Kamis, 28 Juni 2012

, , , , , ,

Look. Stare. Think. Dream. Stalk.


Sebelum baca DSC Prosto tadi gue sempet-sempetin nonton video performance-nya Infinite yang lagi promosiin mini album ketiganya mereka, INFINITIZE dengan lagu andalan The Chaser. Gue suka banget lagu ini. Nggak ngerti lagi deh kenapa. Alasan pertama adalah karena gue Inspirit, jelas. Alasan lain karena gue menyukai mereka apa adanya. Bukan ada apa-apanya.

Infinite itu tujuh cowok, seven brothers though they are not blood-related each other. Dikenal dengan 99,9% synchronization karena mereka kompak banget kalo nge-dance, sooo in sync. Coba aja lo liat MV debut mereka Comeback Again (Dashi Dorawa). Tapi jangan sampe lo suka sama cowok yang bertopi ijo ya, jangan sampe.

Itu cowok gue.

Hahahaha.

Namanya Kim Myungsoo dengan stage name L, dan gue sama dia sama-sama 92line (sama-sama lahir tahun 1992), dan sama-sama lahir di bulan Maret. Dan dia super ganteng. Tambah jadi cowok banget di mini album ketiga ini.

Tapi gue tidak akan menceritakan Kim Myungsoo alias L.

Gue akan menceritakan jatuh-bangun gue suka sama nih cowok sampe nangis-nangis dan segala macem.

Gue seorang fangirl, dan Kim Myungsoo adalah bias gue.

Gue follow dia di twitter, gue selalu update foto-foto terbaru dia, dan gue hampir selalu ngeRT twit yang dia update. Oh, dan gue hampir selalu ngetwit romantis ke L, semacam ini:
‘@INFINITELKIM I’m having an exam today, please wish me luck~ ^^ and I hope the best for you today too ^^’

Oke gue tau itu nggak ada romantis-romantisnya. Tapi gue suka ngetwit nggak jelas ke dia. Nggak tau deh dia baca atau enggak.

Kondisi ini adalah wajar untuk seorang fangirl. Tweeting, but unsure if bias read it. We’ll be very envious to fangirl whom her tweet is being replied by her bias. Really.

Menjadi fangirl berarti mencintai orang yang tidak mengenal kita.

INFINITE memang sangat mencintai Inspirit, fans-nya. Gue tau itu. Mereka bener-bener mikirin Inspirit, sering ngegombalin juga malah. Atau fan service pas konser, dengan cara (ehm) menunjukkan abs atau lain-lain deh. Atau took a selca (self camera) with fan’s camera (ENVY!). Atau saling meluapkan rasa sayang ke member lain yang bikin para Inspirit teriak-teriak histeris.

Ini bikin gue makin cinta sama mereka.

L pernah bilang di suatu talk show kalo dia lagi pacaran. Gue melongo bentar, tapi ga ada debaran-debaran kesal atau apa. Gue malah mikir, “ah, anak ini mau go public tentang hubungan kita?”

Bodoh ya gue. Hahahahahaha.

Begitu MC-nya nanya siapa cewek itu...

L bilang...

...namanya Inspirit.

Hal-hal semacam ini lebih sering dikatakan oleh Woohyun selaku mood-maker grup dan in charge of exposure. Woohyun juga sering banget ngasih aegyo (act cute!) ke Inspirit.

Ah, gue suka banget sama mereka. Apalagi kalo nonton video performance mereka di acara-acara musik macam Inkigayo, Music Bank, M!Countdown, dan Music Core. Tatapan L yang ketangkep kamera biasanya bikin gue melting dan menahan napas, serta menyunggingkan senyum di bibir gue. Bahagia.

Tapi nggak ada yang lebih membahagiakan daripada menonton performance mereka di luar negeri kayak Jepang, Hong Kong, atau Singapore, dan mendengar teriakan-teriakan dari fans yang membludak. Teriakan-teriakan fanchant yang senantiasa muncul tiap mereka menyanyikan lagu mereka. Entah kenapa gue ngerasa bangga sama mereka. Terus gue bakal teriak-teriak tanpa suara di kamar gue, neriakin fanchant atau jerit-jerit kesenengan, juga tanpa suara. Gue nggak bisa jerit-jerit di kamar, kan. Kadang gue nggak sadar mata gue menghangat, kemudian setitik air jatuh, karena gue terharu.

But seriously, being fangirl is tiring.

Sama aja kayak mencintai orang yang kita tahu nggak bakal pernah dateng ke kita. Orang yang terlalu tinggi, terlalu jauh, sampe kita nggak  bisa mencapainya.

Gue selalu jatuh cinta dengan keadaan seperti ini.

Seperti sekarang.

Fangirl nggak jauh beda kayak jatuh cinta selayaknya. Pertama kali gue melihat sosok itu, sosok yang charming itu, mata gue ga bisa melepaskan pandangan gue ke dia. Gue jadi staring dia terus-terusan tanpa sadar. Tiap ada kesempatan pasti gue melirik ke dia.

Kayak L, tiap performance, meski kameranya lagi nge-shoot member lain, gue nggak bisa nggak mencari L. My eyes are both L-focused.  

Di waktu luang juga gue nggak bisa nggak mikirin L (atau dia). Kalo gue bosen di kelas, pasti gue bakal nyoret-nyoret kertas dengan nama L, atau Kim Myungsoo, dalam versi latin maupun hangul. Atau gue ngegambar lambang Infinite banyak-banyak. Kemudian menyesal sendiri karena gue udah menghabis-habiskan kertas yang harusnya gue pake buat nyatet kuliah.

Saking seringnya gue mikirin dia, sampe-sampe kebawa mimpi. Serius ini, gue pernah mimpiin dia, mimpinya absurd banget. Yah, selayaknya mimpi. Dia ngomong sama gue, dan gue ngomong sama dia, kita ketawa, bercanda. Semua ini absurd karena tidak sesuai dengan kehidupan nyata. Meskipun begitu, gue seneng banget pas bangun, dan langsung mencatatnya di Jurnal Mimpi gue.

Tiap gue lagi ngenet, pasti gue bakal buka fanbase-fanbase dan nyari-nyari foto terbarunya L. Gue sampe buka-buka blog, tumblr, dan menemukan foto-foto kinclongnya L. Yang menatap kamera dengan tatapan tajam. Suka nggak kuat gue, terus gue tutup gambarnya dan senyum-senyum sendiri. Yang pasti gue nggak bisa ngelakuin ini di tempat umum. Misalnya di selasar perpus, gitu. Hahahaha.

Fakta-fakta tertentu tentang L dan member Infinite yang lain juga hampir semuanya gue hapal. Tentu ini merupakan hasil dari stalking gue buka-buka twit fanbase, yang akhirnya membawa gue ke sebuah blog yang berisi fakta-fakta member Infinite.

Stalking adalah cara terbaik untuk fangirl mengetahui kehidupan biasnya.

Gue bukan stalker. Gue hanya mencari informasi.

Istilah lainnya kepo, deh. Kalo kepo gue bakal buka timeline-nya, dan membaca twit-twitnya. Dia jarang banget ngetwit, dan sekalinya ngetwit, pas gue lagi nggak online. Sering banget kayak gitu. Nggak jodoh kali ya. Emang sih.

Semoga aja gue sama L jodoh. L kan mikirin gue (baca: Inspirit) banget.

Begitulah jatuh bangun gue bisa naksir setengah hidup sama Kim Myungsoo. Start from looking, staring, thinking, then dreaming, then stalking.

Tapi khusus buat yang satu itu, gue udah memutuskan untuk berhenti. From now on, I will stop looking, staring, thinking, dreaming, and stalking about him.

Gue bakal selalu cemburu ngeliat dia barengan cewek lain, seperti misalnya Myungsoo syuting drama sama aktris, atau ngobrol sama cewek dari girl group. Gue bakal langsung membenci aktris itu, dan membenci girl group yang deket-deket sama bias gue. Kalo harus nonton dramanya Myungsoo (yang belum gue tonton sampe sekarang) gue nggak akan bisa tahan kalo ada adegan kissing L sama cewek lain... gue pasti nangis.

Menyedihkan emang.

Ah, barusan rahang kanan gue sakit banget, nyut-nyutan. Gue mengira ini adalah salah satu efek kemunculan M3 (gigi geraham bungsu!) gue yang tumbuh ke samping, bukan melebar lho, tapi tumbuhnya ke samping, jadi dia nabrak gigi di sebelahnya. Itu sakit banget.

Atau ini TMJ gue yang sakit?

TMJ adalah sendi temporomandibular (TemporoMandibular Joint) yang menghubungkan rahang atas dan rahang bawah, dan menggerakkannya hingga kita bisa ngunyah-ngunyah kesana kemari, maju-mundurin rahang, dan muter-muter nggak keruan. Disebut temporomandibular karena menghubungkan tulang temporal (pelipis) dan mandibula (rahang bawah). Temporal + mandibula = temporomandibular.

Dentin + enamel = dentinoenamel.

Gampang kan. Hahahaha.

Udah ah, gue mau belajar Prosto dulu, besok Jum’at adalah ujian terakhir di minggu ini. Habis ujian Prosto gue bakal fangirling lagi seperti biasa. Mungkin mencari dan menyimpan beberapa foto baru Myungsoo dan kawan-kawan.

Ciao!

19:53
Kamis, 28 Juni 2012

0 komentar:

Posting Komentar