Jumat, 25 November 2011

, ,

I'm Not A Story-Teller

Halo.
Disini saya.
Adakah yang mendengarkan?
Adakah yang membaca?
Adakah yang peduli?
Siapa saja?

Sejujurnya, saya juga tidak ingin dipedulikan. Saya akan lebih memilih makan cabe 10 biji dan minum 5 botol Cimory dibandingkan kalau saya disuruh cerita apa yang sebenarnya saya RASAKAN.

Menceritakannya kembali, sulit. Sama saja dengan mengingat kenangan indah yang kau tahu tidak akan pernah bisa kau alami lagi. Menyakitkan. Menyesakkan. Menggelitik hati. Menusuk jiwa. Oke, saya terlalu over bereksperimen dengan kata-kata.

Saya butuh kesendirian. Saya butuh kemandirian. Saya butuh sedikit lepas dari orang lain. Saya butuh untuk tidak bergantung pada orang lain. Saya butuh kebebasan. Dimana yang hadir cuma saya, diri saya, dan hati saya.

Oh ya, dan semua ini terjadi karena saya menyadari bahwa, katakanlah, pendukung saya berkurang. Seperti kehilangan followers di twitter. Pihak saya hilang. Yah, saya harusnya (memang!) tahu dari awal bahwa "itu" bukanlah - tidak bisa - dikatakan sebagai "pihak saya."

Bagaimanapun, bagaimanapun...

Saya tetap butuh yang seperti itu, hei. Ketika yang satu sudah, tolong jangan diambil yang lain lagi. Itu menyakitkan.

Tapi saya tidak akan menceritakan lebih lanjut tentang kesakitan ini. Saya hanya akan bahagia, ya, saya AKAN BAHAGIA!

Saya akan melakukan hal-hal yang saya senangi, dan tidak ada yang boleh melarangnya. Jarak ini seharusnya sudah cukup bisa menjawab pertanyaan dan ekspektasi yang muncul.

Dan saya tidak peduli ekspektasi orang terhadap saya. Saya cuma ingin hati saya bahagia, seperti dulu, sebelumnya, sebelum itu.

Saya ingin rasanya resign dari sini, kemudian menikmati waktu saya, menulis buku-buku, memasak omelet, membuat teh hijau, membuat sandwich keju-coklat, membuat latte dan cappuccino, mendengarkan musik yang saya suka, dan banyak, hal-hal lain yang saya senangi.

Hanya saja saya tidak bisa resign dari sini. Bagaimanapun sakitnya, susahnya, beratnya, repotnya, saya tetap tidak bisa. Saya punya tanggung jawab.

Membicarakan ini membuat saya bingung, hahahaha.


Kehilangan konsentrasi. Sulit sekali untuk fokus pada hal-hal semacam ini ketika hal-hal lain banyak yang mengganggu.

Kuliah kali ini ngantuk sekali, di siang hari dengan ruangan dingin ber-AC dan tempat duduk yang jauh dari dosen. Sangat mendukung untuk kemudian menelungkupkan kepala dalam lengan di atas meja dan lalu memejamkan mata perlahan, dan kemudian membiarkan pikiran kosong dan bermain ke dunia khayal.

Badan saya rasanya capek sekali. Saya pengen libur, libur sampai waktu yang tidak ditentukan! Oke, itu berarti saya keluar, yang berarti tidak baik. Oh, astaga, betapa saya menyesali keputusan yang waktu itu saya ambil. Memang tidak baik, sih, menyesal, mengeluh, dan lain-lain, tetapi saya tidak peduli lah. Namanya juga hidup. Kau tidak bisa selalu sempurna.

Saya benci melihatnya.
Saya jahat.
Saya kejam.
Saya berubah.
Dan saya TAHU!
Dan semua ini salah saya.
Tapi saya punya alasan.
Tidak bisakah kau melepasnya?

Tapi saya tidak akan mohon-mohon. Saya tidak sudi. Sudahlah, terserah kau saja.

Saya, sementara itu, akan belajar mencintai diri saya sendiri lebih dari saya mencintai orang lain. Itu akan sangat menyenangkan. Karena kau tahu, dirimu sendiri adalah satu-satunya orang yang bisa kau percaya. Dia tidak akan mengkhianatimu. Tidak akan pernah.

Oh iya, terima kasih untukmu, saya sekarang sudah belajar untuk tidak terlalu berharap pada orang lain.

Jangan salahin saya ya kalau saya sering jutek, saya sudah berubah dari bertahun yang lalu!

Barusan teman saya bilang 'kok berubah sih, biasanya feminin gitu pake rok, sekarang sporty-sporty gitu...'
Kayaknya saya memang perlu image baru deh.

Oh, dan tentang judulnya, saya memang merasa bukan seorang pencerita yang baik.

Ketika harus menceritakan sesuatu secara langsung, entah kenapa saya merasa kesulitan.

Saya lebih suka menulis, kok!


R.A.
24 November 2011

1 komentar: