So long time not posting here.
Saya masih di FKG, alhamdulillah, meski berkali-kali hati
saya mengutarakan keinginan untuk pindah jurusan, tapi, saya sedang belajar
menghargai dan mensyukuri hal-hal yang sudah saya dapat.
Kosan saya masih berantakan, ketambahan tikar lucu bergambar binatang dengan namanya dalam bahasa Inggris – setidaknya saya jadi bisa belajar menghapal nama-nama hewan – kemudian ada meja kecil bergambar Shaun the Sheep – kartun favorit saya selama pulang kampung dan bisa nonton tivi! – lalu ada boneka-boneka saya, Hippo-Piggy-Minnie. Ketiganya itu berbeda jenis, lho. Hippo – kalian pasti sudah bisa menebak dari namanya! – adalah kuda nil berwarna ungu dan punya tiga helai rambut di puncak kepalanya. Piggy – semacam babi warna pink yang nggak punya mulut. Minnie – tentu saja dengan pita pink di atas kepala dan mengenakan yukata warna pink. Minnie Mouse versi Jepang.
Oh, betapa dulu saya sangat tergila-gila pada Minnie Mouse.
Maksud saya, dia kan hanya seekor tikus yang diberi pakaian?
Di kosan saya juga ada satu rak baru untuk tempat makanan...
yang mana selama ini saya taruh di atas meja belajar, mengusik ketenteraman
belajar dan membuat nilai saya jadi turun... tidak ada hubungannya. Pokoknya,
rak baru yang berwarna biru ini penuh cemilan yang saya bingung bagaimana cara
menghabiskannya.
Kemudian ada cermin.
Yah, akhirnya saya punya cermin, saudara-saudara.
Warnanya biru, cermin kamar mandi sebenarnya, tetapi saya
bisa meletakkan alat make-up saya (ehem! Begini-begini saya juga wanita) di
cermin itu. Efektivitas tempat, kalau saya bilang mah.
Ketika saya melirik jam dinding saya, sudah pukul 23:21. Kelebihan 10 menit. Berarti 23:11.
Semester tiga baru saja dimulai.
Dan saya? Masih belum punya gambaran.
Sejujurnya saya bimbang setiap malam.
*ada sesuatu yang salah pada papilla lidah saya, tampaknya
membengkak*
Tapi saya berusaha menikmati hari-hari saya di Jogja.
Kehidupan saya di FKG, yang bisa dibilang... jauh dari rasa nyaman.
Kenapa ya? Saya sudah setahun disini tetapi rasanya biasa
saja.
Kalau boleh jujur, ya... hanya saja kita tak boleh terlalu
jujur. Ini publik, kawan, semua orang bisa terhubung satu sama lain. Dunia
semakin sempit. Mungkin saja tanpa disadari tulisan saya sedang dibaca oleh
teman TK saya dulu.
Whatever that means.
Mendadak saya teringat sesuatu...
*saya memeluk Hippo – si kuda nil yang bulunya halus sekali*
“you are~ the only
exception~~
you are~ the only
exception~~
you are~ the only
exception~~”
Saya sedang mendengarkan lagu itu...
Hmm, Selasa depan saya sudah mulai praktikum Anatomi II.
*Bagaimana kalau kita
tidak membicarakannya?* Suara hati saya datang lagi.
Baiklah... kalau begitu kita mau bicara apa?
“Tentang kau yang satu
lagi.”
Dia lagi? Ada apa dengannya?
“Dia mengeluhkan kau
yang setiap malam merasa galau.”
Aku tidak bermaksud untuk itu. Salahkan dia.
“Tapi kau menangis
mendengar semua itu.”
Aku tidak menangis.
“Yah, kau membohongi
dirimu lagi, lagi, dan lagi. Mau sampai kapan kau begini?”
Aku tidak menangis! Hanya saja air mataku mendadak turun dan
aku tak bisa mengendalikannya.
“Kadang, kau tahu, kau
terlalu ingin tahu.”
Aku tidak ingin tahu. Aku tidak mau tahu. Aku tidak peduli.
Aku hanya kebetulan tahu dan itu langsung membuatku memikirkan segalanya. Maksudku
segalanya. Aku mengetahuinya satu-satu, kemudian menyusunnya, dan
memikirkannya, membuatku kesal, gamang, dan marah.
“Dan merasa dikhianati.”
Aku tidak merasa seperti itu.
“Damn, damn, damn,
what I do to have you here, here, here~~
I wish you were here~~
Damn, damn, damn, what
I do to have you near, near, near~~
I wish you were
here~~”
Aku hanya tidak ingin berpikiran seperti itu.
“Kadang perasaanmu
terlalu sensitif.”
I do. Salah?
“Tidak, hanya saja itu
membuatmu bisa mengetahui apa yang sedang terjadi, dengan intuisi tajammu.”
Dan itu membuatku merasa kesal. Bisakah sesekali aku menjadi
orang yang tidak peduli dengan hal-hal yang terjadi?
“Bisa saja. Kau hanya
perlu belajar.”
....
“Halo?”
Maaf. Aku menangis lagi. Aku teringat lagi.
“Simpan air matamu!
Dia terlalu brengsek untuk kau tangisi.”
I just can’t help it.
“Oh, Sayang,
berhentilah seperti ini. Kau harus menjadi perempuan yang kuat. Bukankah itu
pelajaran yang kau dapat dari salah seorang temanmu?”
I wish I could.
Mendadak terdengar lagu Since I Found You dari Christian
Bautista, dan saya tak sanggup meneruskan pembicaraan imajiner dengan suara
hati ini.
Kadang saya heran dengan kamar saya sendiri... kok
bisa-bisanya barang-barang saya menghilang satu demi satu? Pita ungu saya juga
tak bisa saya temukan L
Saya senang sekali pakai pita!
Christian selesai, dan saya menyanyikan dengan senang lagu
Everybody Knew.
Ketika kulihat kau
bersama dia
Tak ada penyesalan
dalam hidupku
Dan apa yang kurasakan
saat ini
Seperti dahulu ku tak
mengenalmu
Ketika kulihat kau
bersama dia
Tak ada lagi hasrat
dalam hidupku
Kepada dirimu yang
dulu tercinta
Tak ada lagi kenangan
Tak kan lagi harapan
Everybody knew you’re
a liar
Everybody knew you’re
player
Everybody knew you
were never serious with your love again
And I tell you once
again, baby
Ketika kulihat kau
bersama dia
Tak ada penyesalan
dalam hidupku
Dan apa yang kurasakan
saat ini
Seperti dahulu ku tak
mengenalmu
Everybody knew you’re
a liar
Everybody knew you’re
player
Everybody knew you
were never serious with your love again
And I tell you once
again, baby
How I love this song <3
Tak ada alasan khusus kenapa saya menyukai lagu ini. Hanya
suka saja.
Rasanya saya pengen nonjok orang sekarang...
Something has just happened.
Saya mau peluk Hippo sampai pagi. Sampai Hippo basah.
Kadang saya benci harus bangun pagi.
Kenapa?
Saya tidak berniat memberitahu kalian.
Sampai jumpa lagi... hanya jika saya cukup kuat untuk
membuka blog ini lagi.
R.A.
Jogjaku berhati nyaman.
Saya sedang berusaha untuk me-“nyaman”-kan hati.
0 komentar:
Posting Komentar