Salam, Pembaca!
Ini saya copas dari salah satu note saya di FB. Dengan beberapa perubahan. Happy reading! :))
Jadi gini, setelah euforia Thomas dan Uber Cup kemarin-kemarin, yang dimana piala Thomas harus kembali dipegang China, dan Uber Cup (sejarah telah tercipta!) direbut tim putri KOREA. Yeah! Well, bukannya saya tidak mempunyai rasa nasionalisme, saya sedih kita nggak bisa mengawinkan Bang Thomas dan Neng Uber, bahkan untuk memulangkan Bang Thomas ke Indonesia saja harus tertunda, dan kalau kalian mau tahu, saya terdiam selama beberapa menit setelah Chen Jin membiarkan kok dari Simon Santoso keluar daerah permainannya dan memastikan membawa pulang Bang Thomas ke China lagi. Setelah itu saya bad mood selama beberapa jam, yang langsung hilang begitu saya menonton Opera Van Java, disambung PAS Mantab. Tapi saya senang Korea bisa membawa Neng Uber ke negaranya, which is full of cool guys; setidaknya Neng Uber akan menikmati pemandangan indah dari SHINee, Super Junior, 2PM, TVXQ, dan sebagainya setelah selama ini hanya melihat tembok yang membatasi pandangannya. Harusnya saya nitip salam ke Neng Uber buat Taemin dan Siwon. Oh, dan Kibum kalau bisa.
Hahaha. Just kidding.
Tapi saya marah banget waktu wasit bilang pukulan raket Simon ngelewatin net. HELL-OO? Dia nggak lihat pukulan raket Chen Jin waktu netting ke daerah permainannya Simon? Jelas itu jauh banget masuknya. Simon yang cuma beberapa senti masuk raketnya dibilang foul, sementara Chen Jin yang raketnya ngelewatin net sampe separuhnya dibiarin? Adil banget nggak sih?
NGGAK.
Saya rasa itu juga yang bikin Simon jadi frustasi berat – kasihan – karena sudah mengalami ketidakadilan sebanyak DUA kali! Saya nggak nyalahin dia yang makin banyak bikin kesalahan sendiri waktu game ketiga. Kalau saya, pasti udah ngelempar raket ke daerah permainan China dan menolak main lagi.
Kalau saya, dari awal main pasti udah kalah. =..=
Simon main keren banget kemarin! Dengan beban berat di pundaknya sebagai penentu menang-tidaknya Indonesia, dia bisa main bagus di set pertama. Dan tetap berjuang – mesti diperlakukan tidak adil oleh wasit – di game kedua dan ketiga! Dia cool.
Saya pertama kali ngeliat Simon beberapa tahun lalu, lupa entah-kapan, entah waktu Djarum Super entah All England entah Thomas-Uber Cup, pokoknya waktu itu dia CUAKEP banget. Saya yang iseng-iseng ganti channel, langsung terpaku pada channel 7 – trans7 – dan tak berkedip selama beberapa detik (beberapa detik aja dibanggain). Sebenarnya itu cuma report berita di acara sport trans7, yang saya lupa namanya, yang mengabarkan kalau Simon berhasil ngalahin negara mana gitu. Soalnya, pertandingan full-nya nggak ditayangin di TV. Dan setelah itu, saya terus mantengin trans7 yang nyiarin pertandingan entah-apa itu.
Simon kemudian membawa kita ke pemain Indonesia lain yang cakep dan guanteng. Oke, jangan shock atau kena serangan jantung mendengar nama ini: Lilyana Natsir.
Saya tahu dia CEWEK! saya TAHU!
(plis jangan berprasangka buruk – saya normal kok)
Kalo nggak salah waktu All England tahun entah-kapan. Lilyana main sama Nova Widianto. Waktu itu saya sama sekali buta dengan pemain bulutangkis Indonesia, jadi nggak tahu kalo Pia Zebadiah ternyata adiknya Markis Kido, kalo Sony Dwi Kuncoro akan menikah (waktu Djarum Indonesia Open Super Series 2008, ralat kalau salah ^^), kalo ternyata ada cowok cakep bernama Simon Santoso di Indonesia, dan kalo ternyata Greysia Polii itu gokil banget.
Jadi saya tonton mereka main, dan saya mengira itu pertandingan ganda putra. Saya melihat Lilyana, dan berpikir, 'wah, cakep banget nih cowok'.
Dan bayangkan betapa kagetnya saya waktu komentator bilang kalo itu pertandingan GANDA CAMPURAN. Saya melihat lebih jelas. "ITU CEWEK?" hati kecil saya menjerit. GILAK! ASLI CAKEP!
Awalnya saya menolak mempercayai itu pertandingan ganda campuran (ngeyel). Tapi adik saya bilang, "ITU CEWEK, MBAK.. ini pertandingan ganda campuran."
OH MY GOSH.
Dan kenyataan ini ditambah dengan mainnya Lilyana bersama... Jo Novita atau Vita Marissa ya? Saya lupa. Pokoknya ada pertandingan GANDA PUTRI dan Lilyana main.
Oke, saya nggak shock.
Kalau saya nggak istighfar dan inget kalau dia itu cewek, pasti udah saya kejar dia sampe ujung dunia. Kalau dia itu cowok, pasti udah saya kejar dia sampe ke ujung dunia.
Saya nggak mau ribut-ribut sama temen-temen sekelas kalo ada pemain putri Indonesia yang cakep bernama Lilyana Natsir. Maksud saya, saya nggak mau dicap lesbi atau apalah. Transgender. Sindrom Klinefelter. Whatever.
Jadi saya hanya bisa memendam perasaan suka ini, dan hati saya sering mencelos ketika melihat berita-berita yang muncul di TV; Lilyana Natsir dan Vita Marissa memenangkan kejuaraan apaa, Lilyana Natsir dan Nova Widianto lolos ke babak semifinal apaa, gitu.
Dan selama itu pula kalau saya ngenet dari ponsel kesayangan saya, saya kadang menyempatkan diri mencari berita-berita tentang Lilyana Natsir – kayaknya saya terobsesi sama dia deh – sekaligus ngeliat foto-fotonya yang keren. Pada suatu hari saya menemukan sebuah blog yang bertuliskan gini 'kalau dilihat-lihat Lilyana Natsir ganteng juga ya, hahaha'. Di blognya itu ada foto Lilyana dan Vita yang memenangkan kejuaraan dimana gitu. Saya pun tertarik. Eh, nih orang kok punya perasaan yang sama dengan saya?
Haha.
Dan waktu kemarin saya search lagi di internet, saya menemukan tulisan: 'LILYANA NATSIR, KAAAN? YANG GANTENG ITU, KAAAN?'
Waktu itulah saya mulai lega. Ternyata bukan hanya saya yang merasa kalo Lilyana Natsir itu ganteng! I am a normal girl!! YEAH!!
Saking leganya saya sampe pengen terjun bebas dari gedung setinggi seratus meter dan kalo bisa dipantulkan lagi ke atapnya, bukan terpelanting ke bawah membentur tanah dan berdarah-darah.
Satu hal yang saya nggak bisa lupain. Waktu Thomas Uber Cup tahun 2008. Lilyana Natsir sama Vita Marissa lagi tanding lawan Jepang, pasangan Satoko Suetsuna dan Mayuki Maeda.
Ada tragedi kecil-tapi-gokil-dan-lucu-abis waktu mereka bertanding. Suetsuna memukul koknya keras, dan langsung kena hidung Lilyana Natsir! Sumpah kocak abis! Satu stadion ketawa puas. Suetsuna sampe maju ke net dan ngerasa bersalah, (saya inget banget tampangnya Suetsuna) dan minta maaf, tapi Lilyana ketawa dan ngegosok-gosok hidungnya – CUTE BANGET. Dia bilang nggak apa-apa. Pertandingan sempat terhenti beberapa detik, dan komentatornya bilang 'harusnya tiga angka untuk Jepang karena sudah mengenai hidung Lilyana Natsir' dan saya pun tertawa-tawa. Waktu kena itu Lilyana sempat memekik kecil pas kena kok, dan waktu itu saya sadar bahwa dia CEWEK. Selama dia tanding saya selalu memandang dia sebagai cowok-keren-nan-rupawan pasangan mainnya Vita Marissa.
Disini kita menang lawan Jepang.
Heh, jangan heran kalau saya bisa mengingat nama orang Jepang yang susah diingat, tapi saya tak bisa mengingat kejuaraan mana yang Lilyana menangkan, ini karena saya search di internet tentang berita ini. Saya search di Google dengan keyword 'thomas uber cup 2008', 'hidung', 'lilyana natsir'. Oh, maafkan saya, Kak Lilyana.
Oh ya, dan yang saya ingat adalah pertandingan Sony lawan Simon – dulu dua-duanya saya taksir – yang berlangsung entah-kapan. Kayaknya Indonesia Open. Pas Sony memastikan bahwa dia menang melawan Simon, kamera menyorot ke penonton, memfokuskan pada seorang gadis cantik, yang kudengar dari komentator, rupanya adalah kekasih Sony. Komentatornya bilang 'yak, tampak kekasih Sony Dwi Kuncoro yang berdiri bertepuk tangan; kabarnya mereka akan menikah tahun ini. Sepertinya ciuman hangat akan diterima Sony seusai pertandingan'.
Heh. Gokil banget nih komentator. Sempet-sempetnya ngegosip waktu pertandingan? Tapi asik. :D
Dulu saya kira atlet-atlet bulutangkis kita semuanya macam Taufik Hidayat, yang bersikap resmi, formal, sopan, cool, di segala kesempatan. Satu kata lagi: serius. Saya cuma ngeliat tampang mereka di pertandingan; yang pake seragam kebanggaan mereka – dengan gambar bendera Merah Putih di dada dan kata INDONESIA di punggung, yang bersikap serius waktu tanding, yang tegang, yang cuma tersenyum dan tertawa waktu menang.
Rupanya nggak. Kepercayaan saya ini dipatahkan oleh GREYSIA POLII yang masih muda banget, yang masih pecicilan, yang gokil. Grace nggak selalu bersikap seperti pemain-pemain bulutangkis lainnya yang terkesan 'elit' – saya nggak tahu apa kata ini pas. Dia kadang bertingkah kayak suporter Indonesia yang gokil-gokil pada setiap kesempatan Indonesia main di pertandingan tingkat dunia. Yang paling saya ingat adalah waktu Indonesia dapat medali emas di kejuaraan apa gitu. Thomas dan Uber Cup 2008 ya? Tim Uber kita kan lolos ke final waktu itu. Jadi Grace lari-lari keliling stadion dengan topi merah macam topinya Pak Tarno – pada tau Pak Tarno kan? Tolong saya dibantu yaaa, prok prok prok – dan mengibarkan bendera merah putih di punggungnya. Keren banget.
Dan maksudku bukan hanya di waktu-waktu kayak gitu dia keren, di pertandingan pun dia keren. Tipe orang yang nggak mau kalah, dan terus menyerang.
Hei, Kak Grace, Anda imut banget sih.
Satu yang nggak pernah lepas dari penonton Indonesia yang menyemangati para pemain. Teriakan "INDONESIA" ditambah tepuk tangan (atau tepuk balon – eh, apa sih namanya yang kayak balon panjang itu? *lugu abis) bernada 'prok-prok prok-prok-prok' yang saya tahu pasti seluruh rakyat Indonesia mengetahuinya. Dan, teriakan 'huuu-eaaa' yang menurutku terinspirasi dari acara Bukan Empat Mata. Tiap kali pemain Indonesia (nggak cuma pemain Indonesia ding! Pokoknya yang lagi main melawan China!) melakukan pukulan pasti nggak lepas dari teriakan 'eeaa'. Waktu smash apalagi. Rasanya seolah seisi stadion itu bergetar karena teriakan 'eeeeeeeeeehaaaaaa' itu. Tapi keren banget. Gokil.
Ini cuma salah satu dari sekian banyak hal yang bikin saya bangga sama Indonesia.
Kalau yang satu ini...
Lee Yong Dae. Cowok Korea, six pack, cakep, keren. ASLI!
Pertama kali ngeliat waktu Thomas Cup 2008, dia ngelawan China. Tentu saya ngedukung Yong Dae, dong!
Sayangnya saya baru sadar sehari setelahnya. Saya bikin status 'saya baru sadar kalo ternyata Lee Yong Dae itu cakep banget' di Facebook dan teman saya Gilda langsung dengan bersemangat mengiyakan. Sudah begitu teman saya yang lain, Icha, bilang, 'dia six pack lho!'. Icha keren. Mantap.
Aahahaa. Maaf karena ada Lee Yong Dae yang nyasar ke sini ya, teman-teman pecinta bulutangkis Indonesia...
Tapi, saya salut sama kakak-kakak kita yang berjuang membawa nama Indonesia di kancah internasional. Maksud saya, di usia segitu biasanya kakak-kakak kita menjalani hari-hari kuliah, tugas-tugas, mungkin ada yang kerja, tapi demi melanjutkan tradisi juara mereka rela meninggalkan pendidikannya dan berjuang di pelatihan-pelatihan bulutangkis serta turnamen-turnamen internasional. Salut. Lilyana kabarnya meninggalkan bangku SD untuk berlatih bulutangkis. Dan hasilnya nggak main-main; dia bisa jadi kayak gini kan?
Kalau saya waktu SD bilang ke Ibu kayak gini: 'Bu, saya nggak mau sekolaaah! Saya mau jadi kayak Susi Susantiiii!!' pasti Ibu shock.
Mestinya kalau ada award untuk atlet favorit... nominasinya adalah:
1. SIMON SANTOSO
2. LILYANA NATSIR
3. SONY DWI KUNCORO
4. TAUFIK HIDAYAT
5. GREYSIA POLII
Dan yang menang adalah... MARKIS KIDO!!
Hah, OVJ banget deh.
Dan ngomong-ngomong soal OVJ...
Berhubung saya sedang dilanda imajinasi sangat tinggi, rasanya saya pengen ngeliat mereka main di OVJ. Dan baru saat itulah saya bisa yakin bahwa mereka juga manusia biasa.
Selama ini saya melihat pemain-pemain Indonesia hanya di pertandingan, dengan gigih berjuang, dan tampak serius. Saya jarang melihat mereka sebagai ‘manusia biasa', maksud saya gini lho, selama ini kan kita ngeliat mereka sebagai atlet, dengan seragam, dan begitu kita ngeliat mereka pake baju kasual kayak kita, pasti rasanya kita langsung sadar, mereka juga orang-orang seperti kita.
Hmmm...
Saya menulis ini memang tak lepas dari euforia Thomas Cup dan Uber Cup kemarin di Kuala Lumpur. Tapi saya berharap perbincangan tentang bulutangkis, tentang Simon, tentang Lilyana Natsir, tentang Sony, tentang Grace, nggak cuma euforia sesaat. Dan tentunya kita berharap masa-masa kejayaan Indonesia di bulutangkis dapat kembali lagi.
Semoga.
*plis-plis-plis kalo ada pemain badminton Indonesia yang baca posting ini, jangan sampe China bawa lagi Piala Thomas dan Uber tahun 2012 besook. BOSAN!
17 Mei 2010
21:32
aduh senengnya lagi nyari fanfic bulutangkis nemu, tapi ini udah dulu banget ya castnya, sekarang anak anak pelatnasnya udah pada ganti. Dulu dulu sih belum kepikiran nyari, sukanya masih baca dramione sama fanfic korea,, kalo saya suka pertamabultang pas ada kejuaraan dunia di USA yang taufik sama Nova Liliyana menang, tahun 2005 kayaknya ya. Terpesona liat bola bola Taufik yang bisa menipu seorang Lin Dan. Kalo Yong Dae lupa pertama liat dia tuh kapan, tapi sebelum Thomas 2008 lah, dulu kan masih lumayan sering tayangan bultang di indosiar, sctv, atau trans, gak kayak sekarang, jarang bangettttt :(
BalasHapusHehehe, iya, ini bikinnya pas masih SMA, empat tahun lalu. Kan masih jaman-jamannya Greysia sama MKY tuh :D jarang banget sekarang tayangan bulu tangkis :( padahal kalo liat berita-berita di fanbase bulu tangkis, prestasi kita juga cukup meningkat signifikan... sekarang berita kalo simon keluar pelatnas aja baru keluar, berita atlet lain menang gak muncul :( sedih
HapusSekarang yg ganteng jamannya kevin sanjaya sukamuljo, jojo, ihsan maulana mustofa. Yang cantik jamannya masita mahmudin, fitriani
BalasHapus