Rabu, 18 Juli 2012
Jumat, 13 Juli 2012
Serba Salah
Gue merasa terbuang.
Ini adalah keadaan dimana lo merasa sudah benar-benar melakukan sesuatu yang
tidak akan menyakiti orang lain meski lo menyakiti diri lo sendiri, tetapi elo
malah dianggap salah oleh orang lain. Seperti yang sudah gue bilang, dari dulu,
apa-apa yang gue lakuin selalu dianggap salah. Seperti gue nggak pernah benar.
Senin, 09 Juli 2012
Jogja Japan Week
HALOOOOOHHH!!!!
Udah lama nih gue nggak
segembira ini, hahahaha. Gara-garanya, gue baru aja pulang dari Jogja Japan
Week yang diadain di Jogja National Museum (JNM). Yah, meski gak sempet
nyicipin masakan-masakan khas Jepang macam ramen, sushi, atau takoyaki, tapi
gue sempet lah ngeliat beberapa pemandangan indah buat mata gue... yaitu
cowok-cowok. Yang, jarang banget gue temuin rombongan cowok semacam itu di
kampus gue tercinta.
Minggu, 01 Juli 2012
Untuk Pembaca yang Bosan
Bisa berkunjung ke blog gue yang satunya, The Antique Tales,
kalau-kalau bosan dengan cerita gue yang gini-gini aja di blog gue yang ini.
Continue reading Untuk Pembaca yang Bosan
Gue menulis fiksi disana, bukan curahan hati atau pendapat. Bukan
opini yang menyindir orang-orang, bukan juga cerita tentang gue.
Oh, dan gue juga masih menerima pendapat, saran, kritikan, apapun
yang membangun dan bisa meningkatkan kualitas karya gue disana.
So, go follow it!
Read the tales!
and enjoy!
:)
Know Every Particular Object
Buat pembaca blog gue yang satunya, pasti pernah baca postingan
gue yang berjudul sama kayak postingan gue kali ini. Hanya saja, postingan gue
di blog yang satu lagi adalah cerita bersambung, berbeda dengan postingan gue
di blog yang ini.
Setengah dua siang di hari Minggu yang cerah, agak panas di
luar sana. Gue sempet niat mau nyuci, tetapi kemalasan mengalahkan gue. Akhirnya
gue berdiam di kamar yang adem meski tanpa kipas angin, kipas angin gue udah
beberapa bulan ini rusak. Lagi ngedengerin lagunya LeeSSang yang judulnya
Turned Off The TV.
Nih, kalo elo bosen sama boygroup atau girlgroup Korea,
dengerin LeeSSang, atau Nell, atau Mighty Mouth aja. Oke-oke juga kok lagunya. Korea
nggak cuma punya boygroup dan girlgroup. Grup-grup hip hop-nya juga kece. Gue juga lagi suka banget lagunya Nell yang baru-baru ini, judulnya The Day Before. Coba deh cari di YouTube.
Balik ke judul gue, know
every particular object alias kepo. Gue nggak inget menemukan kepanjangan
dari satu kata yang lagi nge-trend itu dimana. Tapi nggak penting lah ya. Hampir semua orang
juga udah tahu. Kepo = mau tahu.
Lo suka kepo nggak?
Gue, jujur, enggak. Akhir-akhir ini, gue merasa ada yang
ganjil di hati gue kalo gue membuka profil salah satu orang yang gue pengen
kepoin, membaca wall-nya di Facebook, melihat info-nya, membuka albumnya. Atau
membuka timeline twitter-nya. Gue nggak tau, gue ngerasa nggak enak. Risih. Rasanya
kayak membaca sesuatu yang kita nggak boleh tahu.
Padahal, ya sudah jelas, itu social media, semua orang bisa
aja ngeliat. Tapi gue sendiri entah kenapa ngerasa aneh.
PENGECUALIAN BUAT IDOLS,
YA... TENTU SAJA.
Gue baru nyadar hal itu akhir-akhir ini. Gue membuka profil
seseorang dari masa lalu gue, cowok, membaca update statusnya, melihat gimana
keadaannya sekarang, dan entah kenapa gue ngerasa nyesek. Bukan karena dia ternyata
udah punya pacar, atau banyak temen-temen ceweknya, bukan. Tapi gue merasa udah
masuk terlalu jauh di yang rumah harusnya
gue tidak masuki. Seperti memasuki rumah orang tanpa izin.
Dan akhirnya, gue udah sama sekali nggak tertarik untuk
membuka profil orang-orang, bahkan temen-temen gue sendiri.
Kenapa ya?
Apa karena gue bukanlah siapa-siapa lagi. Gue merasa bukan
siapa-siapanya mereka, dan mereka juga bukan siapa-siapanya gue.
Tapi, bukankah justru kebanyakan orang yang kepo berawal
dari bukan siapa-siapa?
Heran gue...
Mungkin karena dulu gue udah sering kepo, dan lebih sering
mendapatkan berita buruk daripada berita baik buat gue. Lebih sering menyebabkan
hati gue sakit, daripada membuat hati gue berbunga-bunga. Maka mungkin hati gue keinget lagi sama
waktu-waktu itu, dan kemudian mengatakan jangan
waktu gue mau melakukan hal yang sama.
Atau, kondisi lingkungan sekitar yang nggak memungkinkan
untuk gue ngepoin seseorang. Gue ngenet di selasar perpus, misalnya. Dengan
orang-orang yang berlalu-lalang di belakang gue, gue takut untuk membuka salah
satu profil temen gue. Ketakutan yang kemudian berkembang menjadi
ketidakpedulian. Tidak peduli terhadap orang yang gue penasaran-in, maksudnya.
Tetapi ketidakpedulian gue terhadap berita tidak sebatas di
social media saja. Di dunia nyata pun, gue bukan orang yang tertarik mendengar cerita-cerita
temen gue yang seru tentang siapanya-siapa yang ngapain siapa. Misalnya nih ya,
dua temen di sebelah gue lagi cerita seru tentang apa, atau siapa, yang gak gue
kenal. Orang lain, temen gue yang lain, yang kepo, bakal tanya-tanya ke dua
orang itu, tanyain siapa, tanyain apa, sampe temen gue yang lain itu tahu jelas
cerita keseluruhannya.
Dan gue sendiri? Nggak peduli, dan melakukan apa yang
harusnya gue lakukan saat itu. Misalnya pas kuliah, gue akan mendengarkan
dosen, atau mencoret-coret kertas gue dengan L banyak-banyak, atau menulis
apapun yang ada di pikiran gue. Kalo waktu itu lagi di kantin, gue akan
melanjutkan makan gue dengan tenang dan mengacuhkan ketiga teman gue yang lagi
bercerita.
Tingkat penasaran gue sudah mencapai titik jenuh, sehingga
ketika ada cerita yang harusnya membuat orang penasaran, gue tidak akan
bereaksi apa-apa. Atau, gue sudah mencapai titik dimana gue nggak bisa terlalu
penasaran tentang sesuatu lagi.
Pernah, dua temen gue lagi cerita tentang konser gitu,
kayaknya, yang gue nggak tertarik mendengarkannya atau ikut nyambung obrolan
mereka, kemudian muncullah temen gue yang satu lagi, langsung bertanya, ‘apa,
apa? Apaan sih?’ dengan annoying menurut
gue, kemudian temen gue yang lagi cerita
terpaksa nyeritain ulang ke temen gue yang satu lagi.
Atau, dua temen gue lagi cerita tentang seseorang, terus
temen gue yang satu lagi langsung nanya ‘siapa sih?’ dan ketika dua temen gue
tidak memberitahunya, temen gue itu tetep mendesak nanya-nanya siapa seseorang
yang dibicarain waktu itu.
Aduh. You don’t have
to know EVERY SINGLE THING, you know.
Because I find that
will be very annoying.
Kepo itu kalo ada manfaatnya saja lah. Manfaat buat dirimu sendiri.
Seperti yang udah gue bilang di postingan gue
kemarin-kemarin... gue udah berhenti stalking
orang yang gue suka, orang yang suka dia, orang yang dia suka, atau temen-temen
yang lain. Kepo bukan cara gue lagi. Daripada ngurusin urusan orang lain, urus diri
sendiri dulu yang belum keurus. Itu kamar masih berantakan, kertas-kertas DSC
bertebaran.
You don’t have to know
every particular object.
...unless you are a
FANGIRL.
Lo fangirl? Maka sah-sah saja stalking idola lo.
Hidup fangirl!
Viva kouhai!
Hoobae jjang!
Yojeum daesae,
INFINITE! Muhan maeryuk INFINITE!
INFINITE, manse!
INFINITE, manse! INFINITE, manse!
KIM MYUNGSOO, MANSE!
14:19
Minggu, 01 Juli 2012
P.S.: gue lagi suka banget performance special stage-nya
Infinite sama Teen Top, The Chaser + To
You. Dan gue nggak berhenti senyum nontoninnya.
Jumat, 29 Juni 2012
Me, Fangirling
Hari ini selepas ujian Prosto, gue sama temen gue makan di
kantin FKU lagi. Temen gue yang berbeda,
yang ini nggak berjilbab. Tapi cantik.
Malem Sabtu ini gue nggak punya acara kemana-mana (emang
biasanya kemana-mana?), cukup di kosan aja, nontonin videonya Infinite. Atau
nonton Running Man lagi, dan ketawa-ketawa lagi. Ketawa untuk melepas kesedihan
gue. Ketawa untuk melepas kesepian gue.
Ini nih ya, gue sering bingung sama kameramen acara-acara
musik Korea, kalo Infinite lagi tampil, jarang banget nge-shoot L lagi... padahal
kan dia ganteng! Gue jadi lebih pengen nonton fancam yang L-focus.
Dengan
begitu kan mata gue cuma tertuju pada satu orang itu.
Tapi seriusan, barusan gue melting lagi, deg-degan lagi pas
nonton fancam L-focus yang di Music Bank Hong Kong. Sumpah... ga ada kata lain
selain seksi. Dalam berbagai macam artian, lho. Matanya... tatapannya...
bibirnya... lengannya... pengen gue bawa pulang rasanya.
Pacar gue memang patut dibanggakan. Hahahahahahaha.
Anggap aja ini lelucon.
Gue ga bosen-bosen dengerin lagu The Chaser-nya Infinite. Nontonin
MV-nya. Ngoleksi performance-nya, yang padahal lagunya ya itu-itu juga,
dance-nya ya itu-itu juga.
Tapi kalo soal fangirling, gue lebih suka ngoleksi
foto-foto dan nge-downeload reality show atau variety show daripada nonton
performance. Karena apa? Reality show dan variety show adalah cara gue (dan
para fangirl yang lain) mengenal dekat idola gue (dan para fangirl yang lain). Gue
akan bisa melihat gimana keseharian para member, karakter-karakter mereka, gimana
hubungan sesama member, favoritnya mereka, dan sebagainya. Pokoknya, gue
berterima kasih banyak buat para Inspirit yang memberi subtitle bahasa Inggris
dan meng-upload reality show dan variety show itu ke YouTube atau Dailymotion. Terima
kasih banyak-banyak!
Soal foto-foto, elo bakal lebih gampang nemuin foto L dan
kawan-kawan di handphone atau laptop gue daripada foto gue sendiri. Ada ratusan
foto L, dan itu cuma dia sendiri, belum foto Jinyoung, Taemin, Donghae, Kai,
dan para bias gue yang lain. Gue ga akan tampilin foto L disini, takut elo pada
suka.
Hahahahahaha.
Lagipula akhir-akhir ini gue juga males difoto, atau foto
diri gue sendiri, kecuali ada yang mau motoin buat arsip acara. Gue udah nggak
narsis kayak dulu lagi. Gue udah capek narsis.
Wallpaper gue akhir-akhir ini menampilkan foto hitam putih L
yang lagi pose habis perform, sleeveless, dan menampilkan lengan yang berotot
dan berisi. Ganteng banget. Tapi terutama matanya.
Entah sejak kapan gue tidak menayangkan foto gue sendiri
untuk wallpaper hp atau desktop laptop.
Sejak gue jadi fangirl, mungkin. Dan gue tidak ingat kapan.
Fangirl bukan sekedar elo tau mana yang elo suka, dan hapal
member grupnya. Nggak sesederhana itu. Fangirl lebih kompleks dari itu, kalo elo
mau tau.
Ketika lo merasa ingin meledak, jerit-jerit kesenengan, teriak-teriak,
dan ingin mengambil bias lo dari layar laptop waktu lo nonton videonya, mungkin
elo udah jadi fangirl. Ketika lo berkhayal jadi pacar atau istri bias lo,
mungkin elo udah jadi fangirl. Ketika lo nangis-nangis kejer nggak bisa nonton
konser bias lo yang kebetulan diadain di ibu kota negara lo, mungkin elo udah
jadi fangirl. Ketika lo tersenyum dan tertawa pada setiap akhir kata yang
diucapkan oleh bias lo, mungkin elo udah jadi fangirl. Ketika lo kemudian
memutuskan untuk mencintai bias elo apa adanya, dan menemukan
kharisma-kharismanya yang mempesona lo, mungkin elo udah jadi fangirl. Ketika elo
sudah mulai membuka-buka tumblr atau blogspot atau wordpress untuk membaca
fakta-fakta tentang bias lo, hapal tanggal lahirnya, tahu berapa saudaranya, mungkin
elo udah jadi fangirl.
Ketika elo melakukan semuanya, elo adalah seorang fangirl.
Gue melakukan semuanya, dan gue adalah seorang fangirl. Yang
bangga akan status gue sebagai fangirl.
Oke, gue memang belum nangis kejer karena Infinite belum ada
rencana konser di Indonesia. Semoga ntar pas Infinite konser di Indonesia, gue
punya duit buat nonton mereka dari deket, bisa teriak-teriak bareng Inspirit
lainnya, dan menyusul fangirl-fangirl beruntung lainnya yang bisa foto bareng
bias. Atau kalo gue teramat beruntung, mendapat foto L yang diambil pake kamera
handphone gue secara selca alias self-camera.
Lebih beruntung mana ya, bisa foto bareng bias, atau dapet
foto selca bias yang pake kamera lo?
Kayaknya sih foto bareng, ya...
Ini gue lagi dengerin The Chaser lewat handphone gue. Rasanya
gue pengen nyanyi, neriakin fanchant-nya, dan nge-dance. Gue hapal liriknya, sampe
hampir hapal bagian rap yang
diteriakin(?) Dongwoo sama Hoya. Tapi sayang gue nggak bisa nge-dance, dan gue
nggak mungkin teriak-teriak di kamar kosan.
Suaranya L cowok banget. Beneran. Agak cempreng sih. Tapi
kece. Bisa main gitar pula. Gue bisa mati mikirin dia terus-terusan.
Oke, gue nggak akan ngomongin urusan fangirl lagi deh. Bisa-bisa
gue diprotes temen-temen pembaca blog gue yang bukan fangirl. Ahahahaha.
Mumpung besok libur (hari Sabtu!) malem ini gue mau nonton
Infinite lagi, variety show Ranking King bentar, ama Running Man. Oh iya,
secara pribadi gue juga pengen banget nonton Infinite main di Running Man. Pasti
oke! Konsep The Chaser kan udah
melekat di image Infinite.
Annyeong!
20:13
Jumat, 29 Juni 2012
Kamis, 28 Juni 2012
Look. Stare. Think. Dream. Stalk.
Sebelum baca DSC Prosto tadi gue sempet-sempetin nonton
video performance-nya Infinite yang lagi promosiin mini album ketiganya mereka,
INFINITIZE dengan lagu andalan The Chaser. Gue suka banget lagu ini. Nggak
ngerti lagi deh kenapa. Alasan pertama adalah karena gue Inspirit, jelas.
Alasan lain karena gue menyukai mereka apa adanya. Bukan ada apa-apanya.
Infinite itu tujuh cowok, seven brothers though they
are not blood-related each other. Dikenal dengan 99,9% synchronization karena mereka kompak banget kalo nge-dance, sooo in sync. Coba aja lo liat MV debut
mereka Comeback Again (Dashi Dorawa). Tapi jangan sampe lo suka
sama cowok yang bertopi ijo ya, jangan sampe.
Itu cowok gue.
Hahahaha.
Namanya Kim Myungsoo dengan stage name L, dan gue sama dia sama-sama 92line (sama-sama lahir
tahun 1992), dan sama-sama lahir di bulan Maret. Dan dia super ganteng. Tambah
jadi cowok banget di mini album ketiga ini.
Tapi gue tidak akan menceritakan Kim Myungsoo alias L.
Gue akan menceritakan jatuh-bangun gue suka sama nih cowok
sampe nangis-nangis dan segala macem.
Gue seorang fangirl, dan Kim Myungsoo adalah bias gue.
Gue follow dia di twitter, gue selalu update foto-foto
terbaru dia, dan gue hampir selalu ngeRT twit yang dia update. Oh, dan gue
hampir selalu ngetwit romantis ke L, semacam ini:
‘@INFINITELKIM I’m having an exam today, please wish me
luck~ ^^ and I hope the best for you today too ^^’
Oke gue tau itu nggak ada romantis-romantisnya. Tapi gue suka
ngetwit nggak jelas ke dia. Nggak tau deh dia baca atau enggak.
Kondisi ini adalah wajar untuk seorang fangirl. Tweeting, but unsure if bias read it. We’ll be very envious to fangirl whom her tweet
is being replied by her bias. Really.
Menjadi fangirl berarti mencintai orang yang tidak mengenal
kita.
INFINITE memang sangat mencintai Inspirit, fans-nya. Gue tau
itu. Mereka bener-bener mikirin Inspirit, sering ngegombalin juga malah. Atau fan service pas konser, dengan cara
(ehm) menunjukkan abs atau lain-lain
deh. Atau took a selca (self camera) with
fan’s camera (ENVY!). Atau saling meluapkan rasa sayang ke member lain yang
bikin para Inspirit teriak-teriak histeris.
Ini bikin gue makin cinta sama mereka.
L pernah bilang di suatu talk show kalo dia lagi pacaran.
Gue melongo bentar, tapi ga ada debaran-debaran kesal atau apa. Gue malah
mikir, “ah, anak ini mau go public
tentang hubungan kita?”
Bodoh ya gue. Hahahahahaha.
Begitu MC-nya nanya siapa cewek itu...
L bilang...
...namanya Inspirit.
Hal-hal semacam ini lebih sering dikatakan oleh Woohyun
selaku mood-maker grup dan in charge of exposure. Woohyun juga
sering banget ngasih aegyo (act cute!)
ke Inspirit.
Ah, gue suka banget sama mereka. Apalagi kalo nonton video
performance mereka di acara-acara musik macam Inkigayo, Music Bank,
M!Countdown, dan Music Core. Tatapan L yang ketangkep kamera biasanya bikin gue
melting dan menahan napas, serta menyunggingkan senyum di bibir gue. Bahagia.
Tapi nggak ada yang lebih membahagiakan daripada menonton
performance mereka di luar negeri kayak Jepang, Hong Kong, atau Singapore, dan
mendengar teriakan-teriakan dari fans yang membludak. Teriakan-teriakan fanchant yang senantiasa muncul tiap
mereka menyanyikan lagu mereka. Entah kenapa gue ngerasa bangga sama mereka. Terus
gue bakal teriak-teriak tanpa suara di kamar gue, neriakin fanchant atau jerit-jerit kesenengan, juga tanpa suara. Gue nggak
bisa jerit-jerit di kamar, kan. Kadang gue nggak sadar mata gue menghangat,
kemudian setitik air jatuh, karena gue terharu.
But seriously, being
fangirl is tiring.
Sama aja kayak mencintai orang yang kita tahu nggak bakal
pernah dateng ke kita. Orang yang terlalu tinggi, terlalu jauh, sampe kita
nggak bisa mencapainya.
Gue selalu jatuh cinta dengan keadaan seperti ini.
Seperti sekarang.
Fangirl nggak jauh beda kayak jatuh cinta selayaknya.
Pertama kali gue melihat sosok itu, sosok yang charming itu, mata gue ga bisa melepaskan pandangan gue ke dia. Gue
jadi staring dia terus-terusan tanpa
sadar. Tiap ada kesempatan pasti gue melirik ke dia.
Kayak L, tiap performance, meski kameranya lagi nge-shoot member lain, gue nggak bisa nggak mencari
L. My eyes are both L-focused.
Di waktu luang juga gue nggak bisa nggak mikirin L (atau
dia). Kalo gue bosen di kelas, pasti gue bakal nyoret-nyoret kertas dengan nama
L, atau Kim Myungsoo, dalam versi latin maupun hangul. Atau gue ngegambar
lambang Infinite banyak-banyak. Kemudian menyesal sendiri karena gue udah
menghabis-habiskan kertas yang harusnya gue pake buat nyatet kuliah.
Saking seringnya gue mikirin dia, sampe-sampe kebawa mimpi. Serius
ini, gue pernah mimpiin dia, mimpinya absurd banget. Yah, selayaknya mimpi. Dia
ngomong sama gue, dan gue ngomong sama dia, kita ketawa, bercanda. Semua ini
absurd karena tidak sesuai dengan kehidupan nyata. Meskipun begitu, gue seneng
banget pas bangun, dan langsung mencatatnya di Jurnal Mimpi gue.
Tiap gue lagi ngenet, pasti gue bakal buka fanbase-fanbase
dan nyari-nyari foto terbarunya L. Gue sampe buka-buka blog, tumblr, dan
menemukan foto-foto kinclongnya L. Yang menatap kamera dengan tatapan tajam. Suka
nggak kuat gue, terus gue tutup gambarnya dan senyum-senyum sendiri. Yang pasti
gue nggak bisa ngelakuin ini di tempat umum. Misalnya di selasar perpus, gitu. Hahahaha.
Fakta-fakta tertentu tentang L dan member Infinite yang lain
juga hampir semuanya gue hapal. Tentu ini merupakan hasil dari stalking gue buka-buka twit fanbase, yang
akhirnya membawa gue ke sebuah blog yang berisi fakta-fakta member Infinite.
Stalking adalah
cara terbaik untuk fangirl mengetahui kehidupan biasnya.
Gue bukan stalker.
Gue hanya mencari informasi.
Istilah lainnya kepo, deh. Kalo kepo gue bakal buka
timeline-nya, dan membaca twit-twitnya. Dia jarang banget ngetwit, dan
sekalinya ngetwit, pas gue lagi nggak online. Sering banget kayak gitu. Nggak
jodoh kali ya. Emang sih.
Semoga aja gue sama L jodoh. L kan mikirin gue (baca:
Inspirit) banget.
Begitulah jatuh bangun gue bisa naksir setengah hidup sama
Kim Myungsoo. Start from looking,
staring, thinking, then dreaming, then stalking.
Tapi khusus buat yang satu itu, gue udah memutuskan untuk
berhenti. From now on, I will stop
looking, staring, thinking, dreaming, and stalking about him.
Gue bakal selalu cemburu ngeliat dia barengan cewek lain, seperti
misalnya Myungsoo syuting drama sama aktris, atau ngobrol sama cewek dari girl
group. Gue bakal langsung membenci aktris itu, dan membenci girl group yang
deket-deket sama bias gue. Kalo harus nonton dramanya Myungsoo (yang belum gue
tonton sampe sekarang) gue nggak akan bisa tahan kalo ada adegan kissing L sama
cewek lain... gue pasti nangis.
Menyedihkan emang.
Ah, barusan rahang kanan gue sakit banget, nyut-nyutan. Gue
mengira ini adalah salah satu efek kemunculan M3 (gigi geraham bungsu!) gue
yang tumbuh ke samping, bukan melebar lho, tapi tumbuhnya ke samping, jadi dia
nabrak gigi di sebelahnya. Itu sakit banget.
Atau ini TMJ gue yang sakit?
TMJ adalah sendi temporomandibular (TemporoMandibular Joint)
yang menghubungkan rahang atas dan rahang bawah, dan menggerakkannya hingga
kita bisa ngunyah-ngunyah kesana kemari, maju-mundurin rahang, dan muter-muter nggak
keruan. Disebut temporomandibular karena menghubungkan tulang temporal
(pelipis) dan mandibula (rahang bawah). Temporal
+ mandibula = temporomandibular.
Dentin + enamel =
dentinoenamel.
Gampang kan. Hahahaha.
Udah ah, gue mau belajar Prosto dulu, besok Jum’at adalah
ujian terakhir di minggu ini. Habis ujian Prosto gue bakal fangirling lagi
seperti biasa. Mungkin mencari dan menyimpan beberapa foto baru Myungsoo dan
kawan-kawan.
Ciao!
19:53
Kamis, 28 Juni 2012
UAS, Temen-Temen, dan Cappuccino
Seperti yang udah gue ramalkan sebelumnya, ujian Patologi
Klinik tadi pagi emang studi kasus. Seorang
wanita (umur disamarkan) datang ke
RSGM, mengeluhkan sakit pada giginya... trombosit sekian, leukosit sekian...
PPT dan TT normal... dan sebagainya. Lagi-lagi gue ternganga sebentar waktu
buka lembaran soal. Untung soalnya cuma
60 menit dan dengan pilihan jawaban ABCDE atau 1234 (inget kan? 1,2,3 benar A;
1,3 benar B; dan seterusnya) tanpa essay. Kalo sampe ujian ini essay... gue
beneran pasrah.
Tapi gue emang pasrah di enam nomer terakhir. Kira-kira tiga
puluh menit pertama lembar jawaban gue baru keisi nggak nyampe separuh jumlah soal. Gue bengong,
ngeliatin tiga semut yang merayap di kursi temen di depan gue, mikir kemana-mana.
Gue juga mikir-mikir reaksi temen-temen gue yang bakalan
muncul pas UAS.
Pagi-pagi nih. Sejam sebelum UAS. “Aduh... gimana nih... aku nggak belajar, tadi malem ketiduran...”
Dengan suara yang memelas, dan ekspresi lelah.
Ini bohong.
Kemudian, lima menit setelah keluar dari ruang ujian. ”Tadi bisa nggak? Aku nggak bisa nih, ngasal
aja tadi jawabnya... pasrah lah...” Dengan wajah yang geli dan pasrah.
Ini juga bohong.
Karena, berdasarkan pengamatan gue, orang yang bener-bener
nggak belajar di malem sebelum ujian, nggak akan koar-koar bilang ke semua
orang kalo dia nggak belajar.
Dan juga, 50% lebih orang yang bilang nggak bisa pas ujian,
dapet nilai A atau B nangkring di portal akademik.
Begitulah.
Temen-temen gue kalo mau UAS, UTS, atau responsi gitu, bakal
belajar bareng di suatu tempat entah-dimana. Gue, kalo mau UAS, UTS, atau
responsi, bakal belajar sendiri di kamar gue, dengerin Infinite, dan kalo
bosen, berhenti belajar, terus nonton variety show. Kalo batre laptop gue abis,
gue biarin sambil dicas, dan gue belajar lagi. Kali ini sambil dengerin radio.
Coba kalo gue belajar bareng-bareng. Mana bisa gue pas bosen
nonton Running Man dulu? Yang ada gue melongo, terdiam, dan ngerasa bodoh
banget sementara yang lain berdebat tentang bedanya anemia defisiensi besi sama
anemia defisiensi B12.
Gue orangnya nggak bisa belajar sama-sama orang. Apalagi
kalo orang yang belajar bareng gue adalah orang yang sudah tahu segalanya dan
kemudian mengajari dengan sikap sok tahu ke orang lain. Gue bakal nyari orang
yang bisa mengajari atau memberitahu dengan cara yang lebih layak. Layak, tidak
terkesan sok tahu, tetapi memberi tahu.
Bukan berarti temen-temen gue kayak gitu semua, enggak. Temen-temen
gue baik kok. Hanya saja gue nggak seneng sama cara belajar yang kayak gitu.
Rame-rame dan bareng-bareng.
Gue adalah tipe orang yang membaca cepat. DSC yang penuh
slide kotak-kotak dari dosen, gue baca sekadarnya. Kemudian gue beralih ke
soal-soal. Gue balik-balik DSC lagi, nyari jawaban, dan ngisi soal. Besoknya,
pas mau ujian, baru gue nanya temen gue yang baik hati tentang hal-hal yang
nggak gue ngerti.
Emang nggak efektif sih, tapi mau gimana lagi. Gue sendiri
udah nggak efektif dari awal kuliah, dengan cara tidak mendengarkan dosen
ketika beliau bercerita di depan kelas.
Besok adalah ujian Prostodonsia. Just saying.
Tadi habis ujian PK, gue sama seorang temen gue yang cantik
berjilbab makan di kantin fakultas sebelah, cerita-cerita. Cerita standar
cewek. Tapi gue ngerasa udah lama banget nggak cerita-cerita bebas kayak gitu
ke temen-temen gue. Gue terlalu lama sendirian sampe-sampe nggak punya cerita
apapun buat diceritain ke temen-temen gue, yang rasanya mereka selalu punya
cerita.
Gue jadi pendiem lagi. Irit banget kalo mau ngomong.
Seperlunya aja. Kalo temen-temen gue yang bergeng-geng itu bakal rame-rame di
kantin, gue yang ada diantara mereka cuma diem, ketawa, senyum, kalo ada
sesuatu yang lucu tentunya. Temen-temen gue hampir semuanya geng-geng-an, tapi
semuanya membaur kok. Kompak kayak anak SMA.
Gue hanya nggak mau terlalu terikat lagi sama orang-orang,
dan membiarkan kebebasan gue sendiri seperti ini. Resikonya adalah gue nggak
lagi punya orang-orang yang teramat sangat dekat, dan gue jadi jarang nge-mall.
Bagus juga sih, gue bisa berhemat untuk kemudian dibelanjakan di Gramedia atau
Togamas terdekat.
Dulu kalo gue galau pasti nyeduh cappuccino instan. Nggak
tahu kenapa, seneng aja sama cappuccino. Busanya lucu.
Oke, gue bahkan nggak ngerti kenapa gue bisa bilang busanya
cappuccino itu lucu.
Tapi rasanya tiap abis minum cappuccino anget itu gue bisa
bahagia lagi. Mood gue langsung naik. Efek placebo mungkin ya. Sugesti. Nggak
papalah.
Sekarang stok cappuccino gue ada sekotak isi 4, dan ini bener-bener
kotak cappuccino pertama yang gue beli sejak awal semester 4. Gue nggak pernah
beli cappuccino kalo gue nggak bener-bener galau. Otak gue sudah tersugesti
dengan ‘lo-lagi-galau-kan-beli-cappuccino-sana’. Cuma kalo lagi galau baru gue
minum cappuccino.
Kemarin gue nyeduh cappuccino pas Minggu malem mau ujian Farmako
besok Seninnya. Gue langsung nggak bisa tidur semaleman, cuma bisa
guling-guling dan frustasi. Sejak saat itu gue mikir, nggak mau minum
cappuccino kalo malem dan besoknya ujian pagi. Sumpah.
Apapun itu, gue tetep suka cappuccino.
Oh iya, ngomong-ngomong, ini malem Jum’at ya? Biasanya suka
ada cerita-cerita horor di twitter tiap malem Jum’at, dan gue bakal spamming
twitter dengan ‘ADUHHH JANGAN CERITA HOROR DOONGG’ tapi nyatanya juga gue malah
buka timeline akun yang ngetwit horor dan baca ceritanya, meski setelah itu gue
nyesel sendiri karena kebayang-bayang pas mau tidur.
Gue masih males nyentuh DSC Prosto.
13:05
Kamis, 28 Juni 2012
Rabu, 27 Juni 2012
Setitik Awan Kecil Di Langit
Udah lama banget nggak dengerin lagu Ello yang ada liriknya
kayak judul postingan gue kali ini. Gue sengaja aja milih judul itu. Lagi
mikir-mikir tentang hidup, dan akhirnya gue nemu satu lirik yang pas.
Gue invisible sekarang. Nggak sampe setahun yang lalu, gue
masih bisa cuap-cuap kalap di twitter, ngegalauin apa aja, dan dicap sama
temen-temen gue sebagai cewek galau.
Sekarang gue kalo mau ngetwit bahkan harus mikir dulu.
Yah, sebagian besar alasan gue kalo mau ngetwit harus mikir
dulu itu adalah, karena modem gue rusak, jadi gue jarang online malem-malem
lagi sekarang. Ngetwit pake handphone, mikir-mikir pulsa. Begitulah.
Dulu mention gue ga pernah sepi dari twit-twit konyol
temen-temen gue. Sekarang kalo gue mau di-mention, gue harus mention orang yang
gue pengenin dulu.
Gue menghilang dari twitter, menghilang dari Facebook, nggak
pernah main Coco Girl lagi, dan beralih ke Sally’s Spa yang ada di hard disk
eksternal gue. Gue jauh-jauh dari social media, dan di kehidupan nyata pun gue
juga jauh dari dunia sosial gue.
Ansos. Itu gue kalo di kosan. Di kosan gue sekarang gue cuma
kenal enam orang penghuni kamar-kamar di lantai bawah – kamarnya cuma tujuh,
termasuk kamar gue yang nyempil di tengah-tengah. Kamar yang kalo malam minggu
lampunya nyala sendiri. Hahaha. Ngenes ngenes deh.
Banyak hal-hal yang berubah dalam hidup gue.
Terutama gue sendiri, yang berubah karena satu dan
satu-satunya hal itu. Nggak perlu lah gue koar-koar disini mengenai kejadian
apa yang ngubah gue jadi kayak gini. Ngubah gue jadi ansos, jadi invisible,
tapi juga menuju independen. Karena gue berusaha sebisa mungkin biar ga perlu
ngerepotin orang, biar ga perlu minta tolong orang, dan ga perlu tergantung
sama orang lagi.
Sisi negatifnya adalah gue sekarang memandang hidup gue
dengan sinis. Ngerasa paling tahu, paling sok tahu, tentang kehidupan.
Oke, yang barusan itu mesti diralat.
Ngerasa paling tahu, paling sok tahu, tentang kehidupan gue.
Gue sekarang seneng
banget dateng ke kampus pagi-pagi, jajan di waserba, makan sosis solo sama
arem-arem di depan perpus, terus ke selasar perpus, ngebuka laptop gue, dan
menggunakan wifi sebaik mungkin. Sambil dengerin musik. Donlot video-video Korea.
Ajaibnya gue asik-asik aja. Gue seneng-seneng aja. Gue
baik-baik aja sendirian begitu, tanpa-teman, tanpa orang yang menemani,
maksudnya. Nggak tahu kenapa.
Gue juga nggak perlu harus duduk di samping orang yang sama
setiap hari waktu kuliah – you know what
I mean. Gue bisa bebas mau duduk dimana aja. Kemudian ntar minta orang
duduk di samping gue.
Sisi negatif lain dari kehidupan gue yang
sendiri-tapi-asik-asik-aja ini adalah gue jadi terkesan egois dan
nggak
kelihatan sama orang-orang di sekitar gue. Mungkin karena emang ada dinding
nggak kelihatan yang membentengi diri gue dari penglihatan orang-orang, gue ga
tau. Tapi bukan sekali dua kali orang-orang yang gue kenal, ngelewatin gue yang
lagi duduk sendiri tanpa nyapa atau negur gue sama sekali. Bahkan ketika gue
nggak lagi pake earphone.
Yang ini, gue juga nggak tahu kenapa.
Tapi yang jelas perubahan-perubahan ini gue syukurin dalam
hati. Gue nggak lagi cewek yang galauan, nggak lagi cewek yang cengeng, dan
bukan lagi cewek yang pasang tulisan di mading tentang cowok yang gue suka dan
namanya terpampang jelas di akhir tulisan gue.
Yang terakhir cuma idiom. Buat lucu-lucuan.
Gue juga dengan berbangga hati memproklamirkan diri gue
sebagai fangirl. Alias korean-lover. Kpopers. Apalah sebutannya sekarang. Gue
lagi suka-sukanya (suka BANGET) sama boy group Korea yang namanya Infinite.
Tapi selain itu gue juga suka SHINee.
Satu yang gue pertanyakan adalah orang-orang non-fangirl
sering banget mem-bash idol-idol gue. Atau apapun tentang lagu-lagu Korea. Cowok
yang cantik, lah. Bahasa yang nggak bisa didengar jelas, lah. Apapun.
Gue ngerasa (selayaknya fangirl, ya) sakit banget digituin.
Belum lagi omongan-omongan yang bilang ‘masih banyak lagu
Indonesia yang bagus-bagus! Jangan cuma dengerin Kpop lah!’ atau ‘cintai produk
dalam negeri...’.
Gue bukannya nggak cinta Indonesia cuma gara-gara gue
dengerin KPOP dan cuma update hal-hal begituan.
Karena gue cuma punya internet. Gue nggak punya tivi, gue
nggak bisa nonton acara musik tiap hari jam sembilan pagi, gue nggak bisa
nonton Spongebob, gue dengerin radio cuma kalo gue bosen, dan gue jarang bosen,
karena kalo gue bosen pasti gue nonton Running Man. Nontonin video-video
reality show, variety show, grup-grup Korea favorit gue yang gue donlot dengan
sabar.
Korea-Koreaan adalah cara gue menghibur diri gue sendiri. Internet
adalah jalan gue mendapatkan hiburan jenis itu. Fangirling adalah sebutannya.
Kalo ada yang bilang gue nggak cinta Indonesia, kenapa gue
masih nangis waktu baca novel 2-nya Mas Donny Dhirgantoro? Kenapa gue masih
nangis waktu baca novel 5cm? Tepat di bab upacara di Mahameru? Kenapa gue masih
nyesel Thomas dan Uber nggak bisa direbut Indonesia lagi? Kenapa gue iri banget
sama temen gue yang bisa foto bareng Taufik Hidayat? Kenapa gue masih aja
ngincer novel-novel dan buku-buku karya penulis dalam negeri?
Itu karena gue memuja mereka. Oke, memuja kayaknya bukan kata yang tepat, tapi lo tau kan maksud gue.
Toh bahasa gue sehari-hari juga masih Indonesia sama Jawa. Gue
nggak akan tiba-tiba bicara bahasa Korea dengan lancar dalam hidup gue, dan
nggak fasih lagi ngomong Indonesia. Bahasa Inggris aja gue lupa-lupa inget.
Dulu, gue bisa dengan senang membaca C ‘n S, majalah berbahasa Inggris yang gue dapetin secara berkala
dari tempat les gue, LBPP LIA Pekanbaru. Semua rubrik gue baca ampe abis. Dulu,
gue seneng banget lulus LIA dengan pujian ‘saya suka pronounciation kamu’ dari guru LIA gue yang ganteng.
Sekarang, gue ngeliat judul jurnal buat ngerjain laporan aja
males. Nggak usah jurnal, deh... slide dosen yang Bahasa Inggris juga gue susah
payah bacanya.
Nggak nyambung dari cerita gue tentang Bahasa Inggris, gue
kehilangan karakter
‘cewek-galau-yang-tiap-malem-ngegalau-di-twitter-dan-nge-RT-twit-twit-galau-dari-akun-akun-galau’
itu karena gue menghilang dari twitter sejak modem gue rusak, dan karena gue
membiarkan diri gue sendirian. Dan akhirnya gue keasyikan sendirian sampe-sampe
nggak peduli sama orang lain lagi.
Karakter gue sekarang adalah
‘cewek-yang-suka-Korea-Koreaan-yang-kalo-nge-twit-spamming-dengan-berita-berita-Korea-Koreaan’.
Mungkin ini karena gue juga salah satu fangirl yang terang-terangan fangirl. Temen-temen fangirl gue yang lain nggak
keliatan kalo fangirl, dan mereka eksis. Nggak kayak gue yang jadi setitik awan
kecil di langit.
Gue sebenernya seneng sendirian. Gue nggak akan dicampurin
lagi urusannya sama orang-orang lain, dan gue nggak perlu ikut campur lagi urusan
orang-orang lain. Gue cuma nggak mau terikat. Lagi.
Besok adalah ujian Patologi Klinik yang sksnya 3 dan
bahannya banyak. Nggak usah tanya-tanya kenapa kampus gue masih pake sks,
sekarang kampus gue pake sistem SCL kok. Student
Centered Learning, kalo gue nggak salah nginget kepanjangannya. PBL, alias Problem Based Learning, atau sistem yang
menggunakan blok, adalah salah satu sistem SCL. Jadi, sama aja, kan?
Ngomong-ngomong PBL, kayaknya ujian Bedah Mulut tadi siang berbasis
sistem itu tuh. Jadi gue (dan temen-temen seangkatan gue yang ikut ujian) dikasih
soal ujian, dan sepuluh nomer pertama soalnya macam ‘seorang wanita berusia sekian tahun datang ke RSGM dengan
keluhan bla-bla-bla, tekanan darah sekian, merasa cemas, gigi 46 terdapat
kavitas...’ itu, dan dibawahnya ada tiga soal (atau lebih) terkait kasus di
atas. Diagnosa penyakit, obat yang harus dikasih ke wanita sekian tahun, dan
tindakan apa yang harus dilakukan terhadap si gigi yang sakit.
Begitu gue buka lembar soalnya, gue langsung mikir, “WUAH,”
dan gue bener-bener ternganga selama tiga-lima detik.
Gue cuma bisa berharap soal ujian Patologi Kliniknya besok
singkat-singkat. Gue ngediagnosa si wanita sekian tahun yang datang ke RSGM
karena giginya sakit aja bingung, gimana kalo si wanita sekian tahun hemoglobinnya
turun, trombosit naik, atau apa. Gue akan langsung rujuk wanita sekian tahun
tersebut ke rumah sakit terdekat.
Ya enggak lah.
Mungkin udah saatnya gue akhiri postingan gue yang nyindir banyak
orang gini. Gue minta maaf kalau merasa tersinggung, gue cuma mau menyatakan
pendapat gue. Ini masih termasuk HAM, kan?
Gue mau nonton Infinite’s Ranking King episode 5 sebentar,
terus kayaknya gue bakal buka DSC Patologi Klinik. Belum ada rencana makan,
meski perut gue udah agak kosong.
Oh iya.
Tentang gue, gue sebenernya nggak selalu sendirian.
Ada temen gue yang setia.
Dan gue cukup bahagia bisa berteman dengan dia.
17:04
Rabu, 27 Juni 2012
n.b.: perubahan lain yang terjadi dalam hidup gue adalah:
gue menggunakan kata ‘gue’ sebagai kata ganti orang pertama.
Rabu, 20 Juni 2012
Thursday Noon
Saya lagi di kampus, selasar perpustakaan tepatnya. Lagu f(x) yang judulnya Beautiful Stranger mengalun di telinga saya, disalurkan oleh earphone yang saya pakai.
Baru saja saya mengambil DSC (merupakan handout dari slide dosen) di parkiran FKG.
Tapi bukan itu inti dari cerita saya kali ini.
Kemarin malam, sebelum saya tidur, saya berbalik menghadap tembok yang putih, memikirkan tentang sesuatu. Tentang tulisan saya. Tentang beberapa ide. Tetapi saya tidak bisa mengingatnya, karena waktu itu saya ngantuk sekali, dan saya malas untuk menulis ide-ide itu.
Yang pada akhirnya saya sesali, karena saya pikir ide-ide tulisan itu cukup bagus untuk mengisi postingan blog yang satu ini, yang sudah lamaaaa sekali tidak saya isi.
Begini, saya sedang sibuk dengan naskah saya, yang sedang saya selesaikan, yang insyaALLAH ingin saya ajukan ke penerbit.
Terus saya nggak tahu mau nulis apalagi.
Ya udah lah ya, anggap ini salah satu racauan saya yang nggak penting :)
Continue reading Thursday Noon
Baru saja saya mengambil DSC (merupakan handout dari slide dosen) di parkiran FKG.
Tapi bukan itu inti dari cerita saya kali ini.
Kemarin malam, sebelum saya tidur, saya berbalik menghadap tembok yang putih, memikirkan tentang sesuatu. Tentang tulisan saya. Tentang beberapa ide. Tetapi saya tidak bisa mengingatnya, karena waktu itu saya ngantuk sekali, dan saya malas untuk menulis ide-ide itu.
Yang pada akhirnya saya sesali, karena saya pikir ide-ide tulisan itu cukup bagus untuk mengisi postingan blog yang satu ini, yang sudah lamaaaa sekali tidak saya isi.
Begini, saya sedang sibuk dengan naskah saya, yang sedang saya selesaikan, yang insyaALLAH ingin saya ajukan ke penerbit.
Terus saya nggak tahu mau nulis apalagi.
Ya udah lah ya, anggap ini salah satu racauan saya yang nggak penting :)
Rabu, 13 Juni 2012
Some Songs
Beberapa lagu yang sering saya dengar akhir-akhir ini:
1. Infinite - The Chaser, ya, tentu saja, karena saya Inspirit.
2. C-Real - Sorry But I, sukses bikin saya tersentuh karena MV-nya yang bagus.
3. Girl's Day - Oh! My God, videonya lucu!
4. Wonder Girls - Like This, lagi belajar dance-nya yang keren.
5. f(x) - Electric Shock, this song rocks! Nggak nyesel nunggu-nunggu kapan f(x) comeback.
6. 2NE1 - Be Mine, suka banget suaranya Park Bom pas reff.
7. Nell - The Day Before, terima kasih untuk biolanya yang bikin hati saya tersayat-sayat.
8. B1A4 - Baby Good Night, Jinyoung berhasil membisikkan lirik lagunya dengan indah.
Sebelumnya mohon maaf kalau isinya KPop semua, karena saya bener-bener nggak tahu perkembangan lagu-lagu Indonesia akhir-akhir ini, gara-gara nggak punya tivi.
By the way, ini postingan pertama saya sejak bertahun-tahun yang lalu.
Kalau ada yang tanya kenapa saya jarang posting di blog yang ini,
Saya akan bilang,
Saya udah nggak kenal sama yang namanya galau.
Perpustakaan FKG UGM,
Kamis 14 Juni 2012
12:35
Continue reading Some Songs
1. Infinite - The Chaser, ya, tentu saja, karena saya Inspirit.
2. C-Real - Sorry But I, sukses bikin saya tersentuh karena MV-nya yang bagus.
3. Girl's Day - Oh! My God, videonya lucu!
4. Wonder Girls - Like This, lagi belajar dance-nya yang keren.
5. f(x) - Electric Shock, this song rocks! Nggak nyesel nunggu-nunggu kapan f(x) comeback.
6. 2NE1 - Be Mine, suka banget suaranya Park Bom pas reff.
7. Nell - The Day Before, terima kasih untuk biolanya yang bikin hati saya tersayat-sayat.
8. B1A4 - Baby Good Night, Jinyoung berhasil membisikkan lirik lagunya dengan indah.
Sebelumnya mohon maaf kalau isinya KPop semua, karena saya bener-bener nggak tahu perkembangan lagu-lagu Indonesia akhir-akhir ini, gara-gara nggak punya tivi.
By the way, ini postingan pertama saya sejak bertahun-tahun yang lalu.
Kalau ada yang tanya kenapa saya jarang posting di blog yang ini,
Saya akan bilang,
Saya udah nggak kenal sama yang namanya galau.
Perpustakaan FKG UGM,
Kamis 14 Juni 2012
12:35