Rabu, 18 Mei 2011

, , ,

Jurnal Leysa II

Kemarin Leysa menangis lagi. Bukan maksudnya untuk menangis, tapi.


Leysa juga enggan menjadi cengeng. Leysa berusaha tegar sejak kepergian Mama.


Leysa menulis di jurnalnya:


Things are never going well when I'm alone


Dan lalu Leysa menangis sekencang-kencangnya, melempar jurnalnya sekeras-kerasnya, membanting dirinya di kasur, mencabik bantal-bantal, menggigit selimut. Leysa tak peduli apapun, Leysa tak peduli dirinya belum makan sejak sore kemarin, dan Leysa tak mempedulikan orang-orang yang mempedulikannya. Leysa bingung kenapa orang mempedulikannya, padahal dirinya juga tak peduli dengan dirinya sendiri.


Toh Leysa pergi pun tak akan ada yang menyadari. Toh Leysa hilang pun tak akan ada yang mencari. Toh Leysa menunggu pun tak akan ada yang menghampiri.


Oleh karena itu Leysa tak peduli. Atau Leysa tak mau peduli.


Biar saja Leysa mati sendiri. Asal Leysa bahagia sendiri. Leysa sudah terlalu lelah mencoba membagi kebahagiaannya dengan orang lain, tapi orang lain tak pernah peduli. Orang lain tak pernah berusaha mencoba membagi kebahagiaannya dengan Leysa.


Makanya Leysa mulai tak peduli.


Hidup Leysa berantakan. Dan Leysa tak pernah mencoba memperbaikinya.


Karena tak pernah ada yang membantunya dan memintanya untuk bertahan.

0 komentar:

Posting Komentar