sampai sekarang) dan beberapa guest members yang berbeda-beda tiap ganti jenis olahraga. Awalnya gue download karena gue denger Hoya jadi member di season Taekwondo. Kemudian gue menonton episode Taekwondo.

Gue suka banget acara ini. Real banget. Mereka (guest members) yang terdiri dari artis-artis Korea (aktor, penyanyi, komedian, dll) latihan dari awal banget buat ikut pertandingan melawan klub-klub olahraga dari penjuru Korea Selatan. Perjuangan mereka, semangat mereka, sportifitas mereka, teamwork mereka, gue suka banget!

Akhirnya gue download season lain. Badminton (karena gue suka sekali olahraga ini). Basket (karena ada Changmin). Oh iya, di season awal Changmin TVXQ jadi member tetap, tapi karena jadwal dia padat dan harus konser bareng Yunho keliling dunia, dia meninggalkan Cool Kiz.

Kita balik ke Seo Ji Suk.

Gue sudah selesai download episode basket. Kemudian gue menonton dengan senang. Lalu gue terpana.

Nggak bisa berkata-kata. Gue suka banget Seo Ji Suk waktu nge-dribble bola di lapangan. Ganteng dan bisa main basket, pikir gue, dan nggak sekedar ‘bisa’ tapi ‘pinter’ main. Waktu episode basket ini, Seo Ji Suk jadi ace buat tim-nya. Gue berpikir, kok dulu pas nonton yang taekwondo, gue nggak ngeh sih sama dia (dia jadi salah satu member di taekwondo. Gue nonton season taekwondo duluan baru basket).

Sejak saat itu, gue jatuh cinta sama orang ini. Dan gue kaget waktu tahu dia udah nikah... Dan dia bilang dia cuma sayang sama istrinya. Aduh.

Tapi gue nggak peduli, gue suka sama dia.

BTW, Cool Kiz on The Block yang sekarang, sepakbola, agak ngebosenin...

* * *

Cerita keenam.

Gue kangen suka sama orang. Dulu sebelum gue jadi kakak angkatan, gue menetapkan satu-dua kakak angkatan di kampus untuk dijadikan penyemangat gue di kampus biar agak segeran, dan biar meningkatkan mood gue kalau lagi bete kuliah. Sekarang, setelah kakak-kakak angkatan itu lulus dan pergi dari kampus, gue menyesal karena semakin kesini gue semakin bete kuliah. Sementara, nggak ada lagi yang nyegerin gue di kampus. Semua cowok yang available sudah diambil orang.

Eh tapi bukannya gue nggak bisa suka mereka ya.

Gue cuma bisa suka tanpa bisa berbuat apa-apa, tapi. Habis gimana? Punya orang. Ya gue diem aja menikmati tanpa bisa memiliki.

Tapi itu cuma sekedar ‘seneng ngeliat’ atau ‘memuja karakteristik wajah yang diatas rata-rata’. Bukan benar-benar suka, dan berpisah dengan ‘mereka’ tidak akan menyebabkan geli apalagi sakit di hati gue.

I was once, loved a person.

Then when we separated, I got a headache. Stomachache. I cried once every single day. I asked myself why could this happen.

Then I grow up. I told myself that I will never experience that kind of pain twice. So I made some walls, with many gates. Gates with locks on. Locks that only I can open it. Only I can open it with the word “open”.

And I have said it. And so the locks are opened. Not a very long time ago.

* * *

Cerita ketujuh.

Pernah denger Crush? A Korean singer. He featured in one of Gary’s song, Shower Later. Yes, yes, Crush is the one who sing “jigeum itta showa hae” in the refrain. I fell in love with his voice after that song, especially in the part “---”.

But I don’t know that he is such an amazing singer, composer, and producer. Gue baru saja dengerin lagu-lagunya Crush di album barunya dia, Crush On You (yes, crush on Crush, that’s me), dan dia membuat banyak featuring bersama rapper-rapper dan penyanyi Korea yang keren-keren juga.

Tapi yang paling membekas di telinga gue (and for God’s sake, gue merasa dirasuki setelah ngedenger suaranya) adalah lagu Hug Me yang bareng Gaeko. Belakangan gue tahu bahwa ini adalah lagu yang dijadiin single dan dipromosiin di acara-acara musik. Kemudian gue melihat video-nya dan setelah ngeliat MV-nya, lagu ini nggak pernah terdengar sama lagi di telinga gue! Asli! Lagunya terdengar semakin seksi. Dan gue semakin suka.

Setelah googling, gue menemukan bahwa Crush adalah pemuda kelahiran 1992, bulan Oktober.

Oh hello dongsaeng-ah.

* * *

Cerita kesepuluh.

Do you know that I have an almost 3-years-crush? A nearly big crush. I even sang ‘Why Did I Fall In Love With You’ by DBSK dedicated to him. In a karaoke. Pathetic, huh.

I never had a chance to speak with this guy. His way of life is completely different from my way of life. He had a girlfriend, and I don’t have a boyfriend. He (and his friends, a lot of his friends) will go to every new cafe and restaurant in town, and I have a problem thinking of what to eat today. He is a topnotch student, and my score is on middle-level. Not even reach him.

Because he is unreachable.

For this reasons I stayed away from him since 3 years ago. I must hide this from all my friends, except my only best friend who knows every single thing.

But I don’t know why my best friend is strongly against me liking him. I always thought that this guy is a good guy, handsome (yeah my second impression actually), and pretty smart. But I did think that he is too different from me, so that’s why I never know what kind of person he actually was. I was once crying because of the uncomfortable feeling I have about liking him. Like, “why it must be you”, “WHY YOU”, and “Y U”.

Time passed. People beside me come and go, yet, his girlfriend is still there beside him. Quite a long time and I must give an applause to them. I, who fall in love easily, saw a few younger guys in my campus. Then I started liking them. Only from far away, just like what I did to him.

Not too long ago I got a chance to sit beside him. I greeted him boldly (never did this before! I always got a stomachache every time I saw him so I never greet him properly) and he answered nicely.

And then we talked. Not a very long conversation, actually. Just a simple ‘how are you and what are you doing here’. Then an awkward silence. Then another simple conversation about his girlfriend.

At that time I just realized.

That I can’t feel anything in my body.

You know, the sign of falling in love? Like, your heart suddenly beats faster when you see him from far away.

I can’t feel that.

My heart beat normally, very normal, and slow.

You know the feeling you get when you hear your crush talking about his girlfriend? Like, you feel a little shock in your heart and suddenly your mood goes down.

I can’t feel that either.

I feel so normal beside him. It’s just like he’s never being in my heart and mind.

Like we’re just friends.

Well we are, since the beginning.

I hope we can stay as friends, and I hope I won’t feel anything again when I get the same chance.
* * *

Cerita kesembilan.

Gue merasa gagal jadi penulis. Gue tidaklah produktif selama dua tahun terakhir. Kerjaan gue cuma plengah-plengoh nggak ngapa-ngapain. Main. Makan. Jalan. Kuliah. Praktikum.

Sedih rasanya kalau baca blog ini dan ngeliat naskah-naskah jaman dulu, Meira-Leif, Maya, prosa-prosa gue, fanfiction bulutangkis.

Gue bahkan kehilangan semangat buat nulis lagi.

* * *

Mungkin masalahnya ada di gue. Cerita gue nggak pernah selesai, karena gue bingung bagaimana mengakhirinya. Gue merasa nggak pengen cerita ini berakhir. Gue nggak pernah memikirkan bagaimana akhir dari suatu cerita.

Maybe that’s why. I never expected that we ended even before we are together. I never dream of we being together, though.

Tapi kalau urusan kuliah sih, gue pengennya cepet-cepet berakhir. Dan memulai sesuatu yang baru.
Continue reading 9+1 Shout Out About the Long Hiatus