Minggu, 29 Juni 2014

, , ,

9+1 Shout Out About the Long Hiatus

Hello, folks.
Gue selalu mengalami sindrom gue-pengen-nulis-sesuatu-ah setelah mendengar musik yang astaga-lagunya-bagus-deh-bikin-gue-terinspirasi-buat-nulis pada saat-saat genting seperti besok-ada-dua-ujian-yang-waktunya-nyaris-bersamaan. Menurut gue ini hal yang sangat aneh. Kelihatannya seperti gue males baca materi buat ujian besok dan lebih memilih buat ngetik hal-hal sepele seperti hal-hal berikut yang bakal gue ceritain.

Untuk cerita pertama, hello, gue Antik, mahasiswi semester 8 yang masih kuliah di FKG UGM, yang temen-temen seangkatannya udah banyak yang lulus dan bergelar S.Kg, yang temen-temen seangkatannya yang lain udah tinggal menghitung hari menuju sidang skripsi, yang temen-temen seangkatannya yang lain udah nggak pada ngulang mata kuliah semester bawah. Gue punya alasan sendiri kenapa gue memutuskan untuk ngulang mata kuliah, dan nggak perlu lah gue bilang disini karena mungkin pembaca gue sudah cukup mengerti. Masalah skripsi, gue sedang tidak ingin membicarakannya.

* * *

Cerita kedua.

Kedatangan adek gue untuk kuliah di Jogja membuat gue berpikir lebih banyak mengenai rumah kontrakan. Saat ini gue dan adik cowok gue berbeda tempat kost-an, tentu saja, dan gue berpikir alangkah lebih baiknya kalau gue dan dia dijadikan satu di sebuah rumah. Terpisah kayak gini membuat gue ngerasa insecure. Kalau empat tahun terakhir gue bisa bebas seneng-seneng sama sahabat gue, girls’ day out dan pajamas party almost everyday, sekarang gue mikir dua kali. Empat tahun terakhir gue hanya memikirkan gue sendiri di kota ini, sekarang gue punya seorang lagi buat dipikirkan. Dan buat saling menjaga.

Dan, kalau punya rumah sendiri, gue akan punya dapur sendiri, kamar mandi sendiri, kulkas sendiri, dan gue bisa mendekorasi rumah semau gue.

Kalau perlu gue bikin mebel semau gue juga.

Bakal menyenangkan.

* * *

Cerita ketiga.

Too many people spamming on my timeline about this ritual 5-tahun-sekali sampe gue eneg. Mending kalo orangnya gue gak kenal bisa gue langsung unfollow, langsung gue unfriend. Tapi ini temen-temen gue sendiri yang gue kenal. Dan betenya lagi, beberapa dari mereka mengelu-elukan pilihan mereka dan menjatuhkan yang lain. Terlalu nggak etis menurut gue. Gue nggak suka cara mereka mendukung yang kayak gini. Apakah nggak bisa mereka mengumbar kebaikan aja?

Setahu gue dulu waktu diajarin pas sekolah, ritual ini harusnya LUBER JURDIL. Langsung, Umum, Bersih, Rahasia, Jujur, dan Adil. Tapi kenapa sekarang orang berlomba-lomba jadi tim sukses dengan koar-koar mereka bakal pilih siapa tanggal 9 Juli nanti. Saran gue sih, kalo udah punya pilihan, ya disimpen aja. Sesuai pertimbangan yang udah matang dan yang benar-benar dipercaya membawa kebaikan.

Gak usah mencekoki otak orang dengan berita-berita menjatuhkan kayak gitu.

* * *

Cerita keempat.

Gue sedih berat waktu tahu Hendra/Ahsan gagal jadi juara di Indonesia Open 2014... Butet/Owi juga harus kandas sebelum masuk final! Sedih karena mereka di turnamen luar negeri hampir selalu menang, tapi di kandang sendiri, di rumah mereka sendiri, gelarnya sedikit. Padahal Butet/Owi juara All England tiga tahun berturut-turut! Kurang garang apa?

Tapi gue seneng Simon sejak keluar Pelatnas prestasinya semakin membaik. Terakhir gue liat Simon (secara langsung!) waktu Indonesia Super Series 2013 di Jogja dan menang lawan Hayom. Ih gue seneng banget sejak saat itu dia banyak kemajuan.

* * *

Cerita kelima.

Gue ingin mengucapkan permohonan maaf secara resmi melalui tulisan ini kepada sahabat gue Tita, untuk semua ledekan dan sindiran gue kepada dia waktu dia bilang suka Nino dan . Gue minta maaf ya, Tita.

Perkenalkan, ini Seo Ji Suk, aktor Korea Selatan kelahiran 1981. Sudah menikah.

Perhatian, gue suka orang ini.

Semuanya gara-gara reality show Cool Kiz on The Block. Itu reality show-nya KBS, yang isinya tentang olahraga. Dipandu MC Kang Ho Dong (setidaknya dia member tetap dari awal tayang sampai sekarang) dan beberapa guest members yang berbeda-beda tiap ganti jenis olahraga. Awalnya gue download karena gue denger Hoya jadi member di season Taekwondo. Kemudian gue menonton episode Taekwondo.

Gue suka banget acara ini. Real banget. Mereka (guest members) yang terdiri dari artis-artis Korea (aktor, penyanyi, komedian, dll) latihan dari awal banget buat ikut pertandingan melawan klub-klub olahraga dari penjuru Korea Selatan. Perjuangan mereka, semangat mereka, sportifitas mereka, teamwork mereka, gue suka banget!

Akhirnya gue download season lain. Badminton (karena gue suka sekali olahraga ini). Basket (karena ada Changmin). Oh iya, di season awal Changmin TVXQ jadi member tetap, tapi karena jadwal dia padat dan harus konser bareng Yunho keliling dunia, dia meninggalkan Cool Kiz.

Kita balik ke Seo Ji Suk.

Gue sudah selesai download episode basket. Kemudian gue menonton dengan senang. Lalu gue terpana.

Nggak bisa berkata-kata. Gue suka banget Seo Ji Suk waktu nge-dribble bola di lapangan. Ganteng dan bisa main basket, pikir gue, dan nggak sekedar ‘bisa’ tapi ‘pinter’ main. Waktu episode basket ini, Seo Ji Suk jadi ace buat tim-nya. Gue berpikir, kok dulu pas nonton yang taekwondo, gue nggak ngeh sih sama dia (dia jadi salah satu member di taekwondo. Gue nonton season taekwondo duluan baru basket).

Sejak saat itu, gue jatuh cinta sama orang ini. Dan gue kaget waktu tahu dia udah nikah... Dan dia bilang dia cuma sayang sama istrinya. Aduh.

Tapi gue nggak peduli, gue suka sama dia.

BTW, Cool Kiz on The Block yang sekarang, sepakbola, agak ngebosenin...

* * *

Cerita keenam.

Gue kangen suka sama orang. Dulu sebelum gue jadi kakak angkatan, gue menetapkan satu-dua kakak angkatan di kampus untuk dijadikan penyemangat gue di kampus biar agak segeran, dan biar meningkatkan mood gue kalau lagi bete kuliah. Sekarang, setelah kakak-kakak angkatan itu lulus dan pergi dari kampus, gue menyesal karena semakin kesini gue semakin bete kuliah. Sementara, nggak ada lagi yang nyegerin gue di kampus. Semua cowok yang available sudah diambil orang.

Eh tapi bukannya gue nggak bisa suka mereka ya.

Gue cuma bisa suka tanpa bisa berbuat apa-apa, tapi. Habis gimana? Punya orang. Ya gue diem aja menikmati tanpa bisa memiliki.

Tapi itu cuma sekedar ‘seneng ngeliat’ atau ‘memuja karakteristik wajah yang diatas rata-rata’. Bukan benar-benar suka, dan berpisah dengan ‘mereka’ tidak akan menyebabkan geli apalagi sakit di hati gue.

I was once, loved a person.

Then when we separated, I got a headache. Stomachache. I cried once every single day. I asked myself why could this happen.

Then I grow up. I told myself that I will never experience that kind of pain twice. So I made some walls, with many gates. Gates with locks on. Locks that only I can open it. Only I can open it with the word “open”.

And I have said it. And so the locks are opened. Not a very long time ago.

* * *

Cerita ketujuh.

Pernah denger Crush? A Korean singer. He featured in one of Gary’s song, Shower Later. Yes, yes, Crush is the one who sing “jigeum itta showa hae” in the refrain. I fell in love with his voice after that song, especially in the part “---”.

But I don’t know that he is such an amazing singer, composer, and producer. Gue baru saja dengerin lagu-lagunya Crush di album barunya dia, Crush On You (yes, crush on Crush, that’s me), dan dia membuat banyak featuring bersama rapper-rapper dan penyanyi Korea yang keren-keren juga.

Tapi yang paling membekas di telinga gue (and for God’s sake, gue merasa dirasuki setelah ngedenger suaranya) adalah lagu Hug Me yang bareng Gaeko. Belakangan gue tahu bahwa ini adalah lagu yang dijadiin single dan dipromosiin di acara-acara musik. Kemudian gue melihat video-nya dan setelah ngeliat MV-nya, lagu ini nggak pernah terdengar sama lagi di telinga gue! Asli! Lagunya terdengar semakin seksi. Dan gue semakin suka.

Setelah googling, gue menemukan bahwa Crush adalah pemuda kelahiran 1992, bulan Oktober.

Oh hello dongsaeng-ah.

* * *

Cerita kesepuluh.

Do you know that I have an almost 3-years-crush? A nearly big crush. I even sang ‘Why Did I Fall In Love With You’ by DBSK dedicated to him. In a karaoke. Pathetic, huh.

I never had a chance to speak with this guy. His way of life is completely different from my way of life. He had a girlfriend, and I don’t have a boyfriend. He (and his friends, a lot of his friends) will go to every new cafe and restaurant in town, and I have a problem thinking of what to eat today. He is a topnotch student, and my score is on middle-level. Not even reach him.

Because he is unreachable.

For this reasons I stayed away from him since 3 years ago. I must hide this from all my friends, except my only best friend who knows every single thing.

But I don’t know why my best friend is strongly against me liking him. I always thought that this guy is a good guy, handsome (yeah my second impression actually), and pretty smart. But I did think that he is too different from me, so that’s why I never know what kind of person he actually was. I was once crying because of the uncomfortable feeling I have about liking him. Like, “why it must be you”, “WHY YOU”, and “Y U”.

Time passed. People beside me come and go, yet, his girlfriend is still there beside him. Quite a long time and I must give an applause to them. I, who fall in love easily, saw a few younger guys in my campus. Then I started liking them. Only from far away, just like what I did to him.

Not too long ago I got a chance to sit beside him. I greeted him boldly (never did this before! I always got a stomachache every time I saw him so I never greet him properly) and he answered nicely.

And then we talked. Not a very long conversation, actually. Just a simple ‘how are you and what are you doing here’. Then an awkward silence. Then another simple conversation about his girlfriend.

At that time I just realized.

That I can’t feel anything in my body.

You know, the sign of falling in love? Like, your heart suddenly beats faster when you see him from far away.

I can’t feel that.

My heart beat normally, very normal, and slow.

You know the feeling you get when you hear your crush talking about his girlfriend? Like, you feel a little shock in your heart and suddenly your mood goes down.

I can’t feel that either.

I feel so normal beside him. It’s just like he’s never being in my heart and mind.

Like we’re just friends.

Well we are, since the beginning.

I hope we can stay as friends, and I hope I won’t feel anything again when I get the same chance.
* * *

Cerita kesembilan.

Gue merasa gagal jadi penulis. Gue tidaklah produktif selama dua tahun terakhir. Kerjaan gue cuma plengah-plengoh nggak ngapa-ngapain. Main. Makan. Jalan. Kuliah. Praktikum.

Sedih rasanya kalau baca blog ini dan ngeliat naskah-naskah jaman dulu, Meira-Leif, Maya, prosa-prosa gue, fanfiction bulutangkis.

Gue bahkan kehilangan semangat buat nulis lagi.

* * *

Mungkin masalahnya ada di gue. Cerita gue nggak pernah selesai, karena gue bingung bagaimana mengakhirinya. Gue merasa nggak pengen cerita ini berakhir. Gue nggak pernah memikirkan bagaimana akhir dari suatu cerita.

Maybe that’s why. I never expected that we ended even before we are together. I never dream of we being together, though.

Tapi kalau urusan kuliah sih, gue pengennya cepet-cepet berakhir. Dan memulai sesuatu yang baru.
Continue reading 9+1 Shout Out About the Long Hiatus
,

Bulu Mata Kangen

Sudah sekian lama sejak bulu mata gue terlepas dengan sendirinya, dan sudah sekian lama pula sejak gue berharap itu berarti ada seseorang yang kangen gue. Barusan, habis gue mengucek mata, di jari gue menempellah sehelai bulu mata kecil yang tipis. Gue pikir, ini tanggal berapa? Hari ini tanggal 27, yang bahkan nggak ada di list alfabet kita. Atau balik lagi ke huruf A?

Gue mencoba berpikir. Oh, mungkin gue yang baru sedang kangen gue yang lama.

Rasanya gue harus berusaha menghentikan kebiasaan gue terkait mitos ‘kalo ada bulu mata lepas berarti ada yang kangen, coba liat tanggal berapa sekarang! Itu huruf depan nama orang yang kangen kamu’. Akhirnya bulu mata kecil itu gue kibaskan sampai hilang dari jari gue.

Ngomong-ngomong huruf A, gue jadi inget lagu barunya GOT7, judulnya A. Tiap denger lagunya gue serasa dinyanyiin sama mereka, hahaha.

Gue sedang dalam proses menulis skripsi, dan menulis sebuah cerita baru, yang gue nggak tau bakal dibawa kemana cerita ini. As always. Cerita yang nggak pernah selesai karena gue stuck di tengah-tengah, gue nggak mood, atau gue kejebak sikon dimana gue harus melakukan sesuatu hal yang teramat penting dan gue tidak bisa menulis karena perasaan bersalah kalau harus meninggalkan hal penting ini.

Gue mau cerita sedikit.

Dulu gue selalu mengagumi cewek-cewek di komik Jepang yang keibuan. Cewek-cewek semacam ini biasanya adalah cewek yang selalu membawa plester di dalam dompet kecilnya (agar kalau ada cowok yang terluka karena mereka, mereka bisa langsung memberikan atau kalau bisa menempelkan langsung plester dari dalam dompet kecil mereka ke luka si cowok, kemudian si cowok bakal tersentuh oleh sifat yang sangat manis ini, dan suka sama si cewek), atau membawa peralatan jahit di dalam dompet kecil lain (agar, kalau suatu waktu ada cowok yang kancing baju seragamnya lepas karena kesalahan si cewek, dia bisa langsung memperbaikinya di tempat dan baju seragam cowok itu kembali seperti baru, kemudian si cowok bakal tersentuh oleh sifat yang sangat manis ini, dan suka sama si cewek), atau selalu membawa payung di dalam tasnya. Cewek yang keibuan sekaligus cewek yang mandiri.

Sejak saat itu gue bertekad untuk menjadi gadis seperti ini. Tujuan gue sebenernya belum murni-murni banget - gue cuma pengen jadi cewek yang bisa diandalkan ketika cewek yang lain tidak bisa diandalkan.

Terutama bagi crush gue.

Nah.

Sudah jelas bahwa crush itu punya cewek dari jaman entah-kapan dan sepertinya mereka juga adem-ayem aja, jadi sama sekali belum ada kesempatan buat gue nyelip. Mungkin kalau mereka putus pun gue nggak bisa nyelip karena seperti yang udah gue bilang, cowok itu unreachable.

Kemudian gue denger-denger cowok juga suka cewek yang bisa masak. Mungkin bukan cuma bisa, tapi ahli kali ya. Karena kalau sekedar bisa, gue juga bisa. Dan nggak cuma masak air atau masak nasi. Setidaknya gue tidak menghindar ketakutan kalau kebetulan harus berdekatan dengan wajan di atas kompor menyala.

Gue bisa masak, hanya saja gue tidak berniat menekuni dunia masak-memasak ini. Mungkin kalau nanti gue berkeluarga, gue akan masak cuma biar keluarga gue bisa makan. Bukan buat lomba apalagi jualan. Gue bertekad akan menjadi seperti Ibuk, yang bisa masak apa aja buat keluarganya, tapi tidak untuk kepentingan komersil. Hehehe.

Baik, kembali ke kekaguman gue kepada cewek-cewek yang keibuan.

Ternyata impian gue untuk menjadi cewek yang selalu bisa diandalkan pupus begitu saja. Plester yang ada di dompet lama-lama abis karena gue sendiri yang luka, dan gue nggak pernah ngisi dompet lagi pake plester. Sekarang isi dompet kecil gue adalah: bedak, lipstik, eyeliner, dan lipgloss. Demi kepentingan pribadi.

Dan masalah alat jahit-menjahit, gue tidak pernah menemukan dompet kecil yang berisi seluruh perlengkapan jahit kecil-kecil. Akhirnya gue menyerah.

Yang konsisten sampai sekarang adalah payung, doang. Tapi dipake sendiri.

Kadang kalau gue sedang jahat-jahatnya sama diri gue sendiri, gue akan membanding-bandingkan gue dengan pacar si crush itu.

Tetep aja gue nggak ada apa-apanya. Kemudian gue akan berhenti mikirin dia, dan ngeganti topik pemikiran.

Hello, crush, semoga kamu bahagia selamanya. Gue nggak bakal lagi mengait-ngaitkan kejadian lepasnya bulu mata gue dengan situasi kamu kangen gue. Tentang huruf depan nama kamu ataupun tanggal lahir kamu.
Continue reading Bulu Mata Kangen