Selasa, 01 November 2011

Terserah, Percaya atau Enggak

Percaya atau nggak, saya baru saja menyelesaikan laporan fisiologi dalam waktu... yah, bukan sebuah pencapaian maksimal sih, kira-kira 4-5 jam.
Bekerja dengan dikasih deadline itu akan lebih efektif lho. Serius.

Jadi malam ini entah kenapa perasaan saya kesal sekali.

Padahal, yaampun... hari ini ulang tahun ayah saya.

Saya sudah mau menangis.

Sekarang sudah tanggal 2 November.

Dan saya merasa masih belum memberi apa-apa pada ayah saya.

Saya mengetik ini juga karena hati saya yang kacau balau hari ini, saya nggak tahu apa yang terjadi pada saya, bawaannya marah-marah terus, saya kesal pada semua orang yang tampaknya tidak peduli lagi pada saya.

Like, who cares?

No one!

Saya ingin menelepon ibu, menangis-nangis pada beliau, meminta-minta pada bapak, untuk...

Memindahkan saya dari Jogja.

Tapi untuk apa, hey?
Saya toh sudah hampir 2 tahun disini.

Setidaknya itu alasan saya bertahan. Ibu dan Bapak.

Setelah alasan saya bertahan yang ITU direnggut dengan tanpa memikirkan perasaan saya.

Saya kesal sekesal-kesalnya, malam ini. Hari ini, lebih tepatnya.

Seperti, tak ada lagi yang berada di pihak saya.

OH YA AMPUN BETAPA SAYA INGIN SEKALI MENGHAPUS KONTAKNYA DARI APLIKASI CHATTING SAYA.

SAYA KESAL, tolonglah.

Saya ingin marah.

Ini nggak segampang yang kalian pikirkan, tolong mengerti.

Saya capek. Hati saya lelah. Saya capek pake topeng terus. Saya capek tertawa terus di depan publik.

Saya kangen ketawa saya yang ikhlas dan tulus dari dalam hati.

Kapan? Kapan saya bisa ketawa dan senyum lagi?

Saya juga nggak maksud menyampah di twitter tentang KEGALAUAN SAYA, tentang kesedihan saya, saya cuma nggak tau harus gimana.

Saya kehilangan orang-orang paling berharga dalam hidup saya karena saya yang membuatnya begitu.

Terserahlah kalian mau menilai saya seperti apa.
Dibilang galau, kek, dibilang nggak bersyukur, kek... TERSERAH!
Terseraaaahhh!

0 komentar:

Posting Komentar