Minggu, 29 Juni 2014

,

Bulu Mata Kangen

Sudah sekian lama sejak bulu mata gue terlepas dengan sendirinya, dan sudah sekian lama pula sejak gue berharap itu berarti ada seseorang yang kangen gue. Barusan, habis gue mengucek mata, di jari gue menempellah sehelai bulu mata kecil yang tipis. Gue pikir, ini tanggal berapa? Hari ini tanggal 27, yang bahkan nggak ada di list alfabet kita. Atau balik lagi ke huruf A?

Gue mencoba berpikir. Oh, mungkin gue yang baru sedang kangen gue yang lama.

Rasanya gue harus berusaha menghentikan kebiasaan gue terkait mitos ‘kalo ada bulu mata lepas berarti ada yang kangen, coba liat tanggal berapa sekarang! Itu huruf depan nama orang yang kangen kamu’. Akhirnya bulu mata kecil itu gue kibaskan sampai hilang dari jari gue.

Ngomong-ngomong huruf A, gue jadi inget lagu barunya GOT7, judulnya A. Tiap denger lagunya gue serasa dinyanyiin sama mereka, hahaha.

Gue sedang dalam proses menulis skripsi, dan menulis sebuah cerita baru, yang gue nggak tau bakal dibawa kemana cerita ini. As always. Cerita yang nggak pernah selesai karena gue stuck di tengah-tengah, gue nggak mood, atau gue kejebak sikon dimana gue harus melakukan sesuatu hal yang teramat penting dan gue tidak bisa menulis karena perasaan bersalah kalau harus meninggalkan hal penting ini.

Gue mau cerita sedikit.

Dulu gue selalu mengagumi cewek-cewek di komik Jepang yang keibuan. Cewek-cewek semacam ini biasanya adalah cewek yang selalu membawa plester di dalam dompet kecilnya (agar kalau ada cowok yang terluka karena mereka, mereka bisa langsung memberikan atau kalau bisa menempelkan langsung plester dari dalam dompet kecil mereka ke luka si cowok, kemudian si cowok bakal tersentuh oleh sifat yang sangat manis ini, dan suka sama si cewek), atau membawa peralatan jahit di dalam dompet kecil lain (agar, kalau suatu waktu ada cowok yang kancing baju seragamnya lepas karena kesalahan si cewek, dia bisa langsung memperbaikinya di tempat dan baju seragam cowok itu kembali seperti baru, kemudian si cowok bakal tersentuh oleh sifat yang sangat manis ini, dan suka sama si cewek), atau selalu membawa payung di dalam tasnya. Cewek yang keibuan sekaligus cewek yang mandiri.

Sejak saat itu gue bertekad untuk menjadi gadis seperti ini. Tujuan gue sebenernya belum murni-murni banget - gue cuma pengen jadi cewek yang bisa diandalkan ketika cewek yang lain tidak bisa diandalkan.

Terutama bagi crush gue.

Nah.

Sudah jelas bahwa crush itu punya cewek dari jaman entah-kapan dan sepertinya mereka juga adem-ayem aja, jadi sama sekali belum ada kesempatan buat gue nyelip. Mungkin kalau mereka putus pun gue nggak bisa nyelip karena seperti yang udah gue bilang, cowok itu unreachable.

Kemudian gue denger-denger cowok juga suka cewek yang bisa masak. Mungkin bukan cuma bisa, tapi ahli kali ya. Karena kalau sekedar bisa, gue juga bisa. Dan nggak cuma masak air atau masak nasi. Setidaknya gue tidak menghindar ketakutan kalau kebetulan harus berdekatan dengan wajan di atas kompor menyala.

Gue bisa masak, hanya saja gue tidak berniat menekuni dunia masak-memasak ini. Mungkin kalau nanti gue berkeluarga, gue akan masak cuma biar keluarga gue bisa makan. Bukan buat lomba apalagi jualan. Gue bertekad akan menjadi seperti Ibuk, yang bisa masak apa aja buat keluarganya, tapi tidak untuk kepentingan komersil. Hehehe.

Baik, kembali ke kekaguman gue kepada cewek-cewek yang keibuan.

Ternyata impian gue untuk menjadi cewek yang selalu bisa diandalkan pupus begitu saja. Plester yang ada di dompet lama-lama abis karena gue sendiri yang luka, dan gue nggak pernah ngisi dompet lagi pake plester. Sekarang isi dompet kecil gue adalah: bedak, lipstik, eyeliner, dan lipgloss. Demi kepentingan pribadi.

Dan masalah alat jahit-menjahit, gue tidak pernah menemukan dompet kecil yang berisi seluruh perlengkapan jahit kecil-kecil. Akhirnya gue menyerah.

Yang konsisten sampai sekarang adalah payung, doang. Tapi dipake sendiri.

Kadang kalau gue sedang jahat-jahatnya sama diri gue sendiri, gue akan membanding-bandingkan gue dengan pacar si crush itu.

Tetep aja gue nggak ada apa-apanya. Kemudian gue akan berhenti mikirin dia, dan ngeganti topik pemikiran.

Hello, crush, semoga kamu bahagia selamanya. Gue nggak bakal lagi mengait-ngaitkan kejadian lepasnya bulu mata gue dengan situasi kamu kangen gue. Tentang huruf depan nama kamu ataupun tanggal lahir kamu.

0 komentar:

Posting Komentar