Salam, Pembaca!
Ini surat cinta yang saya bilang di posting saya 'Tentang Perasaan' itu lho. ^^ Happy reading! :))
Kepada yang Tercinta, S.S.
Saya selalu merasakan getaran aneh di jantung, di hati saya ketika saya memikirkan kamu. Saat melihat kamu. Saat saya mengetik namamu. Saat saya melihat namamu. Saat saya bicara tentang kamu. Ironisnya bahkan kamu tak pernah mengenal saya. Saya juga tak pernah mengenal kamu. Saya hanya tahu saya jatuh cinta kepadamu saat saya pertama kali melihatmu. Menyedihkan, karena secara teknis kita tak pernah bertemu langsung.
Tapi entah kenapa hatiku selalu dilanda keresahan dan kerinduan mendalam kalau saya tak bertemu kamu. Oke, kamu mungkin agak bosan, geli mendengar kalimatku barusan. Saya berani bertaruh kamu pasti sudah berjuta kali menerima pesan seperti ini.
Dan ketika harus usai, saya merasa ada yang hilang, yang direbut dari saya. Yang biasanya saya tunggu-tunggu selama ini sudah tidak akan ada lagi selama beberapa waktu. Tapi saya akan terus menunggu sampai waktunya tiba. Dan ketika saat itu datang, saya berharap keinginan saya akan terkabul.
Kadang saya sedih - bukan kadang, sering - kenapa Tuhan menciptakan rasa cinta yang hanya saya yang bisa rasakan, sementara kamu tidak? Kadang saya sering mengeluh Tuhan tidak adil pada saya. Dan, hidup memang sangat tidak adil pada saya.
Ya, hidup memang berat. Setidaknya bagi saya. Saya cuma bisa pura-pura tegar di hadapan teman-teman saya, padahal saya ingin menangis meraung-raung, saya ingin didengar, saya ingin dianggap, saya ingin dihargai. Mungkin kamu tak perlu mencari perhatian begitu besar, sebab kamu sudah mencuri perhatian begitu banyak perempuan tanpa kamu meminta untuk diperhatikan.
Tapi saya tidak. Saya harus melakukan apa saja untuk diperhatikan. Orang-orang selalu bilang saya manja, sok anak kecil, drama queen, itu karena mereka tak tahu apa-apa tentang hidup saya. Ada sejuta masalah yang menghampiri saya setiap detik, setiap waktu, setiap tahun, dan datang silih berganti. Kadang malah yang satu belum selesai, yang lain sudah datang lagi. Begitulah.
Mungkin karena itu saya jadi agak sensitif. Saya merasa tak ada orang yang menyayangi saya kecuali keluarga saya. Saya punya teman, yeah, banyak, malah, secara teknis, tapi tak ada yang benar-benar mencintai saya dan menyayangi saya. Tak ada yang benar-benar ada disamping saya saat saya sedih. Saat saya butuh mereka, mereka pergi. Tapi saat mereka butuh seseorang, saya berusaha untuk selalu ada. Dan mereka berterima kasih pada saya untuk itu. Tapi, hanya sebatas itulah. Sebatas terima kasih, lalu mereka pergi.
Maafkan saya karena saya malah jadi curhat kepadamu. Mungkin ini karena begitu banyak yang berkelebat di benak saya dan meminta untuk diperhatikan, akhirnya jadi tertumpah kepadamu semua. Sekali lagi, maaf. Saya benar-benar butuh seseorang untuk menyayangi saya, untuk saya sayangi juga, seseorang yang memperhatikan saya, dan saya tak pernah berhenti berharap seseorang itu kamu.
Saya menyayangi kamu. Lebih dari itu, saya mencintai kamu. Dan saya tak tahu kenapa. Bukankah tak ada alasan yang logis tentang kenapa kita jatuh cinta? Tapi bagi saya ada satu alasan : saya bahagia dengan mencintai kamu.
Dari yang sedang merindukanmu,
R.A.
0 komentar:
Posting Komentar