Wheezing (bunyi ngiik) menunjukkan adanya obstruksi bronkus.
–DSC Bedah Mulut
II Semester 5
Nama
lainnya, mengi. Biasanya terjadi pada penderita asma. Bukan biasanya sih,
sering. Tapi nggak menutup kemungkinan terjadi pada orang sehat sekalipun...
yah mestinya kalau dia mengi, berarti dia nggak sehat. Sudahlah.
Pernah
merasakan sesak napas? Napasmu cuma bisa
pendek-pendek, dan rasanya nggak puas sekali bernapasnya.
Saya,
akhir-akhir ini, sering. Pemicunya, udara Jogja yang ekstrim (dari panas jadi
dingin banget) dan menurut penuturan ibunda tercinta juga, saya alergi dingin
dan debu. Oh, dan asap juga, sebenarnya.
Tapi, saya
tidak sakit asma. Saya cuma sering sesak napas. Gampang capek. Dan jadi sering
mengi juga.
Saya, akhir-akhir
ini, sering berpikir tentang alasan-alasan kenapa saya jadi sering sesak napas,
sering mengi di malam hari, dan sering pilek di pagi hari yang cerah. Saya
berbaring guling-gulingan di kasur, kadang turun ke bawah, memandangi kipas
angin yang berdebu, kamar yang berantakan, melihat kamar saya dari sudut
pandang seekor kucing. Saya tidak suka tikus. Makanya saya pakai kucing.
Saya melihat tumpukan barang-barang,
kertas-kertas, buku-buku. Buku-buku yang hampir semuanya baru, (yah, baru saya
beli ketika berada di Jogja, maksudnya) yang baru saya baca sekali. Saya
konsumtif sekali, kalau soal buku. Pengen beli ini, pengen beli itu. Kadang
nggak bisa tahan.
Semuanya
berpotensi, ya, untuk menyebabkan sesak napas saya ini. Termasuk udara dingin (nggak
mau disalahkan atas kamar yang berantakan doang, dong) yang akhir-akhir ini
menerpa. Hujan deras yang tak tentu waktu, hujan rintik yang datang tiba-tiba
sewaktu saya hendak pulang dengan sepeda, iklim yang berubah-ubah seperti ini
bisa membuat siapa saja sakit, siapa saja yang sistem imun tubuhnya sedang
drop.
Kemudian
saya berpikir, lagi.
Merenung.
Membayangkan.
Mengkhayal.
Menangis.
Kemudian
saya sesak napas lagi. Mengi lagi.
Kali ini
pemicunya seorang manusia, bukan hujan, bukan dingin, bukan asap, bukan debu. Manusia.
Seseorang.
Akhir-akhir
ini saya sering mengi.
0 komentar:
Posting Komentar