Tampilkan postingan dengan label doa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label doa. Tampilkan semua postingan

Jumat, 23 November 2012

,

Mencoba Belajar


Mungkin kalau Ibu membaca judul postingan gue kali ini, beliau bakal tertawa dan memprotes gue dengan kalimat:

“Belajar itu jangan dicoba, Mbak...”

Ah, Ibu.

Sebenernya gue juga nggak bermaksud menulis postingan berjudul ini dengan topik-topik pembelajaran yang penuh ilmu.

Lagi-lagi, ini tentang gue. Gue yang sedang belajar (bukan mencoba belajar). Belajar menulis. Belajar membaca. Belajar mendengar. Belajar... di Kedokteran Gigi. Well.
Continue reading Mencoba Belajar

Kamis, 15 November 2012

,

Swollen Eye


Mata gue lagi bengkak... bengkak dan sakit. Cuma mata yang sebelah kanan, dan gue dapatkan pagi kemarin ketika terbangun dan merasakan denyutan-denyutan nyeri di mata kanan gue. Dan gue nggak tahu gue kena penyakit apa, meskipun gue udah dapet mata kuliah Ilmu Penyakit Mata. Diagnosis sementara gue, digigit nyamuk. Tapi digigit nyamuk gak mungkin sampe kayak gini nggak sih? Oke, diagnosis bandingnya, ada invasi bakteri. 
Continue reading Swollen Eye

Minggu, 04 November 2012

, , , ,

Anxiety


Terkadang gue berpikir–bukan terkadang sih, cukup sering sebenarnya, akhir-akhir ini.

Bukan, bukan tentang galauan gue yang akhir-akhir ini muncul lagi, bukan. Gue sudah cukup pintar untuk tidak menggembar-gemborkan perasaan gue sendiri ke publik, kok. Paling-paling gue ngetwit sayang ke L, atau Yun, atau Jinyoung, atau Daehyun... dan  mereka-mereka ini yang selalu bikin gue galau, memang. Meskipun, memang, sempet ada orang lain di luar sana, yang, sempet ngisi pikiran gue, sampe kebawa-bawa mimpi, dan bikin gue sering nangis kalo malem, dan nulis-nulis lagi, tentang perasaan ini. Curhatan nggak mutu yang sering gue tumpahin secara eksplisit ke tulisan-tulisan gue (yang fiksi maupun yang non-fiksi).

Yang membawa kita kembali ke topik awal.
Continue reading Anxiety

Rabu, 20 Juni 2012

, , ,

Thursday Noon

Saya lagi di kampus, selasar perpustakaan tepatnya. Lagu f(x) yang judulnya Beautiful Stranger mengalun di telinga saya, disalurkan oleh earphone yang saya pakai.
Baru saja saya mengambil DSC (merupakan handout dari slide dosen) di parkiran FKG.

Tapi bukan itu inti dari cerita saya kali ini.

Kemarin malam, sebelum saya tidur, saya berbalik menghadap tembok yang putih, memikirkan tentang sesuatu. Tentang tulisan saya. Tentang beberapa ide. Tetapi saya tidak bisa mengingatnya, karena waktu itu saya ngantuk sekali, dan saya malas untuk menulis ide-ide itu.

Yang pada akhirnya saya sesali, karena saya pikir ide-ide tulisan itu cukup bagus untuk mengisi postingan blog yang satu ini, yang sudah lamaaaa sekali tidak saya isi.

Begini, saya sedang sibuk dengan naskah saya, yang sedang saya selesaikan, yang insyaALLAH ingin saya ajukan ke penerbit.

Terus saya nggak tahu mau nulis apalagi.
Ya udah lah ya, anggap ini salah satu racauan saya yang nggak penting :)

Continue reading Thursday Noon

Selasa, 06 Desember 2011

, , , , ,

Hard Life

Jadi ketika saya mengetik postingan ini, saya lagi ada di ruang internet RSGM Prof. Dr. Soedomo.
Jam satu nanti saya ada praktikum Biomaterial, uji deformasi malam.

Terus kenapa?

Ah, saya lagi jutek hari ini. Bawaannya bad mood, bawaannya pengen sendirian, bawaannya nggak pengen liat hal-hal yang bikin saya tambah bad mood.
Bener, hari-hari ini sepertinya semua hal tidak berpihak pada saya. Banyak yang terjadi di luar harapan saya; bukannya saya berharap berlebihan, saya merasa saya berharap biasa saja, hanya saja tampaknya memang tidak sesuai harapan, semuanya.
Ada seseorang yang meninggikan sekali orang-orang yang dia sukai, tapi menyudutkan sekali orang-orang lain yang tidak sesuai dengan ekspektasinya.
Saya benci sekali orang semacam itu, tetapi saya berusaha mengendalikan perasaan saya, ini kaitannya dengan keberlangsungan hidup saya di kampus.

Laporan-laporan saya juga tidak berlangsung dengan begitu bagus... nilai-nilai menurut saya 'hanya cukup makan'.
Begitupun review, saya jujur, tidak mengalami kegampangan ketika melaksanakannya, semuanya blank, semuanya gagal total.
Kenapa?
Apa saya, jauh di dalam hati saya, masih memikirkan itu?

Tapi saya menekan diri saya untuk tidak lagi berpikir masalah itu, maksud saya ya sudahlah, jalani saja apa yang ada di depan, meskipun saya mendengarnya dari orang yang saya tidak bisa bilang saya suka dia atau tidak (lagi).
Bingung?

Saya juga bingung.
Ini benar-benar di luar kendali saya.
Saya barusan selesai praktikum Faal, lalu saya pergi ke kantin, sendirian, untuk makan siang. Yeah, sendirian. Dan saya lumayan suka.
Saya sedang tidak ingin terikat, tidak ingin terlanjur sayang, tidak ingin terlalu sayang, kemudian kehilangan, kemudian dirasuki cemburu, saya sungguh, sungguh, tidak ingin mengalaminya lagi.
Saya tidak mau terikat. Setidaknya itu yang bisa saya katakan sekarang.

Sebentar lagi UAS, saya masih mencari-cari proyek cerpen yang kira-kira bisa saya kerjakan sebelum itu.
Saya baru pertama kali mengerjakan sebuah proyek (dan ini semacam kompetisi) dan rasanya... menyenangkan! Sungguh! Ketika menulis dengan deadline tengah malam, kemudian menekan tombol attach pada email, kemudian menekan tombol sent, selalu ada debaran menyenangkan yang muncul di dalam dada. Seperti toksik, dan bahan-bahan adiktif. Bikin ketagihan.

Satu yang lagi saya pengenin, saya pengen ngisi blog saya yang baru dengan essay photo (atau photo essay?) tapi saya nggak punya kamera bagus. Apa saya mau ngandelin kamera ponsel yang saya yang keypadnya udah bocel-bocel dan bahkan ada yang udah nggak fungsional lagi?
Saya jelas pengen hape baru.
Tapi itu hanya sebuah wacana.

Oke, sudah jam 12 lewat 6 menit, saya harus belajar untuk praktikum jam 1 nanti. FYI, temanya sekarang deformasi malam.
Nggak kerasa, praktikum-praktikum ini udah mulai berakhir, dan muncullah minggu-minggu pra-responsi, responsi, pra-tentamen, dan tentamen... dan UAS...
Saya hanya berharap, semuanya lancar.
Setelah hari-hari ini apapun yang saya lakukan tidak maksimal sama sekali.

R.A.
(sayangnya masih di) Jogja, 7 Desember 2011
Continue reading Hard Life

Sabtu, 29 Oktober 2011

, , , ,

From Mario Teguh (October 29)

Bagimu yang sendiri, malam ini adalah saat yang mungkin paling membuatmu sadar mengenai kesendirianmu.
 
Dekatkanlah hatimu kepada Tuhanmu, dan bisikkanlah ...
 
Tuhanku Yang Maha Penyayang,
 
Pasti Engkau mengetahui bahwa aku telah letih dalam upaya yang panjang dan berlarut merupawankan diriku, memaniskan senyum dan tuturku, menganggunkan tawa dan langkahku, agar aku sesuai bagi belahan jiwa yang baik.
 
Tapi ..., aku masih sendiri, menyaksikan mereka yang telah Kau anugerahi kekasih dan pasangan hidup, tapi saling mengkasari dan mengkhianati satu sama lain.
 
Tuhan, maafkanlah pertanyaanku ini ... Mengapakah Engkau mudahkan bagi mereka untuk menemukan kekasih dan pasangan hidup, padahal mereka tidak menghargai satu sama lain?
 
Mengapakah aku, yang dalam doa-doaku bertangis-janji kepada-Mu akan memuliakan belahan jiwa yang telah lama dan pilu kurindukan itu, ... mengapakah aku masih sendiri dan iri melihat betapa mudahnya orang lain menemukan belahan jiwa mereka?
 
Tuhanku, maafkanlah hatiku yang karena kerinduannya bertanya seperti itu, dan maafkanlah juga akalku yang nyaris lumpuh dalam kebingunganku.
 
Maka, ini yang ku mohon dari-Mu malam ini,
 
Sabarkanlah aku dalam penantianku, indahkanlah upayaku untuk tetap tampil menarik walau menyembunyikan kepedihan dari kesendirianku.
 
Dan semoga, Engkau menjatuhkan hatiku kepada dia yang hatinya terpaut indah hanya kepadaku.
 
Dan semoga, Engkau merestui kesungguhan kami untuk menerima kekurangan satu sama lain, sebagaimana kami mensyukuri keindahan pribadi satu sama lain.
 
Dan semoga, Engkau menyatukan kami dalam pernikahan yang mesra dan setia, yang Kau anugerahi keturunan dan rezeki yang baik, dan yang panjang umur dalam kesejahteraan dan kebahagiaan.
 
Aamiin
 
Wahai Yang Maha Cinta ....
 
Aamiin
 
-Mario Teguh-



YANG INI MAK JLEB JLEB. 
Saya baca ini pas malam minggu, dan pas banget waktunya, saya lagi galau. HUWAAAA!!!
Continue reading From Mario Teguh (October 29)
, , , ,

From Mario Teguh (October 21)

Untukmu, jiwa baik yang merindukan belahan jiwa yang akan melengkapi keindahan hidupmu, sini... dekatkanlah hatimu dengan hatiku, yang akan mengamini permintaan tulusmu kepada Tuhan....

Bisikkanlah ...

Tuhanku Yang Maha Penyayang,

Lihatlah wajahku yang berpendar dengan kerinduan bagi jiwa baik yang akan kucintai dan yang mencintaiku dengan jujur dan setia.

Mudah-mudahan Engkau merasa kasihan melihatku berjalan di lorong-lorong sepi impian dan kerinduan hatiku, bergandengan tangan dengan diriku sendiri.

Janganlah Kau biarkan aku lama sendiri, menseri-serikan wajah dalam harapan cinta, dan menceriakan senyum dan tawaku yang berpura-pura telah ditemukan oleh dia yang juga merindukan cintaku.

Tuhan, apakah tangisku ini indah bagi-Mu?

Jika Engkau memang lebih menyukai kedekatan dan kemanjaanku karena kepiluan dari kesendirian ini, maka aku akan belajar ikhlas menangis sepanjang hidupku. Dan semoga, Engkau mencukupkan air mataku dan menguatkan serat-serat dinding dadaku.

Tapi Engkau adalah Tuhanku Yang Maha Lembut,

Aku yakin sekali bahwa Engkau tak akan sampai hati membiarkan jiwa kecil yang selalu berusaha patuh kepada-Mu ini, lama bersedih menantikan belahan jiwa yang sesungguhnya telah Kau siapkan bagi pemuliaan hidupku.

Engkau Yang Maha Cinta,

Aku mencintai-Mu, dan bernafas dalam keyakinan bahwa Engkau sangat mencintaiku, maka...

Pelan-pelan dan dengan rambatan yang pasti, mulai besok pagi, damaikanlah hatiku, gerakkanlah tangan, kaki, dan tubuhku dalam ketukan nada tarian lembut yang menandakan bahwa jiwaku dalam perjalanan untuk Kau temukan dengan dia yang telah lama kudengar suara anggunnya dalam mimpi-mimpiku.

Engkau Yang Maha Lembut,

Satukanlah aku dengan belahan jiwaku, dalam pernikahan yang damai, yang mesra dan setia, yang saling memuliakan, yang Kau anugrahi dengan keturunan yang berpekerti luhur, dan yang Kau kayakan dengan kesehatan, nama baik, dan kesejahteraan.

Aamiin
Continue reading From Mario Teguh (October 21)

Jumat, 03 Desember 2010

, , , , ,

The Last Night's Muse

Tentang cinta yang gagal, harapan, dan egoisme.


Aku tahu, ada yang sedang mengalir lembut di dalam dirinya dan kekasihnya. Aku juga tahu, ada yang sedang mengalir pelan dalam diriku sendiri. Pelan, tapi pasti. Pasti menyakitkan.

Karena, cintanya padanya adalah cinta yang telah berlangsung lama. Sementara cintaku padanya adalah cinta yang gagal. Gagal sejak pertama kali bertemu. Kesalahan karena membiarkan cinta itu berkembang. Berkembang terlalu dalam, tapi indah. Sangat indah.

Meskipun berduri. Yang pada akhirnya akan menyakiti diri sendiri.

BERBALIK ARAH.

Yang menjadikan cinta itu salah.

sesungguhnya jatuh cinta bukanlah sesuatu yang salah.
mungkin waktunya belum tepat.


Mungkin aku memang terlambat bertemu dengannya.
Mungkin aku memang terlambat mengenalnya.
Mungkin aku memang terlambat mencintainya.


Mungkin saat ini dialah yang duluan bertemu dengannya.
Mungkin saat ini dialah yang duluan mengenalnya.
Mungkin saat ini dialah yang duluan mencintainya.

Atau, dicintai olehnya.


Tapi, mungkin saja nanti,
suatu saat!

Keadaan akan berbalik.


Oke. Mungkin aku EGOIS dengan mendoakan, meminta, dan mengharapkan hal ini.


Tapi, salahkah BERHARAP, MEMINTA, dan BERDOA?


R.A.
13 Desember 2010
18:58
Continue reading The Last Night's Muse

Senin, 15 November 2010

, , ,

Sebuah Doa untuk Cinta

Ya Allah

aku tahu aku jarang sholat

aku tahu aku jarang menjalankan sebagaimana kau perintahkan

tapi aku mohon ya Allah

aku sangat tersiksa dengan perasaanku

aku mohon ya Allah

biarkanlah perasaanku ini juga ada padanya

dekatkanlah kami ya Allah

bagaimanapun caranya

aku yakin

kau mampu

membuat yang tak ada menjadi ada

bagaimanapun caranya

kau pasti bisa

kau pasti punya cara untuk menyatukan kami

karena Kau maha segala2nya ya Allah

selipkanlah namaku satu kata saja di hatinya ya Allah

berilah rasa cinta dihatinya kepadaku ya Allah

aku tahu

hanya bagaikan membalikkan telapak tangan bagiMu ya Allah

itu hanya hal yang mudah

dan hamba yakin hanya Engkau yang bisa melakukannya ya Allah

AMIN.

R.A.
15 November 2010
23.36
Continue reading Sebuah Doa untuk Cinta