Kawan, dengarlah curhatku!
Terdengar seperti sebuah lagu?
Dan aku masih menungguimu. Menunggumu menyelesaikan ceritamu.
Ceritamu yang tak berubah sepanjang waktu. Masih tentang gadis itu. Gadis incaranmu. Yang membuatmu bertahun-tahun menunggu.
Dan dengan senang aku menunggu! Menunggu tiba waktuku memberi nasihatku padamu.
Lalu, kamu mengatakan itu: 'aku cemburu!'. Dan aku berkata, hanya berkata, 'tabahlah, tenanglah!'
Kemudian kamu pergi! Setelah tersenyum dan berterima kasih padaku. Dan aku tersenyum, bangga dan senang bisa membantumu. Meskipun rasanya aku tak bisa mengubah apapun di hidupmu. Tetapi kamu dengan baik hati berkata bijak. 'terima kasih sudah mau mendengarkan ceritaku'.
Dan aku datang menemuimu. Panggilanmu yang tiba-tiba di ponselku.
Ceritamu yang tak berubah sepanjang waktu. Masih tentang gadis itu. Gadis gebetanmu. Yang memabukkanmu, melupakan kekasihmu.
Dan dengan gembira aku menunggu! Menunggu datang saatku memberi saranku padamu.
Kemudian, kataku padamu, 'ingatlah gadismu disana! ingatlah bahwa dia menunggumu! ingatlah... bertahun-tahun kau dengannya. ingatlah... perasaannya.'
Lalu kau pun mengantarku pulang! Sembari tersenyum dan berterima kasih padaku. Dan aku membalas senyumanmu, merasa senang sudah menyadarkanmu. Walaupun rasanya aku tak bisa mengubah apapun di hidupmu. Tetapi, kau pun dengan baik hati berkata bijak. 'terima kasih sudah mengingatkanku'.
Dua orang yang berbeda yang mengajakku curhat. Dan kebetulan keduanya cowok. Sebab mereka mempercayaiku dan aku senang bisa menjadi gadis yang bisa mereka percayai. Well, sometimes, aku yang curhat ke mereka, tentang masalahku, tentang cowok, dan, kata-kata bijaklah yang sering kudapatkan. Anehnya, entah kenapa selalu mereka yang lebih bijak daripadaku, padahal satu di antara mereka lebih muda setahun dariku, dan yang satunya hanya lebih tua 3 bulan. Baru akhir-akhir ini dia mengakui bahwa dia lebih tua daripada aku! Aku kadang dibingungkan oleh mereka berdua. Suatu saat mereka bilang ingin cerita, tetapi beberapa menit kemudian mereka mengurungkan niatnya untuk curhat. Nah, siapa yang tidak penasaran?
Kadang aku bingung kenapa mereka mau mempercayaiku, mereka bisa mempercayaiku. Padahal aku juga bukanlah cewek yang juga berprofesi sebagai psikolog. Aku ingin jadi penulis, dan calon dokter gigi. Atau, karena aku mempercayai mereka, makanya mereka juga percaya aku? Entahlah. Aku tak pernah bisa mengerti perasaan cowok.
Jangan harap akan terjadi apa-apa antara kami; kami hanya teman curhat, sahabat, tidak lebih. Tidak akan bisa lebih. Meskipun orang bilang persahabatan antara cewek dan cowok itu tidak ada. Memang tidak ada, ya. Akan ada salah satu yang mencintai yang lain. Atau saling suka. Masalahnya adalah perasaan itu tidak bisa tersampaikan. Kami sudah terlalu menikmati hubungan ini dan tidak mau keluar dari zona nyaman kami untuk hubungan yang lebih. Biarlah sahabat tetap sahabat, pasangan tetap pasangan. Ada jalurnya masing-masing. Kalaupun salah satu di antara kami harus menyatakan perasaannya, itu cerita lain. Takdirlah yang berbicara saat itu. Kita masih tetap bisa memilih mau jadi sahabat selamanya atau pasangan selamanya.
Sudah resiko jadi sahabat, atau teman curhat, hanya dihubungi waktu lagi bete! Atau lagi down. Atau lagi ada masalah. Nyaris tak pernah ada pembicaraan di waktu luang; di saat-saat kosong, misalnya. Pesan selalu diawali dengan 'lagi sibuk?' atau 'lagi apa?' tapi kemudian diteruskan dengan 'pengen cerita, lagi bete nih' atau 'asem lah, si ******* bikin cemburu aja'. Yah, begitulah. Dan aku juga, tak dipungkiri, sering berlaku sama. 'huwaaaaa, tadi di kampus ketemu si seniooorr' atau 'suntuk euy, pengen curhat T.T'. Well, kalian bisa melihat perbedaan antara pesan seorang cowok dan pesan seorang cewek.
Aku selalu jadi cewek yang diajak bercerita oleh cowok tentang cewek lain yang mereka sukai. Tapi aku tak pernah protes! Senang rasanya bisa membantu orang lain. Akan tetapi, kadang aku penasaran bagaimana rasanya menjadi cewek yang diceritakan cowok pada cewek lain. Cerita atas dasar suka.
Ah, mungkin belum saatnya.
Jogja, 4 Februari 2011
R.A.
P.S.
Hanya sebuah tulisan untuk mengingatkan diri sendiri agar selalu bersyukur atas apa yang telah didapat: sahabat-sahabat yang baik.
Terdengar seperti sebuah lagu?
Dan aku masih menungguimu. Menunggumu menyelesaikan ceritamu.
Ceritamu yang tak berubah sepanjang waktu. Masih tentang gadis itu. Gadis incaranmu. Yang membuatmu bertahun-tahun menunggu.
Dan dengan senang aku menunggu! Menunggu tiba waktuku memberi nasihatku padamu.
Lalu, kamu mengatakan itu: 'aku cemburu!'. Dan aku berkata, hanya berkata, 'tabahlah, tenanglah!'
Kemudian kamu pergi! Setelah tersenyum dan berterima kasih padaku. Dan aku tersenyum, bangga dan senang bisa membantumu. Meskipun rasanya aku tak bisa mengubah apapun di hidupmu. Tetapi kamu dengan baik hati berkata bijak. 'terima kasih sudah mau mendengarkan ceritaku'.
Dan aku datang menemuimu. Panggilanmu yang tiba-tiba di ponselku.
Ceritamu yang tak berubah sepanjang waktu. Masih tentang gadis itu. Gadis gebetanmu. Yang memabukkanmu, melupakan kekasihmu.
Dan dengan gembira aku menunggu! Menunggu datang saatku memberi saranku padamu.
Kemudian, kataku padamu, 'ingatlah gadismu disana! ingatlah bahwa dia menunggumu! ingatlah... bertahun-tahun kau dengannya. ingatlah... perasaannya.'
Lalu kau pun mengantarku pulang! Sembari tersenyum dan berterima kasih padaku. Dan aku membalas senyumanmu, merasa senang sudah menyadarkanmu. Walaupun rasanya aku tak bisa mengubah apapun di hidupmu. Tetapi, kau pun dengan baik hati berkata bijak. 'terima kasih sudah mengingatkanku'.
Dua orang yang berbeda yang mengajakku curhat. Dan kebetulan keduanya cowok. Sebab mereka mempercayaiku dan aku senang bisa menjadi gadis yang bisa mereka percayai. Well, sometimes, aku yang curhat ke mereka, tentang masalahku, tentang cowok, dan, kata-kata bijaklah yang sering kudapatkan. Anehnya, entah kenapa selalu mereka yang lebih bijak daripadaku, padahal satu di antara mereka lebih muda setahun dariku, dan yang satunya hanya lebih tua 3 bulan. Baru akhir-akhir ini dia mengakui bahwa dia lebih tua daripada aku! Aku kadang dibingungkan oleh mereka berdua. Suatu saat mereka bilang ingin cerita, tetapi beberapa menit kemudian mereka mengurungkan niatnya untuk curhat. Nah, siapa yang tidak penasaran?
Kadang aku bingung kenapa mereka mau mempercayaiku, mereka bisa mempercayaiku. Padahal aku juga bukanlah cewek yang juga berprofesi sebagai psikolog. Aku ingin jadi penulis, dan calon dokter gigi. Atau, karena aku mempercayai mereka, makanya mereka juga percaya aku? Entahlah. Aku tak pernah bisa mengerti perasaan cowok.
Jangan harap akan terjadi apa-apa antara kami; kami hanya teman curhat, sahabat, tidak lebih. Tidak akan bisa lebih. Meskipun orang bilang persahabatan antara cewek dan cowok itu tidak ada. Memang tidak ada, ya. Akan ada salah satu yang mencintai yang lain. Atau saling suka. Masalahnya adalah perasaan itu tidak bisa tersampaikan. Kami sudah terlalu menikmati hubungan ini dan tidak mau keluar dari zona nyaman kami untuk hubungan yang lebih. Biarlah sahabat tetap sahabat, pasangan tetap pasangan. Ada jalurnya masing-masing. Kalaupun salah satu di antara kami harus menyatakan perasaannya, itu cerita lain. Takdirlah yang berbicara saat itu. Kita masih tetap bisa memilih mau jadi sahabat selamanya atau pasangan selamanya.
Sudah resiko jadi sahabat, atau teman curhat, hanya dihubungi waktu lagi bete! Atau lagi down. Atau lagi ada masalah. Nyaris tak pernah ada pembicaraan di waktu luang; di saat-saat kosong, misalnya. Pesan selalu diawali dengan 'lagi sibuk?' atau 'lagi apa?' tapi kemudian diteruskan dengan 'pengen cerita, lagi bete nih' atau 'asem lah, si ******* bikin cemburu aja'. Yah, begitulah. Dan aku juga, tak dipungkiri, sering berlaku sama. 'huwaaaaa, tadi di kampus ketemu si seniooorr' atau 'suntuk euy, pengen curhat T.T'. Well, kalian bisa melihat perbedaan antara pesan seorang cowok dan pesan seorang cewek.
Aku selalu jadi cewek yang diajak bercerita oleh cowok tentang cewek lain yang mereka sukai. Tapi aku tak pernah protes! Senang rasanya bisa membantu orang lain. Akan tetapi, kadang aku penasaran bagaimana rasanya menjadi cewek yang diceritakan cowok pada cewek lain. Cerita atas dasar suka.
Ah, mungkin belum saatnya.
Jogja, 4 Februari 2011
R.A.
P.S.
Hanya sebuah tulisan untuk mengingatkan diri sendiri agar selalu bersyukur atas apa yang telah didapat: sahabat-sahabat yang baik.
0 komentar:
Posting Komentar