Selasa, 20 Juli 2010

,

Simfoni Cinta Sang Puteri Raja

Salam, Pembaca!
Saya tidak tahu apakah tulisan di bawah ini tergolong jenis prosa atau puisi.
Menurut saya ini terlalu pendek untuk prosa, tapi terlalu panjang untuk puisi.
Yah, bagaimanapun, Happy reading! :))


>>
Jutaan manusia bertanya
tentang kisah kasih seorang puteri raja
yang berubah, seiring waktu
Mengundang tanya penasaran

Memberi makna tak terbaca
bagi setiap orang yang melihatnya

Ada makna tersirat dalam kasih
yang munafik itu,
yakni
hasrat membenci dan amarah yang
membara

Namun apa daya,
kisah kasih dusta itu menjadi nyata

Sang puteri dicuri hatinya,
oleh cinta yang awalnya,
Hanya candaan semata.

Pangeran juga tak mengira,
kepalsuan cintanya
Akan menjadi cinta suci
antara mereka

Mengikat dua hati yang biasa
Yang awalnya cuma
kemunafikan belaka

Salah mereka mempermainkan
hati,
Perasaan masing-masing tak bisa
dipungkiri

Dan pada saat itu:
burung hantu tersenyum puas
sang elang mengangguk gembira
kupu-kupu menari riang
kura-kura bijaksana memberitahu anaknya,
’hati-hati dengan hati’
si gagak berkata,
’puteri mendapatkan pangeran yang lebih baik’
sang elang kembali mengangguk
dan terbang mengelilingi cakrawala

Tetapi merpati menyampaikan berita
kepada pangeran yang satunya,
’pernikahan itu telah terjadi’

Pangeran pun gusar
Kepalsuan cinta puteri yang dahulu miliknya
menusuk tepat ke hatinya,
yang dibakar api cemburu

Keinginan mendapatkan kembali sang puteri
Muncul kembali dalam benaknya

Sadarlah ia
Selama ini ia mengejarnya:
mimpi yang sia-sia

Ikatan cinta yang putus begitu saja
Sebab alasan yang tak masuk
logika

* * *

Sampai disini, sang penulis berita
kehabisan kata
Menyadari betapa sakitnya
perasaan halus sang puteri raja
Ketika pangeran meninggalkannya.

Haru, larut dalam suasana
Senyuman sang penulis berita
menyimpan duka dan lara

Tangisannya mengisak dalam
Sebab keris itu mengiris hati lagi.
Membuka luka lama yang tertoreh dalam.
Dahulu kala,
waktu yang sudah lama
Masa lalu yang terus terkenang
Meskipun tak
diinginkan
Tidak karena memori itu
berharga,
Tetapi besarnya harga yang harus dibayar
karena memori itu

* * *

Sang penulis berita melanjutkan
cerita yang tertunda

Pangeran lama terus mencoba
Mengambil sesuatu yang dahulu miliknya

Tetapi puteri tak mau.
Cukuplah hatinya terluka di
masa lalu

Tak kan ada kesalahan kedua
Yang sama dengan kesalahan pertama

Sebab puteri telah membencinya
tak menginginkannya hadir.
lagi,
dalam kehidupannya

Pangeran baru pun tertawa
Miliknyalah puteri itu sekarang.

Sang puteri tersenyum bahagia
Dari jauh dalam hatinya
Sesuatu yang selama ini
tak pernah dilakukannya.

* * *

0 komentar:

Posting Komentar