Sabtu, 27 November 2010

, , , ,

Happy Birthday Anggy :))

Salam, Pembaca~!

Hari ini kebetulan adalah hari ulang tahun ke-18 salah satu sahabat saya, Anggy Natya Listyaningrum :))






















Kebetulan Anggy adalah orang yang dipeluk Annis, hahaha


Jadi, terbersitlah ide di benak kami bertiga: saya, Annis, dan Mytha untuk mengerjai Anggy dan memberinya surprise.

Sebelumnya saya kasih dulu foto kami berempat, biar kalau-kalau kalian bisa mengenali kami di jalan :p



















Saya (yang bawa handphone-nya Mytha), Annis (yang jilbab putih, agak ketutupan), Mytha (ehm, yang cantik tapi manyun), dan Anggy (jilbab item, nyengir)


Begitulah, ini hasil foto narsis kita berempat di sebuah departemen store ternama di Indonesia, di bagian sepatu.

Saya masih ingat waktu kita nyobain pake high heels. Saya pilih sebuah high heels berwarna silver berukuran 39, dan, anehnya, muat di kaki saya. Kemudian saya melirik bentuk kaki saya dari cermin.

Dan Anggy pun berkata, "Wah, Antiq, kakinya 'bicara' deh :p"

Saya cuma bisa manyun.

Okje, kita tidak sedang bicara tentang kaki saya atau sepatu atau betapa kami hanya bisa berkeliling sambil memandang penuh rindu di sekitar deretan tumpukan sepatu-sepatu unyu, tapi kita tadi mau membahas ulang tahun Anggy.

Anggy ulang tahun tanggal 27 November.

Rencana surprise dari awal sekali adalah saya ngambek sama dia. Soalnya, seperti kata Mytha dan Annis, saya jarang sekali ngambek, jadi sekalinya saya ngambek, pasti terlihat aneh. Hahaha. --"

Dan jadwal sudah ditetapkan. Lima hari sebelum Anggy ultah, saya mulai ngambek sama dia. Berarti tanggal 22.

Tapi, coba tebak?

Saya gak bisa marah sama Anggy!

Satu, karena gak ada alasan; dan

Dua, karena saya pasti langsung mau ketawa.

Saya benar-benar payah dalam soal akting.

Akhirnya sudah tanggal 25 dan saya sama sekali lupa harus marah sama Anggy. Jadi kita putuskan untuk menghilangkan 'marah sama Anggy' dari list 'Hal-Hal yang Akan Kita Lakukan untuk Mengerjai Anggy'.

Tiba-tiba sudah tanggal 26.

Dan kita bertiga pun panik.
HAHAHA

Keputusan sudah diambil. Kita berencana nggak ingat hari ultahnya Anggy, berjanji gak ada yang ngucapin di hari itu, gak ada yang nyinggung-nyinggung tentang dia di hari itu.

Tanggal 26 kita ngajak Anggy jalan-jalan ke Galeria Mall, dengan alasan mau beli kado buat temennya Annis yang mau ulang tahun. Maksudnya biar Anggy bisa liat dan siapa tau dia nyeletuk 'eh, ini lucuuuu' dan clearlah masalah kado buat Anggy, hahaa.

Kemudian terbelilah sebuah boneka unyu *ehm, salah, boneka anjing* berwarna pink dan kuning :)) ini juga atas dasar pemikiran Anggy yang memilih boneka itu.

Dan, ehm, fotonya belum bisa saya posting karena belum saya upload ke lappie, insyaALLAH besok saya posting deh foto-foto aneh selama surprise Anggy, hahaha.

Tanpa menyadari bahwa boneka itu ditujukan untuknya, Anggy pun dengan setia menemani kita. :p

Kemudian, hari-H-nya.

Hari itu hujan. Mytha dan Annis ke kosanku, datang dengan berbasah-basah ria. Apalagi Annis bawa kado segede truk - FYI, boneka anjingnya gedeee banget, tapi enak buat dipeluk :D - sepanjang jalan.

Susun rencana lagi. Siang itu kita akhirnya makan siang sambil sekalian nyari kue buat Anggy.

Ehm, karena kuenya gak ketemu, jadi kita ke sebuah swalayan di dekat kosan saya dan kosannya Anggy. Beli lilin tanpa tusuk gigi. Kita pun kalang kabut. Sampe muncul rencana untuk minta tusuk gigi ke warung makan terdekat.

Oke, sebenernya saya gak bisa bayangin kita bertiga muncul di sebuah warung makan dengan wajah polos dan berkata 'Mbak, bisa minta tusuk gigi? Dua aja Mbak."

SKIP.

Kemudian antri di kasir.

Mata kita melihat sebuah es krim. Moo.

Kebetulan juga Anggy suka banget sapi. Wallpaper lappienya aja gambar sapi. Eh, salah, maksudnya corak kulit sapi, item putih itu lho.

Lalu terlintaslah sebuah ide cemerlang: mengganti kue tart dengan es krim Moo.

Oke, jadi pada akhirnya kita membeli es krim Moo itu dan kembali ke kosan saya. Setibanya di kosan, kita langsung ngambil boneka anjing segede truk itu dan cabut ke kosan Anggy.

Rencananya adalah, Annis yang datang berkunjung ke kosan Anggy karena bosan di kosannya akan memanggil Anggy supaya keluar. Lalu, dari balik dinding yang tak terlihat, saya akan muncul membawa kotak es krim yang sudah ditempeli lilin diatasnya, dan Mytha muncul membawa bonekanya.

Oh, dan plus menyanyikan lagu "Happy Birthday Anggy".

Ternyataaaaa lilinnya gak mau berkompromi. Waktu masih di luar kosan Anggy, api di lilin angka 8 mati tertiup angin. Kami gerak cepat dan menyalakannya lagi.

Ternyataaaaa Anggy nggak keluar kamarnya dan melemparkan kunci dari atas ke bawah. FYI, kamar Anggy terletak di lantai dua. Untuk masuk ke rumahnya, harus ada kunci pintu garasi yang nantinya membuka jalan menuju ke kamar-kamar lain. Untungnya tempat saya dan Mytha sembunyi nggak keliatan dari balkon tempat Anggy melemparkan kunci pada Annis.

Akhirnya kita bertiga masuklah ke dalam, meniti lorong, tangga, dan kemudian... lilin di angka 1 padam. -____-"

Annis sudah masuk ke dalam kamar dan menyanyikan "Happy Birthday Anggy" sementara saya dan Mytha di luar sibuk meributkan lilin. Hahaha dan akhirnya kita bertiga masuk ke kamar Anggy dan menyalakan lilin di dalam.

Setelah Anggy make a wish, kita pun langsung menyerbu es krim Moo.

Iseng, sebelum membuka tutup es krim, saya nyeletuk.

"Kok, kelihatan menyedihkan ya?"

Dan pecahlah tawa kami.

Ekspresi Anggy ketika melihat boneka anjing bernama pink dan kuning itu: "eh, boneka ini? Kayaknya pernah lihat, hahaha."

-_____-"

TENTU SAJA.

Ah, dan kita pun bergila-gilaan sore itu, setelah menghabiskan es krim, kita foto-foto pake webcam, Mytha tertidur, sementara saya, Annis, dan Anggy berfoto aneh di lappienya Anggy, hahaha.

Satu hal yang saya dapatkan di sore itu: poni saya yang sudah terlalu panjang, akhirnya dipotong Anggy~!
Dengan berbagai debat antara Annis dan Anggy tentang teknik memotong poni dan penilaian Mytha atas hasil potongan Anggy, inilah saya dengan poni baru.

TARAAAAA~!!




















Looks cute?
Hahaha
:p

Nice job, Anggy~!
I like it~
I like you very much :*
hehehehehehe

Dari kosan Anggy, kita cari makan di luar, tepatnya di Bakso Mataram.

Yummy~ hujan-hujan makan bakso.

Ah, jadi ingat, malam minggu yang lalu kita berempat juga makan bareng di luar, hahaha.

By the way, saya cinta kalian semua :*

R.A.
27 November 2010
Continue reading Happy Birthday Anggy :))

Rabu, 24 November 2010

, ,

Kucing-Kucing Saya

Salam, Pembaca!

Saya pernah bikin status di facebook saya kalau saya pengen peluk kucing segede Garfield.

Oke, ini mungkin agak terlalu cepat sampai pada intinya, mari kita mulai dari awal.
Saya pecinta berat kucing. Segala macam yang ada hubungannya dengan kucing, pasti saya suka banget. Pernah ada acara di tivi tentang kucing-kucing jalanan yang dirawat di sebuah rumah. Saya histeris sendiri ngeliatnya. Banyak banget kucingnya disitu, mengingatkan saya pada kucing-kucing saya yang sudah hilang dari kehidupan saya - mati, hilang, cari makan di rumah orang, dibuang, dan lain sebagainya.

Sudah entah berapa banyak kucing saya yang hilang, pertama sekali saya punya Pussy, dia cewek, dan ampun, entah berapa kali sudah dia melahirkan anak-anak kucing yang lucu-lucu. Pussy ini kucing sejak saya SMP, dan dia pergi waktu saya kelas 2 SMA, kalau ingatan saya benar. Sepanjang yang saya tahu, Pussy sudah melahirkan sebanyak 3-4 kali, dan setiap dia melahirkan, jumlah anaknya juga 3-4 ekor, pernah ada yang dua. Kucing-kucing ini sangat imut waktu kecil, hanya saja mereka memiliki nasib yang malang, kadang hilang ditelan bumi (?).

Nah, anak-anak si Pussy yang beruntung, yang sudah sempat gede, akhirnya hamil dan melahirkan anak lagi (berasa peternak kucing, saya) dua ekor, dan saya dan adik saya pun merawatnya dari kecil banget, dari matanya masih
terpejam (buta) sampe bisa manjat-manjat (ehm, cuma manjat kardus, sih). Kadang saya pangku-pangkuin kucing saya, foto-fotoin, yang fotonya, maaf, gak bisa saya ekspos, hahaha.

Bercanda. Ini beberapa dari foto kucing saya... silakan dilihat, diperhatikan, bagi para pecinta kucing.


Ini Pussy dan anaknya!















Ini anaknya Pussy sebelum anaknya yang di atas. Siluetnya bagus :D
















Ini anaknya Pussy jugaaa~ nyender di dinding teras, hahha
















What're they looking at? -__-"



















NYAM~




















Tiga generasi. Itu tangan adik saya. Haha.
















Ini benar-benar cuma beberapa, saya punya beberapa folder di komputer saya yang isinya anak-anak si Pussy yang sudah hilang.. T.T

Saya juga seneng banget kalau masuk Rumah Kucing, wahana di Jatim Park, Jawa Timur (ya iyalah). Saya excited banget melihat berbagai wahananya, terutama Rumah Kucing dan Baby Zoo, aduh imut-imutnyaaaa. Sayang banget kucing-kucingnya tampak-bosan, tidur waktu saya datang berkunjung. Harusnya mereka tahu kalau ada manusia kucing yang datang (?). Ada berbagai jenis kucing di Rumah Kucing (tentu saja!) dari yang bulunya lebat banget sampe kucing kampung juga ada. Macem-macem, mereka imut bangeeeet. Pengen kesana lagi.

Ini salah satu foto yang saya ambil... kelihatan mereka tidur, kan? Dasar kucing pemalas... XP
















Disana juga ada hamster kecil-kecil dan kelinci... ini saya punya fotonya...































Lucuuuu, seperti saya. X3

Saya jadi terkenang waktu saya pulang kampung ke Jawa Timur, hahaha. Satu keluarga besar jalan-jalan ke Jatim Park, terus metik apel di sebuah agrowisata di Malang... Malang memang nggak ada matinya. Meski ditempuh sekitar 5 jaman (bayangin! 5 jaman! lama banget kan?) dari Bojonegoro, capek di jalan, tapi asik banget deh pokoknya.

Apa ini? Bukannya kita mau bicarain tentang kucing tadi?

Oke, balik ke masalah semula.

Nah, waktu si Pussy menghilang itu, tersisa lah anaknya satu, cewek (ehm, betina) berwarna belang putih dan abu-abu. Dia itu cantik menurut saya.
















Tapi coba lihat pose ini.

















Ya ampun, gimana kucing jantan nggak ilfeel kalo ngeliat pose kayak gitu? Hahaha.

Tapi dia berhasil hamil dan melahirkan tiga anak, dan... ini ada cerita sedih... dua dari anaknya, waktu masih bayi banget, mati dengan tragis... kelindes mobil... huahuahuahuahuahuahua... T.T

Dua bayi malang itu pun dikuburkan di halaman rumah saya. Si anak kucing yang tersisa, sering banget mengunjungi bagian taman tempat saudara-saudaranya dikuburkan. T.T

Lalu saya lupa ingatan tentang kucing saya lagi. Pokoknya, jadi tinggal si anak Pussy yang tersisa, kemudian dia hamil lagi dua ekor, hanya saja keduanya ini tidak berumur panjang...

Jadi saya agak merasa kehilangan waktu Pussy junior hilang juga. Siapa yang nanti saya peluk-peluk? Siapa yang nanti saya ajak main-main? Siapa yang nanti ngeong-ngeong di kaki saya? Siapa yang nanti saya usir dari atas jok motor Bapak? Hahaha jadi inget banget kucing saya sering banget naik ke jok motor dan duduk disana (mungkin karena anget habis dipanasin), nanti begitu mau pergi sekolah, jok motor penuh bulu kucing. ^^

Kangen kucing, kangen kucing...

Apalagi waktu ada episode Upin Ipin yang nemuin anak kucing itu, wah saya jadi histeris sendiri. Comelnyeee. Si Apin memang comel.

Saya bikin status di facebook 'pengen peluk kucing segede Garfield' saking kangennya saya melihara kucing.

Dan akhirnya penantian saya membuahkan hasil! Tanggal 20 kemarin ada kucing gede warna belang putih-oren lewat di pintu belakang rumah saya. Saya panggil. 'Puus, ckckckck.' Dia mengeong keras.

HUWAAAA AKHIRNYAAAA!!!

Ini diaa~!















Kucing ini jinak banget. Dia jalan-jalan di kaki saya, gesekin badannya ke mata kaki saya, aduh lucunya. Tanda pengen disayang.
















Dan dia cowok.

Tumben-tumbenan, biasanya kucing-kucing yang datang ke rumah saya selalu yang cewek-cewek, yang cowok-cowok cuma sekedar lewat dan nunjukin nampang aja. Saya panggil langsung lari mereka. Huh, nggak gentle.

Akhirnya saya pun sibuk foto-fotoin kucing baru saya... ini ada sebagian...

















Karena dia gendut dan berat banget, saya berencana namain dia Garfield (nggak nyambung ya?)...
















Adik saya mengusulkan Rocky (?). Masa kucing namanya Rocky? Rocky mah buat nama anjing.

Yah, begitulah kisah kucing-kucing saya.

Anyway, semoga saya punya cukup makanan untuk dibagi bersama Garfield... ehm, kucing saya rata-rata pemakan-segala, bahkan ROTI TAWAR pun dimakan. Saya juga pernah kasih keju. Tahu, tempe. Oke, itu kayaknya lauk saya semua deh.

Pernah ada yang nanya, kucing lebih suka ikan atau tikus? Menurut saya, hmm... kucing lebih suka ikan (setidaknya kucing saya), tapi kalau mereka nggak bisa mendapatkan ikan, tikus juga boleh. ^^

Sedikit pesan, buat para produser tivi, bikin acara tentang kucing dong, misalnya talkshow kucing gitu, pembawa acaranya kucing, undang tamunya kucing, nanti kameramennya kucing juga.

Bye~















*mau cari makan dulu yaa~


R.A.
22 Juli 2010

*ini catatan yang saya buat lama sekali, baru bisa posting sekarang, tapi karena saya ingin membiarkannya seperti aslinya, jadi tak ada yang saya ubah :)
Continue reading Kucing-Kucing Saya

Selasa, 23 November 2010

, ,

Just Another Photoshop Edit























Oke, jadi ini adalah salah satu editan saya waktu masih SMA, kelas 12 SMA, lebih tepatnya. Diedit untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru TIK saya, sebenarnya tugasnya per kelompok, dan saya yang ditugaskan membuat poster.
Saya pilih kebudayaan Indonesia, yah, rasanya saya tak perlulah menjelaskan bagaimana bangganya saya memiliki beragam budaya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Kata guru saya, "ini jadi kayak film tentang promosi budaya Indonesia."
"But, nice job. I like it."
^^b

Haha.

Tak ada alasan yang bisa membuat saya berhenti bangga pada negara tercinta ini.
:)

R.A.
23 November 2010
Continue reading Just Another Photoshop Edit

Senin, 15 November 2010

, , ,

Sebuah Doa untuk Cinta

Ya Allah

aku tahu aku jarang sholat

aku tahu aku jarang menjalankan sebagaimana kau perintahkan

tapi aku mohon ya Allah

aku sangat tersiksa dengan perasaanku

aku mohon ya Allah

biarkanlah perasaanku ini juga ada padanya

dekatkanlah kami ya Allah

bagaimanapun caranya

aku yakin

kau mampu

membuat yang tak ada menjadi ada

bagaimanapun caranya

kau pasti bisa

kau pasti punya cara untuk menyatukan kami

karena Kau maha segala2nya ya Allah

selipkanlah namaku satu kata saja di hatinya ya Allah

berilah rasa cinta dihatinya kepadaku ya Allah

aku tahu

hanya bagaikan membalikkan telapak tangan bagiMu ya Allah

itu hanya hal yang mudah

dan hamba yakin hanya Engkau yang bisa melakukannya ya Allah

AMIN.

R.A.
15 November 2010
23.36
Continue reading Sebuah Doa untuk Cinta
, ,

Saran dari Seorang Sahabat

KAU TAHU?

Tuhan tidak pernah menciptakan apapun sia-sia di bumi ini
sekalipun itu hanya perasaan sayang dan cinta

Tuhan akan bertanggung jawab dengan apapun yang ia beri

Tuhan ga bakal ngasi ujian melebihi kemampuan umatnya

one u must believe

Tuhan ga sia2 ngasi perasaan cinta di hati kau ke dia ntik
sekalipun itu dia yang lain

Tuhan ga sia2 ngeletakin perasaan itu gitu aja di hati kau

Tuhan pasti bakal tanggung jawab
cepat atau lambat

Tuhan punya cara2 sndiri yang terbaik untuk kita

Tuhan Maha tahu yg mana yg terbaik untuk kita

kau harus yakin
ga ada yg sia-sia

semuanya itu ga ada yg sia2

Tuhan ga bakal ngebikin kau suka ama dia gitu aja
Tuhan ga bakal ngebikin kau suka ama dia yang lain gitu aja

Tuhan naruh perasaan itu di hati kau pasti ada maksudnya

Dia bakal tanggung jawab seadil2nya

kau percaya Tuhan kan?

dan jangan pernah ragu ama tanggung jawab Tuhan

Tuhan itu sebenarnya sudah bertanggung jawab

Dia udah ngasi kita kesempatan dan jalan

cuma kita yang kadang gatau kalo itu jalan dan kesempatan dari Tuhan

malah kita abaikan

dan satu lagi

berdoa!!!!!!!!

tahajud!!!!

sholat hajat!!!

minta sebetul2nya am Tuhan

minta sejadi2nya ama Tuhan

curhat ama Tuhan

minta pertanggung jawaban Tuhan

karena Dia udah ngasi rasa cinta ke kau!

minta lemah lembut ke Tuhan pertanggung jawabanNya

* * *

untuk selalu mengingatkanku atas rasa cinta yang diberikanNYA padaku, dan untuk selalu mengingatkanku pada seorang sahabat yang rela diajak chatting di waktu yang tidak tepat untuk mendengarkan ceritaku, Irvan Wira Adhitya.

R.A.
15 November 2010
Continue reading Saran dari Seorang Sahabat

Kamis, 11 November 2010

, , , ,

4Tomorrow - Tomorrow (plus Translation)

Tumben-tumbenan saya memposting lirik lagu di blog saya, hahaha. Ini karena saya baru menyadari bahwa lagu ini bagus banget~! Sebuah lagu Korea, tentu saja.

Silakan dinikmati :)

Sometimes we make mistakes, you know?
Sometimes you feel like a broken angel on the ground (It's OK, we're not perfect)
Sometimes you feel like a symphony without a sound (I told you it's OK, Cuz we're young)

Tomorrow, nan sesanggwa ssawo ssawo igyeo
Tomorrow, naneun namanui giri isseo
Tomorrow, geudaewa ip matchuneul haneun
Tomorrow, now I can do it for sure

I can make it right, I can make it right
I can make it right, I can make it right

It's gonna be shine after the rain
Sseureojyeodo dasi back to da game
Jomangane uulyeopeojil my name sarmui bicheul ttaraseo
Keep runnin'pogiran eobseo
Keep goin nan kkeutkkaji ga
I go for the knock out gyesok ttwidabomyeon
I'll be on the top

(Until get what's mine) jogeum deo himeul nae
(Until get what's mine) nothin can stop me
I'll be on the top
I feel like ooh~
You'd better watch me shine

Tomorrow, nan sesanggwa ssawo ssawo igyeo
Tomorrow, naneun namanui giri isseo
Tomorrow, geudaewa ip matchuneul haneun
Tomorrow, now I can do it for sure

I can make it right, I can make it right
I can make it right, I can make it right

Jae meolli meolli jom deo naeun naeiri

Neoreul gidarigo isseo
Boda nopi nopi nalgi whihan nalgaejit
Nan oneuldo dalligo isseo
Sesanggwa dameul ssaha anheun byeogeul mandeuro (Just like me against the world)

Gwireul datgo sipeun soriman deuri=eo sabangi jeok
Geu nugudo nal iae motaneun jeok
Banghanui nunbit onmomi gasi gadeukhaetdeon nae gwageo (But now I'm changed)

Tomorrow, nan sesanggwa ssawo ssawo igyeo
Tomorrow, naneun namanui giri isseo
Tomorrow, geudaewa ip matchuneul haneun
Tomorrow, now I can do it for sure

I can make it right, I can make it right
I can make it right, I can make it right

Oh ooho, oh ooho

Naeiri gidaryeojyeo dugeun dugeun tomorrow

Nah, buat yang nggak ngerti, ini translation dalam bahasa Inggrisnya :)

TRANSLATION

Sometimes we make mistakes, you know?
Sometimes you feel like a broken angel on the ground
(It’s OK, we ain’t perfect)
Sometimes you feel like a symphony without a sound
(I told it’s OK, Cuz we’re young!)

Tomorrow, I will overcome the world
Tomorrow, I have a path designated for me
Tomorrow, my lips meeting his
Tomorrow, Now I can do it for sure

I can make it right
I can make it right
I can make it right
I can make it right

It’s gone, be shine after the rain
Even if you collapse, get back 2 da game
My name echoing in a short time
Follow the light of the life

Keep runnin, can’t give up
Keep goin’ till the end
I go for the knock out, if I keep running I’ll be on the top

Until get what’s mind/ Hang in there
Until get what’s mind/ Nothin’ can stop me
I’ll be on the top/ I feel like ooh-
You’d better watch me shine

Tomorrow, I will overcome the world
Tomorrow, I have a path designated for me
Tomorrow, my lips meeting his
Tomorrow, Now I can do it for sure

I can make it right
I can make it right
I can make it right
I can make it right

From far-far away, a better tomorrow
Is waiting for you
Flap those wings to fly higher and higher
I am still running

Build a dam with the world, make it with invisible blocks (just like me agasint the wall)
Close your ears and only listen to what you want
Foes everywhere, foes who can’t understand me
Cold glares, in the past I was coated with thorns (But man, I’m change)


Tomorrow, I will overcome the world
Tomorrow, I have a path designated for me
Tomorrow, my lips meeting his
Tomorrow, Now I can do it for sure

I can make it right
I can make it right
I can make it right
I can make it right

Can’t wait until tomorrow, Tomorrow~
Continue reading 4Tomorrow - Tomorrow (plus Translation)

Kamis, 28 Oktober 2010

, , ,

Short Message Service

Anggy: "Itulah alasan mengapa ada sebuah kalimat yang berbunyi: 'hanya ada sebuah garis tipis antara cinta dan benci'."

Antiq: "Tentang?"

Anggy: "Yours"

Antiq: "Mungkin suatu saat aku bisa benar-benar membenci mereka."

Anggy: "Siapa yang cepat dia yang dapat... toh belum ada apa-apa..."

Antiq: "Belum resmi."

Anggy: "Inget, sugesti mempengaruhi pikiran, dan pikiran mempengaruhi tindakan... dan tindakan mempengaruhi sikap... dan sikap mempengaruhi penilaian seseorang..."

Antiq: "Maksudnya aku harus mencoba untuk gak mulai membenci mereka?"

Anggy: "Lho, inget tujuan awalmu lah, kamu 'mencoba' kenal dia buat apa!"

Antiq: "Untuk mencintai dia. Tapi, aku sudah menyerah untuk memiliki dia."
Continue reading Short Message Service
, , ,

Me, Myself, and I

A daily conversation between me, myself, and I.

Myself: "Serius kamu mau berhenti?"

Me: "Yup."

I: "Kenapa?"

Me: "Karena sudah tak ada yang bisa diperjuangkan lagi."

I: "Meskipun kamu berusaha, mencoba, berharap, berdoa?"

Me: "Tetap saja ada hal-hal yang tidak akan terkabul."

Myself: "Kurasa aku paham perasaanmu."

Me: "Aku sudah tidak punya alasan untuk berjuang."

I: "Aku tidak paham. Kenapa kamu tidak mencoba membuat alasanmu sendiri?"

Myself: "Karena dia terlalu jauh untuk dicapai. Ya kan?"

Me: "Benar."

Myself: "Dan kamu terlalu sakit hati dengan 'mencoba' mencintainya."

Me: "Yup."

I: "Aku masih tidak paham. Bukankah kamu tulus menyukainya?"

Me: "Aku memang tulus. Buktinya, aku tidak berhenti berharap. Aku tidak akan pernah bisa benar-benar berhenti berharap. Tetapi, aku sudah menyerah untuk memilikinya."

Myself: "Lagipula, buat apa mengejar yang kemungkinan kecil kita bisa memilikinya? Lebih baik melihat ke depan dan menghadapi apa yang sudah ada. Belajar bersyukur."

I: "Maksudmu, belajar mencintai seseorang yang mencintai kita dan mengenalnya lebih dekat?"

Me: "Ya, itu lebih menyenangkan, kan?"

Myself: "Karena rasanya menyenangkan kalau kita tahu ada yang mencintai kita. Yang selalu memperhatikan kita. Yang selalu menunggu kita."

Me: "Melihat orang yang selalu melihat kita."

I: "Dan melupakan orang yang tidak melihat kita?"

Myself: "Ralat: tidak BISA melihat kita."

Me: "Atau tidak mau karena sudah terikat."

I: "Dalam kasusmu, dia belum terikat."

Myself: "Setidaknya hatinya sudah terikat."

Me: "Dan akan sangat susah untukku masuk dalam hati itu."

I: "Kamu sudah coba?"

Me: "Mencoba, dan gagal."

I: "Dan kamu sudah menyerah?"

Myself: "Karena tidak ada alasan lagi untuk memperjuangkan apapun."

I: "Bahkan untuk menjadi dirimu sendiri dan membiarkan dia yang memperhatikanmu?"

Me: "Aku baru sadar bahwa itu hanya khayalan belaka."

Myself: "Yang hanya sepersekian ratus persen kemungkinannya akan jadi nyata."

Me: "Begitulah."

I: "Well, semua terserah padamu. Setiap orang punya caranya masing-masing. Tapi, kalau terjadi sesuatu, aku siap menemanimu."

Myself: "Ya, karena kita satu."

Me: "Maksudnya?"

Myself: "Aku, kamu, dia, kita sama. Satu tubuh. Satu badan. Satu jiwa."

Me: "Jadi, pembicaraan ini terjadi dimana?"

I: "Entahlah, mungkin pikiranmu?"

Myself: "Bisa juga hatimu."

Me: "Hatiku sudah rusak."

I: "Kalau begitu perbaikilah."

Myself: "Secepatnya."

Me: "Akan kucoba. Tapi aku butuh bantuan kalian."

Myself: "Selalu."

I: "Jangan khawatir."

Me: "Terima kasih."
Continue reading Me, Myself, and I

Senin, 25 Oktober 2010

, , , ,

Let You Go :)

Salam, Pembaca!

Udah lama nggak nge-blog, jadi kangen deh hahahaha. Oke, postingan saya kali ini gak jauh-jauh dari tema-tema sebelumnya, C.I.N.T.A.
Kenapa?
Adakah yang bosan dengan cinta?
Maafkan saya kalau begitu. :p
Saya cuma ingin sharing tulisan saya, hahahaha.
Happy reading! :))

>>
Sejak awal kusadari bahwa aku salah mencintaimu. Mengutip kata-kata dari salah satu novel yang pernah kubaca, cintaku telah gagal sejak pertama kita bertemu.
Kau tak tahu bagaimana aku cemburu.
Karenamu.
Karena orang lain.

Kau tidak tahu bagaimana aku menyayangimu.

Aku bukanlah penyair yang baik, tapi izinkan aku mengatakan ini: kau adalah temanku melukis pelangi saat rintik gerimis membasahi bumi.

Kau tak tahu betapa bersyukurnya aku menemukanmu. Menemukanmu adalah sebuah keindahan.

Aku mencoba membingkaimu dalam kenangan dan menyusunmu dalam memoriku.

Namun ketika aku masih mencoba, kau pergi. Seolah angin membawamu tanpa izinku.

Dan aku tersadar: siapa sebenarnya aku? Aku bukanlah seseorang yang terikat denganmu. Kau bisa pergi sesuka hatimu; kau seperti ikan yang bebas berenang di lautan. Kau bisa terbang dibawa angin; kau seperti burung yang bebas terbang sesuka hati.

Setelah burung itu pergi, kandangnya pun kosong. Angin yang berhembus melalui jelujur-jelujurnya menghembuskan semerbak kesepian.

Dan setelah ikan itu pergi, badai pun datang. Badai yang mengalir membawa serta kenangan. Badai yang meniupkan seberkas kepalsuan. Demi cinta dan persahabatan.

Alam bertindak tak adil; dia tak menyisakan pelangi untukku. Untuk kita lukis bersama lagi. Hingga sekejap perih ujian kehidupan tak bisa kuusaikan.

Mataku membuat pelangi abu-abu. Pelangi yang tak dihiasi setitik warna pun.

Sebab kaulah yang membuat hidupku berwarna.

Kau tak tahu betapa aku menyayangimu.

Tetapi mengharapkanmu seperti mengharapkan hujan di musim kemarau.

Karena kau begitu jauh.

Dan yang bisa kulakukan sekarang hanyalah melepasmu.

Menghentikan perasaan yang semakin berkembang ini.
Sebelum berkembang pesat dan membuatku semakin sakit hati.

So,
Selamat tinggal~!

R.A.
25 Oktober 2010
17.34
Continue reading Let You Go :)

Kamis, 07 Oktober 2010

, , , ,

Ginny's Love Story

Ginny mulai suka pada Harry bahkan sejak Ginny belum masuk Hogwarts. Di tahun kedua Harry, Ginny yang baru masuk Hogwarts digambarkan sebagai seorang gadis kecil yang sangat suka pada Harry dan selalu salah tingkah setiap bertemu Harry. Dia tak pernah bicara di depan Harry karena malu.
Akan tetapi berkat saran Hermione 'bagaimana kalau kau mencoba menjadi dirimu sendiri? Dengan begitu mungkin Harry akan sedikit lebih perhatian padamu...' Ginny pun menyadari bahwa menjadi diri sendiri adalah pilihan yang terbaik. Ginny jadian dengan Michael Corner di tahun keempatnya, yaitu tahun kelima Harry sekolah di Hogwarts. Di tahun kelima Ginny, Harry mulai menyadari bahwa Ginny cukup menarik. Dia dan Ron menyebut Ginny 'agak populer'. Setelah Ginny putus dari Dean Thomas di tahun kelimanya, Harry agak galau karena harus memilih antara Ron dan Ginny - sahabat dan adik sahabatnya. Tetapi pada akhirnya, Harry jadian dengan Ginny.

Dari yang sikapnya biasa saja sampai yang jatuh cinta begitu dalam. Kisah cinta Harry dan Ginny begitu indah, menurut saya. Kenapa bisa tumbuh cinta di hati Harry, padahal sebelumnya Harry mencintai Cho Chang?

Mungkin karena Ginny adalah Ginny. Ginny bukanlah orang yang tahan berdiam saja. Kata Ron 'biasanya mulutnya tak pernah berhenti mengoceh'. Ginny bukan Ginny ketika ia pertama kali sangat menyukai Harry. Ginny mencoba menjadi dirinya sendiri.

Benar kata Hermione. Menjadi diri sendiri dan membiarkan orang yang kau sukai memperhatikanmu.

Situasiku sedikit banyak agak mirip dengan situasi Ginny pada awal dia menyukai Harry. Lidahku yang mendadak kelu ketika melihatnya. Jantungku yang mendadak berdebar kencang ketika memandangnya. Bahkan membaca namanya. Mendengar seseorang menyebut namanya. Hatiku yang mencelos ketika mendekati dirinya.

Tetapi, aku sadar aku tak bisa begini terus. Mungkin aku harus mengikuti saran Hermione pada Ginny. Menampilkan sosok 'aku' yang sebenarnya. Be yourself. Even if you are nobody.

Aku mungkin bukanlah seorang mahasiswi yang akan aktif di berbagai organisasi fakultas atau bahkan universitas. Aku juga bukanlah seorang mahasiswi yang eksis di kalangan senior dan junior (di masa mendatang). Aku bukanlah seorang mahasiswi yang juga aktivis.

Aku cuma mahasiswi biasa yang sedang belajar menjadi seorang dokter gigi. Aku cuma mahasiswi biasa yang masih harus belajar dan berusaha mendapat nilai A di setiap mata kuliah. Aku cuma mahasiswi biasa yang ingin memperoleh IP tinggi di setiap mata kuliah. Aku cuma mahasiswi biasa yang ingin menjalani hidup yang bebas, tapi bertanggung jawab.

Aku cuma mahasiswi biasa yang ingin membahagiakan kedua orangtuaku dan keluarga besarku. Aku cuma mahasiswi biasa yang ingin membuat bangga kedua orangtuaku. Aku cuma mahasiswi biasa yang sayang pada adikku, sahabat-sahabatku, saudara-saudaraku, teman-temanku.

This is Me.

Dan aku sedang berusaha menjadi 'aku' yang sesungguh-sungguhnya.

Bukan untuk diperhatikan olehnya.

I'll try to be me.

Mungkin aku memang bukan siapa-siapa untukmu. Aku tidak seperti Ginny yang adalah adik sahabat Harry. Aku bukan adik sahabatmu. Aku hanya adik angkatanmu. Aku hanya juniormu.

Intinya: I AM NOBODY.

BUT I TRY TO BE SOMEBODY.

HOW?

Menjadi diri sendiri.

Memberanikan diri. Membiasakan diri.

Begitukah?

Ya, kurasa begitu.

Seperti Ginny. Yang jadian dengan beberapa orang sebelum akhirnya Harry menciumnya dan kencan dengannya. Dan pada akhirnya mereka menikah.

Karena seperti Ginny, aku tak bisa benar-benar berhenti mengharapkannya. Tak akan pernah bisa.

Dan sekarang aku benar-benar menyadari bahwa situasiku persis dengan situasi Ginny.

Tetapi, mungkinkah kisahku nanti akan berakhir seperti kisah indah Ginny dan Harry?

Belum tentu.

Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Dan, siapa yang mengaturnya?

TUHAN.

R.A.
7 Oktober 2010
22.18
(sebelas hari lagi menjelang UTS :D)
Continue reading Ginny's Love Story

Senin, 04 Oktober 2010

, , , , ,

Rhapsody in Pelatnas (part XIV)

Salam, Pembaca!

Keadaan hati saya sedang galau. Bimbang sekali. Tapi apapun yang terjadi, ku kan selalu ada untukmu (?) ahahah bercanda saja saya. Maksud saya, saya akan tetap menulis untuk memenuhi hasrat saya (?) hehehe.

Happy reading! :))

>>
Simon terlihat salah tingkah melihat ekspresi Maria.

Greys mengangkat alisnya. "Hayoooo..." candanya.

"Hahahahah..." tawa Simon gugup. Dia menurunkan tangannya dari kepala Sonya.

Maria mulai merubah ekspresinya. "Woooo..." sedikit senyuman muncul.

Sonya tambah gugup lagi. "Eh..."

Greys tampak senang. "Mon, loe yang konsisten doong, Marsel ya Marsel aja, Sonya ya Sonya aja..."

Simon tertawa lagi. "Iya gue konsisten kok Greys... hahaha."

"Nah itu ngapain ngelus Sonya?"

"Cuma ngacak rambut Sonya aja..."

"Alasannya?"

"Gemes..."

Simon tertawa. Sonya menunduk, tak berani menatap Maria ataupun Greys ataupun Simon.

Greys manyun. "Itu tandanya loe masih belum konsisten, Mon!"

Maria tersenyum. "Udah deh Greys... hehehe jangan sindir-sindir Simon terus ah."

"Yaah lu gue belain malah lu belain Simon, gimana sih lu Sel..." sahut Greys cemberut.

"Emang apa salahnya sih ngacak rambut adek sendiri...?" tanya Simon bercanda.

Kali ini Sonya mendongak.

Adik. Cuma sebatas itukah perasaan Kakak terhadapku?

"Oooh, loe sembunyi di belakang kedok 'adik', yaaa," kata Greys. "Ntar tiba-tiba jadian, loe masih ngeles juga? Ckckckckck."

Maria tersenyum. "Sudahlah..."

Simon agak sedikit gugup mendengar Maria. Diliriknya gadis itu, yang kemudian memberinya pandangan menenangkan.

Sonya melihatnya, dan bingung sendiri mengartikan pandangan Maria pada Simon. Yang dapat ia tangkap, Simon kelihatannya mulai rileks.

* * *

"Oke, mau nonton apa?" tanya Kido sesampainya mereka di bioskop.

"Film horor terbaru," kata Shendy nyengir.

"Nggak mau," Sonya, Pia, Nitya dan Maria serentak menolak mentah-mentah.

Tina menggaet tangan Hendra.

"Kenapa, Dek?" tanya Hendra tersenyum pada kekasihnya. "Takut nonton film horor?"

"Ah, ntar kalo ada apa-apa kan kamu bisa peluk Hendra, Tin..." kata Febe iseng.

"Terus gue peluk siapa dong kalo ada apa-apa?" tanya Greys cemberut. "Frans kan gak ada..."

"Elo mah bisa jaga diri sendiri, ngapain peluk-peluk orang, gak ada juga yang mau dipeluk ama elo, hahahah..."

Sebelum Ahsan selesai bicara, Greys sudah meninju bahunya keras-keras.

"Sirik! Huh! Bilang aja lo kangen dipeluk gue!"

Sontak terdengar seruan usil dari kerumunan kecil itu.

"Cieeeeee..." kata Bona.

"CLBK," komentar Hayom. "Hahahahahaha."

"Heeei, gue telepon Frans nih yaaaa... hehehehe," ujar Alvent iseng, sambil mengutak-atik ponselnya.

"JANGAAAAAAAN," tolak Greys memelas.

"Ciiieeeeeeee," gumam Febe dan Shendy berbarengan. "Awas lho Greys, jangan-jangan..."

"Apaan sih, udah ah," kata Ahsan menyela. "Gue ama Greys cuma sahabat."

"Duluuuuu," tambah Nitya.

"Sekarang juga," tegas Greys.

"Iya," gumam Ahsan mengangguk, mempertegas.

"Waaah, tumben akuur, dulu sering berantem padahal, hahahaha," sindir Shendy.

"Heeei, sudahlah, kasihan mereka, jangan disudutkan gitu doong," cegah Maria sebelum mereka berbuat lebih jauh (?).

"Iya, lagian kan mereka sekarang udah bareng pasangannya masing-masing, jadi mending kita sekarang doain supaya mereka langgeng..." tambah Simon.

"Cieeeeeee..." terdengar sorakan ramai lagi.

"Sekarang kalian berdua nih yang kompak," komentar Hendra.

"Waaaah, nggak benar ini, jangan-jangan ada affair ya, ahahahaha," canda Yunus.

Sonya hanya terpaku di tempatnya.

Simon melirik Sonya. "Nggak kok. Udah ah. Mau nonton apa niih?" pandangannya terarah pada Sonya.

Sonya baru sadar dia dipandangi Simon yang menunggu jawabannya. "Hah? Saya? Terserah Kakak aja deh..." senyumnya.

"Jiaaaaah udah terserah-terserah aja nih, jangan-jangan..." sindir Shendy, tapi tak meneruskan kalimatnya.

"Shendy, jangan gosip deh..." kata Maria. Senyumnya menawan, tapi juga memperingatkan.

Age mengangkat alisnya. "Wheeeew! Ayo. Kita nonton film fiksi itu aja. Tentang mitos Yunani."

"Jangaaan, bikin ngantuuuk!" tolak Febe.

"Action?" usul Age lagi.

"Kekerasan," komentar Nitya, diiyakan Tina.

"Gimana kalau 'Masa-masa Kejayaan Abraham Lincoln'?" saran Shendy ngasal.

"Asal baca aja ya lo Shen," timpal Age datar.

"Gue berani taruhan seribu dolar Zimbabwe kalo kita semua bakal tidur kalo kita nonton film macam itu," kata Yunus.

"Lebai lo ah," komentar Bona.

"Zzzzzzz."

"Ya udah, itu ada film kartun, siapa yang mau..."

Bahkan sebelum Kido selesai bicara, semua orang sudah mulai protes.

"Anak kecil yang mau nonton film itu!" (--> sindiran tajam euy...)

"Mending gue pulang nonton film Korea di laptop gue..." (--> kira kira ini protesannya siapa yaa ahahaha :p)

"Masih ada yang lebih bagus, Bang..." (--> kalau bukan Pia, ya Bona...)

"Belajar dewasa dong!" (--> sadis!)

"GRRR." (--> siapa yang menggeram ini?)

Kido manyun. "Iya deeeh, mangap, mangap..."

"Mulut Uda yang mangap... zzzzz." (--> kayaknya ini Pia)

"Itu deeeh, ada film bagus, dokumenter bencana gitu..." usul Tina. (film macam apa ini? zzzz)

"Oke, semua setuju?" tanya Kido sebagai ketua geng. (:p)

Tidak ada yang protes, maka perdebatan tentang film pun berakhir, dan Kido membeli tiket untuk mereka semua.

* * *

"Sudah kuduga akan begini jadinya..." komentar Greys galau.

Mereka bertujuhbelas dibagi menjadi dua barisan. Sembilan di baris atas, delapan di bawahnya.

Urutan sembilan orang diatas adalah: Kido, Pia, Bona, Maria, Alvent, Nitya, Age, Shendy, dan Hayom. Di barisan bawah: Hendra, Tina, Simon, Sonya, Ahsan, Greys, Yunus, Febe.

"Kenapa dapet jackpot dua kali sih," gumam Sonya dalam hati. "Seneng sih, seneng... tapi nggak enak sama Kak Marsel..."

Sonya sudah akan meminta untuk pindah duduk ke kursi Maria. "Mbak Sel..."

"Iya, Dek?" tanya Maria yang tersenyum manis.

Tetapi Simon keburu mendengar percakapan itu dan menyuruh mereka diam. "Ssst, tuh filmnya udah mau mulai..."

Sonya pun kembali duduk (agak tidak nyaman) di kursinya. Berusaha menikmati film.

Tapi Sonya sama sekali tidak bisa tenang. Dia bisa mendengar desahan napas Simon di sebelahnya. Dia juga bisa merasakan tatapan tajam Maria dari bangku belakangnya.

Ini benar-benar tidak nyaman.

Tina malah merasa sebaliknya. Dia tenang sekali di sebelah Hendra. Meski begitu matanya tak bisa mengalihkan pandangannya ke Ahsan dan Greys yang duduk bersebelahan. Sesaat pikirannya teralihkan oleh pembicaraan mereka ketika berdebat tentang film tadi. Tentang Hayom yang berkata 'CLBK' pada Ahsan dan Greys. Benarkah mereka dulu sempat berpacaran, lalu putus? Atau, mereka saling suka, tetapi tak bisa mengutarakannya? Aah, Tina bingung.

Kemudian ditatapnya Hendra.

"Kenapa?" tanya Hendra tersenyum.

"Enggak," gumam Tina, membalas senyumannya.

Tina sedang belajar bersyukur.

Greys dilema. Ahsan di sebelahnya. Sudah lama Greys tak memandang Ahsan dari samping. Dulu itulah yang disukai Greys. Postur tampak samping Ahsan yang memesona.

Ahsan sadar dirinya dipandangi. "Kenapa lo?" tanyanya datar.

Greys mengangkat alis. "Kagak," gumamnya, agak sedikit malu. Ia teringat Frans.

Ahsan tampak salah tingkah, lalu menaikkan kacamatanya. "Gimana... lo sama Frans?"

"Gue?" Greys kaget ditanyai seperti itu. "Baik-baik aja kok. Lo gimana?"

"Hahah... lagi mesra-mesranya..."

"Iyalah, baru jadian, hahahaha."

"Nah, itu tau."

"Soalnya gue juga gitu," gumam Greys senang.

"Cieeeeee..."

Greys tersenyum. Betapa menyenangkannya masih bisa tertawa dengan orang yang dulu ditaksirnya, sahabatnya kemanapun ia pergi, dan sekarang, setelah mereka masing-masing punya pasangan, mereka masih bisa sedekat ini. Sebagai teman dekat.

Greys juga sedang belajar bersyukur. :))

* * *

to be continued...

Disclaimer: maaf kalau ada kata-kata yang kurang berkenan di hati para pembaca, ini sekali lagi, hanya khayalan saya, tidak ada hubungannya dengan cerita, tempat, waktu, dan orang yang bersangkutan. :)) Murni untuk kepentingan hiburan saja.

R.A.
5 September 2010
Continue reading Rhapsody in Pelatnas (part XIV)