Minggu, 01 Juli 2012

, , ,

Know Every Particular Object


Buat pembaca blog gue yang satunya, pasti pernah baca postingan gue yang berjudul sama kayak postingan gue kali ini. Hanya saja, postingan gue di blog yang satu lagi adalah cerita bersambung, berbeda dengan postingan gue di blog yang ini.

Setengah dua siang di hari Minggu yang cerah, agak panas di luar sana. Gue sempet niat mau nyuci, tetapi kemalasan mengalahkan gue. Akhirnya gue berdiam di kamar yang adem meski tanpa kipas angin, kipas angin gue udah beberapa bulan ini rusak. Lagi ngedengerin lagunya LeeSSang yang judulnya Turned Off The TV.

Nih, kalo elo bosen sama boygroup atau girlgroup Korea, dengerin LeeSSang, atau Nell, atau Mighty Mouth aja. Oke-oke juga kok lagunya. Korea nggak cuma punya boygroup dan girlgroup. Grup-grup hip hop-nya juga kece. Gue juga lagi suka banget lagunya Nell yang baru-baru ini, judulnya The Day Before. Coba deh cari di YouTube. 

Balik ke judul gue, know every particular object alias kepo. Gue nggak inget menemukan kepanjangan dari satu kata yang lagi nge-trend itu dimana.  Tapi nggak penting lah ya. Hampir semua orang juga udah tahu. Kepo = mau tahu.

Lo suka kepo nggak?

Gue, jujur, enggak. Akhir-akhir ini, gue merasa ada yang ganjil di hati gue kalo gue membuka profil salah satu orang yang gue pengen kepoin, membaca wall-nya di Facebook, melihat info-nya, membuka albumnya. Atau membuka timeline twitter-nya. Gue nggak tau, gue ngerasa nggak enak. Risih. Rasanya kayak membaca sesuatu yang kita nggak boleh tahu.

Padahal, ya sudah jelas, itu social media, semua orang bisa aja ngeliat. Tapi gue sendiri entah kenapa ngerasa aneh.

PENGECUALIAN BUAT IDOLS, YA... TENTU SAJA.

Gue baru nyadar hal itu akhir-akhir ini. Gue membuka profil seseorang dari masa lalu gue, cowok, membaca update statusnya, melihat gimana keadaannya sekarang, dan entah kenapa gue ngerasa nyesek. Bukan karena dia ternyata udah punya pacar, atau banyak temen-temen ceweknya, bukan. Tapi gue merasa udah masuk terlalu jauh di yang rumah harusnya gue tidak masuki. Seperti memasuki rumah orang tanpa izin.

Dan akhirnya, gue udah sama sekali nggak tertarik untuk membuka profil orang-orang, bahkan temen-temen gue sendiri.

Kenapa ya?

Apa karena gue bukanlah siapa-siapa lagi. Gue merasa bukan siapa-siapanya mereka, dan mereka juga bukan siapa-siapanya gue.

Tapi, bukankah justru kebanyakan orang yang kepo berawal dari bukan siapa-siapa?

Heran gue...

Mungkin karena dulu gue udah sering kepo, dan lebih sering mendapatkan berita buruk daripada berita baik buat gue. Lebih sering menyebabkan hati gue sakit, daripada membuat hati gue berbunga-bunga. Maka mungkin hati gue keinget lagi sama waktu-waktu itu, dan kemudian mengatakan jangan waktu gue mau melakukan hal yang sama.

Atau, kondisi lingkungan sekitar yang nggak memungkinkan untuk gue ngepoin seseorang. Gue ngenet di selasar perpus, misalnya. Dengan orang-orang yang berlalu-lalang di belakang gue, gue takut untuk membuka salah satu profil temen gue. Ketakutan yang kemudian berkembang menjadi ketidakpedulian. Tidak peduli terhadap orang yang gue penasaran-in, maksudnya.

Tetapi ketidakpedulian gue terhadap berita tidak sebatas di social media saja. Di dunia nyata pun, gue bukan orang yang tertarik mendengar cerita-cerita temen gue yang seru tentang siapanya-siapa yang ngapain siapa. Misalnya nih ya, dua temen di sebelah gue lagi cerita seru tentang apa, atau siapa, yang gak gue kenal. Orang lain, temen gue yang lain, yang kepo, bakal tanya-tanya ke dua orang itu, tanyain siapa, tanyain apa, sampe temen gue yang lain itu tahu jelas cerita keseluruhannya.

Dan gue sendiri? Nggak peduli, dan melakukan apa yang harusnya gue lakukan saat itu. Misalnya pas kuliah, gue akan mendengarkan dosen, atau mencoret-coret kertas gue dengan L banyak-banyak, atau menulis apapun yang ada di pikiran gue. Kalo waktu itu lagi di kantin, gue akan melanjutkan makan gue dengan tenang dan mengacuhkan ketiga teman gue yang lagi bercerita.

Tingkat penasaran gue sudah mencapai titik jenuh, sehingga ketika ada cerita yang harusnya membuat orang penasaran, gue tidak akan bereaksi apa-apa. Atau, gue sudah mencapai titik dimana gue nggak bisa terlalu penasaran tentang sesuatu lagi.

Pernah, dua temen gue lagi cerita tentang konser gitu, kayaknya, yang gue nggak tertarik mendengarkannya atau ikut nyambung obrolan mereka, kemudian muncullah temen gue yang satu lagi, langsung bertanya, ‘apa, apa? Apaan sih?’ dengan annoying menurut gue, kemudian temen gue yang  lagi cerita terpaksa nyeritain ulang ke temen gue yang satu lagi.

Atau, dua temen gue lagi cerita tentang seseorang, terus temen gue yang satu lagi langsung nanya ‘siapa sih?’ dan ketika dua temen gue tidak memberitahunya, temen gue itu tetep mendesak nanya-nanya siapa seseorang yang dibicarain waktu itu.

Aduh. You don’t have to know EVERY SINGLE THING, you know.

Because I find that will be very annoying.

Kepo itu kalo ada manfaatnya saja lah. Manfaat buat dirimu sendiri.

Seperti yang udah gue bilang di postingan gue kemarin-kemarin... gue udah berhenti stalking orang yang gue suka, orang yang suka dia, orang yang dia suka, atau temen-temen yang lain. Kepo bukan cara gue lagi. Daripada ngurusin urusan orang lain, urus diri sendiri dulu yang belum keurus. Itu kamar masih berantakan, kertas-kertas DSC bertebaran.

You don’t have to know every particular object.

...unless you are a FANGIRL.

Lo fangirl? Maka sah-sah saja stalking idola lo.

Hidup fangirl!
Viva kouhai!
Hoobae jjang!
Yojeum daesae, INFINITE! Muhan maeryuk INFINITE!
INFINITE, manse! INFINITE, manse! INFINITE, manse!
KIM MYUNGSOO, MANSE!

14:19
Minggu, 01 Juli 2012
P.S.: gue lagi suka banget performance special stage-nya Infinite sama Teen Top, The Chaser + To You. Dan gue nggak berhenti senyum nontoninnya. 

0 komentar:

Posting Komentar