Rabu, 21 September 2011

, ,

Comeback Stage


So long time not posting here.

Saya masih di FKG, alhamdulillah, meski berkali-kali hati saya mengutarakan keinginan untuk pindah jurusan, tapi, saya sedang belajar menghargai dan mensyukuri hal-hal yang sudah saya dapat.


Kosan saya masih berantakan, ketambahan tikar lucu  bergambar binatang dengan namanya dalam bahasa Inggris – setidaknya saya jadi bisa belajar menghapal nama-nama hewan – kemudian ada meja kecil bergambar Shaun the Sheep – kartun favorit saya selama pulang kampung dan bisa nonton tivi! – lalu ada boneka-boneka saya, Hippo-Piggy-Minnie. Ketiganya itu berbeda jenis, lho. Hippo – kalian pasti sudah bisa menebak dari namanya! – adalah kuda nil berwarna ungu dan punya tiga helai rambut di puncak kepalanya. Piggy – semacam babi warna pink yang nggak punya mulut. Minnie – tentu saja dengan pita pink di atas kepala dan mengenakan yukata warna pink. Minnie Mouse versi Jepang. 

Oh, betapa dulu saya sangat tergila-gila pada Minnie Mouse.

Maksud saya, dia kan hanya seekor tikus yang diberi pakaian?

Di kosan saya juga ada satu rak baru untuk tempat makanan... yang mana selama ini saya taruh di atas meja belajar, mengusik ketenteraman belajar dan membuat nilai saya jadi turun... tidak ada hubungannya. Pokoknya, rak baru yang berwarna biru ini penuh cemilan yang saya bingung bagaimana cara menghabiskannya.

Kemudian ada cermin.

Yah, akhirnya saya punya cermin, saudara-saudara.

Warnanya biru, cermin kamar mandi sebenarnya, tetapi saya bisa meletakkan alat make-up saya (ehem! Begini-begini saya juga wanita) di cermin itu. Efektivitas tempat, kalau saya bilang mah.


Ketika saya melirik jam dinding saya, sudah pukul 23:21. Kelebihan 10 menit. Berarti 23:11.

Semester tiga baru saja dimulai.

Dan saya? Masih belum punya gambaran.

Sejujurnya saya bimbang setiap malam.

*ada sesuatu yang salah pada papilla lidah saya, tampaknya membengkak*

Tapi saya berusaha menikmati hari-hari saya di Jogja. Kehidupan saya di FKG, yang bisa dibilang... jauh dari rasa nyaman.

Kenapa ya? Saya sudah setahun disini tetapi rasanya biasa saja.

Kalau boleh jujur, ya... hanya saja kita tak boleh terlalu jujur. Ini publik, kawan, semua orang bisa terhubung satu sama lain. Dunia semakin sempit. Mungkin saja tanpa disadari tulisan saya sedang dibaca oleh teman TK saya dulu.

Whatever that means.

Mendadak saya teringat sesuatu...

*saya memeluk Hippo – si kuda nil yang bulunya halus sekali*

“you are~ the only exception~~
you are~ the only exception~~
you are~ the only exception~~”

Saya sedang mendengarkan lagu itu...

Hmm, Selasa depan saya sudah mulai praktikum Anatomi II.

*Bagaimana kalau kita tidak membicarakannya?* Suara hati saya datang lagi.

Baiklah... kalau begitu kita mau bicara apa?

Tentang kau yang satu lagi.”

Dia lagi? Ada apa dengannya?

Dia mengeluhkan kau yang setiap malam merasa galau.”

Aku tidak bermaksud untuk itu. Salahkan dia.

Tapi kau menangis mendengar semua itu.”

Aku tidak menangis.

Yah, kau membohongi dirimu lagi, lagi, dan lagi. Mau sampai kapan kau begini?”

Aku tidak menangis! Hanya saja air mataku mendadak turun dan aku tak bisa mengendalikannya.

Kadang, kau tahu, kau terlalu ingin tahu.”

Aku tidak ingin tahu. Aku tidak mau tahu. Aku tidak peduli. Aku hanya kebetulan tahu dan itu langsung membuatku memikirkan segalanya. Maksudku segalanya. Aku mengetahuinya satu-satu, kemudian menyusunnya, dan memikirkannya, membuatku kesal, gamang, dan marah.

Dan merasa dikhianati.”

Aku tidak merasa seperti itu.

“Damn, damn, damn, what I do to have you here, here, here~~
I wish you were here~~
Damn, damn, damn, what I do to have you near, near, near~~
I wish you were here~~”

Aku hanya tidak ingin berpikiran seperti itu.

Kadang perasaanmu terlalu sensitif.”

I do. Salah?

Tidak, hanya saja itu membuatmu bisa mengetahui apa yang sedang terjadi, dengan intuisi tajammu.

Dan itu membuatku merasa kesal. Bisakah sesekali aku menjadi orang yang tidak peduli dengan hal-hal yang terjadi?

Bisa saja. Kau hanya perlu belajar.”

....

Halo?”

Maaf. Aku menangis lagi. Aku teringat lagi.

Simpan air matamu! Dia terlalu brengsek untuk kau tangisi.”

I just can’t help it.

Oh, Sayang, berhentilah seperti ini. Kau harus menjadi perempuan yang kuat. Bukankah itu pelajaran yang kau dapat dari salah seorang temanmu?”

I wish I could.


Mendadak terdengar lagu Since I Found You dari Christian Bautista, dan saya tak sanggup meneruskan pembicaraan imajiner dengan suara hati ini.

Kadang saya heran dengan kamar saya sendiri... kok bisa-bisanya barang-barang saya menghilang satu demi satu? Pita ungu saya juga tak bisa saya temukan L

Saya senang sekali pakai pita!

Christian selesai, dan saya menyanyikan dengan senang lagu Everybody Knew.

Ketika kulihat kau bersama dia
Tak ada penyesalan dalam hidupku
Dan apa yang kurasakan saat ini
Seperti dahulu ku tak mengenalmu

Ketika kulihat kau bersama dia
Tak ada lagi hasrat dalam hidupku
Kepada dirimu yang dulu tercinta
Tak ada lagi kenangan
Tak kan lagi harapan

Everybody knew you’re a liar
Everybody knew you’re player
Everybody knew you were never serious with your love again
And I tell you once again, baby

Ketika kulihat kau bersama dia
Tak ada penyesalan dalam hidupku
Dan apa yang kurasakan saat ini
Seperti dahulu ku tak mengenalmu

Everybody knew you’re a liar
Everybody knew you’re player
Everybody knew you were never serious with your love again
And I tell you once again, baby

How I love this song <3
Tak ada alasan khusus kenapa saya menyukai lagu ini. Hanya suka saja.

Rasanya saya pengen nonjok orang sekarang...
Something has just happened.
Saya mau peluk Hippo sampai pagi. Sampai Hippo basah.
Kadang saya benci harus bangun pagi.
Kenapa?

Saya tidak berniat memberitahu kalian.
Sampai jumpa lagi... hanya jika saya cukup kuat untuk membuka blog ini lagi.

R.A.
Jogjaku berhati nyaman.
Saya sedang berusaha untuk me-“nyaman”-kan hati.

0 komentar:

Posting Komentar